12

236 31 11
                                    

Yechan sudah beberapa kali akan mengetuk pintu kamar Jaehan namun berkali-kali pula ia urung kan, Yechan masih tidak tau akan berkata apa tentang tadi malam dengan Jaehan, dalam kegelisahannya di depan pintu tiba-tiba saja ponselnya berbunyi.

Yechan hampir saja melepaskan ponsel tersebut saat melihat nama Jaehan tertera di layar, Yechan akhirnya memberani kan diri membuka pintu kamar Jaehan.

"Oo Yechan-ie?" Jaehan menoleh ke arah pintu.

"Nee, mian aku baru saja selesai menata makanan mu" ucap Yechan gugup.

Yechan sesekali menatap Jaehan yang sedang makan, sekarang sangat terasa hawa canggung dari mereka berdua. Yechan yang biasanya sedikit cerewet sekarang tidak bisa mengeluarkan kata-kata nya.

"Yechan-ie" ucap Jaehan memecahkan keheningan mereka.

"Aa. .wae wae??" Yechan bahkan tersedak makanannya mendengar suara Jaehan.

Jaehan terdiam karena tidak bisa berbuat apa-apa, ia menunggu Yechan selesai dengan batuknya.

"Jadi kapan aku akan ikut dengan mu bekerja?" Jaehan  sudah tidak mendengar suara batuk Yechan lagi.

"Ooo. .hari ini, setelah makan bersiap lah" jawab Yechan.

Yechan mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit bersama Jaehan, ia membawa pria itu ke dalam ruangan nya disana terdapat sebuah ruangan tempat beristirahat. Jaehan menunggu Yechan sambil mendengarkan musik, saat jam makan siang Yechan mengajaknya untuk makan di kantin rumah sakit.

Para pegawai rumah sakit sedikit memperhatikan kedua orang tersebut, bagaimana tidak seorang anak pemilik rumah sakit membawa seseorang dan mulai bersikap lebih baik dari pada yang di rumorkan.

"Jaehanie"

"Nee?"

"Mmm. .kejadian tadi malam, bisakah kau melupakan nya saja, aku benar-benar minta maaf, aku sangat mabuk"

"Oo. .nee" angguk Jaehan namun di hatinya timbul rasa kecewa terhadap perkataan Yechan, bagaimana mungkin ia melupakan hal yang pertama kali ia lakukan tersebut.

"Gomawo" senyum Yechan.

Selesai makan Jaehan meminta untuk di antarkan ke taman rumah sakit, ia ingin menunggu Yechan di sana namun yang sebenarnya ia ingin menenangkan perasaannya yang tidak karuan tersebut.

Jaehan berada di tempat itu hingga sore, Yechan yang selesai bekerja mencarinya di taman, pria itu masih duduk di tempat nya berada.

"Jaehan ah, ini aku" ucap Yechan memegang pundak Jaehan.

"Oo. .sudah selesai?"

"Nee, ayo kembali ke rumah" Yechan memberikan lengan nya untuk di gandeng Jaehan agar bisa berjalan.

Sampai nya di rumah Yechan yang akan kembali ke kamar nya setelah mengantar Jaehan masuk ke kamar di hentikan oleh pria tersebut.

"Yechan-ie"

"Wae?" Yechan kembali mendekati Jaehan.

"Sepertinya aku akan menunggu mu di rumah saja selama kau bekerja" ucapnya.

"Oo. .wae? Kau bosan berada di rumah sakit?" Yechan berjongkok memegang tangan Jaehan.

"Aniyo, hanya saja aku lebih nyaman berada di rumah" bohong nya, Jaehan hanya tidak ingin terus bersama Yechan karena ia tau jika perasaannya mulai tumbuh kepada Yechan.

"Tetapi. . .

Perkataan Yechan terhenti karena ponsel nya berdering, ia mengangkat panggilan dari seseorang yang ia panggil appa tersebut, hal mengejutkan sekaligus menyenangkan yang Yechan dengar membuatnya tersenyum lebar. Ia menutup panggilan tersebut lalu mendekati Jaehan kembali.

"Ya Jaehan ah" ucapnya

"Sudah ada donor mata untuk mu" timpalnya membuat Jaehan terdiam sebentar karena tidak percaya.

"Jinja?" Jaehan memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

"Nee, aku akan mengurus prosedur nya, dan kau akan segera di operasi" senyum Yechan.

Mendengar hal tersebut senyum terukir di pipi Jaehan ia sangat senang sekarang, melihat pria itu tersenyum senang Yechan memeluknya tanpa sadar.

Setelah mengikuti prosedurnya, Jaehan akhirnya di operasi hari ini, ia di temani hanya oleh Yechan tanpa ibunya seperti biasa ibu Jaehan sibuk bekerja dan sedang berada di luar negeri.

"Kau siap?" Yechan mengelus kepala Jaehan.

"Nee" angguk pria tersebut sebelum masuk ke dalam ruang operasi.

"Aku akan menunggu mu di luar" ucap Yechan.

"Nee, gomawo" senyum Jaehan.

Setelah Jaehan masuk ke ruang operasi, Yechan menunggu nya di luar ruangan dengan perasaan gelisah, ia khawatir jika operasi Jaehan gagal, Yechan sangat ingin membantu operasi tersebut namun appa nya belum memperbolehkan hal tersebut.

Yechan juga sedikit murung mengingat jika Jaehan sudah bisa melihat, tentu saja pria itu tidak memerlukan nya lagi, mereka akan kembali ke kehidupan masing-masing setelah ini.

"Mwoya? Bukankah jika dia bisa melihat lagi aku akan terbebas dari pekerjaan ini tanpa khawatir" gumam nya.

"Ya! Yechanie kau akan kembali mendapatkan semua milik mu karena berhasil melaksanakan tugas" bisik Yechan dengan dirinya sendiri.

Setelah menunggu akhirnya pintu ruang operasi tersebut sudah di buka oleh dokter, Jaehan masih terbaring dengan perban di kedua matanya saat di pindahkan menuju ruang rawat inap.

Yechan mengikuti Jaehan dan menemaninya di ruangan tersebut hingga efek bius pria itu mulai memudar.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang