10

233 24 7
                                    

Setelah menyelesaikan sarapan pagi ini, Yechan membicarakan tentang pembicaraan dengan ayahnya kemarin, ia di minta untuk memulai bekerja di rumah sakit kembali dan karena kontrak nya mengurus Jaehan hanya lima bulan sepertinya ia tidak akan melanjutkan kontrak tersebut dan kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan kepercayaan ayahnya menjadi seorang dokter.

Mendengarkan penjelasan tersebut Jaehan hanya terdiam, sudah beberapa pengasuh sebelum Yechan tidak ada yang bisa bertahan selama ini dengan nya, lalu Yechan akan pergi meninggalkan nya itu sedikit membuat perasaan kecewa di hati Jaehan. Kontrak lima bulan tersebut di buat karena mempertimbangkan jika saja Jaehan tidak merasa cocok dengan pengasuh nya, dan juga Yechan yang hanya ingin mendapatkan mobilnya kembali waktu itu.

"Lalu kau akan berhenti hari ini?" tanya Jaehan saat mereka duduk di tepi kolam berenang sambil merendam kaki masing-masing.

"Dalam beberapa hari karena kontrak ku masih ada, dan juga kau harus mendapatkan pengganti dulu" jawabnya.

"Yechanie bisa antar aku ke kamar ku, aku sedikit lelah"

"Oo. .kau sakit? Kepala mu pusing??" Yechan memegang wajah Jaehan.

"Ani, aku hanya ingin istirahat" Jaehan melepaskan wajah nya dari tangan Yechan.

Setelah di tinggal di kamarnya, Jaehan tidak benar-benar tidur ia hanya merasa tidak ingin mencari pengasuh baru, tetapi tidak bisa menahan Yechan untuk bersamanya.

Setelah dua hari ibu Jaehan datang karena Yechan akan berhenti hari ini, ibu Jaehan sangat menyayangkan berhenti nya Yechan karena ia satu-satunya pengasuh yang sudah bertahan dengan Jaehan. Ibu Jaehan sempat menahan Yechan namun di tolak oleh nya karena tidak mungkin ia hanya akan menjadi pengasuh, ia ingin semua miliknya kembali lagi dan bekerja menjadi dokter seperti keinginan kedua orang tua nya.

Yechan berpamitan hari itu namun hanya ibu Jaehan mengantarnya ke mobil karena Jaehan bilang ia ingin istirahat di kamar, langkah Yechan sedikit berat meninggalkan rumah tersebut ada sesuatu yang sepertinya mengganggu hatinya namun ia sedikit lega karena tidak terikat lagi menjaga Jaehan dan bisa melakukan apa saja yang ia inginkan tanpa memikirkan bagaimana keadaan Jaehan di rumah.

Satu bulan berlalu namun Jaehan belum memiliki pengasuh kembali, beberapa dari mereka yang datang tidak ada satu pun yang mampu menghadapi sikap dingin Jaehan, sekarang bibi yang menjaganya di rumah tersebut.

Di tempat lain tepatnya di rumah sakit, Yechan mulai menyesuaikan diri, mula nya ia menjadi asisten dokter dan sekarang sudah bisa menangani pasien sendiri, namun kebiasaan malamnya masih saja terus berlanjut, sesekali Jaehan melewati pikirannya namun pekerjaan berhasil menyibukkan nya.

Namun hari ini adalah jadwal check up Jaehan untuk pertama kali nya setelah Yechan berhenti bekerja dengannya. Jaehan datang ke rumah sakit tersebut bersama bibi, mereka duduk di ruang tunggu sebelum masuk ke dalam ruangan dokter.

Yechan yang baru saja dari luar tidak sengaja melihat Jaehan tengah duduk bersama bibinya, entah mengapa senyum terukir di wajah Yechan melihat pria tersebut, seperti sesuatu yang selama ini ia ingin kan dapat ia temui sekarang.

"Anyeong" senyum Yechan mendekati Jaehan.

"Oo. .Yechanie" Jaehan mencoba mencari sumber suara.

"Kau mengenali ku" Yechan berjongkok dan memegang tangan Jaehan.

"Nee" angguk Jaehan.

"Kau datang untuk check up?" Tanya Yechan yang di balas anggukkan lagi oleh Jaehan.

Saat Jaehan di periksa, Yechan sempat mengobrol dengan bibi Jaehan, ia mengetahui jika setelah ia berhenti pria itu tidak pernah mendapatkan pengasuh nya, berat badan nya juga berkurang lagi sekarang.

Setelah mengantar Jaehan masuk kedalam mobil, Yechan kembali ke dalam ruangannya, perkataan bibi yang memintanya kembali memasuki pikirannya. Melihat Jaehan seperti tadi membuat sesuatu di hatinya ingin membantu Jaehan lagi, namun bagaimana pekerjaan nya jika ia kembali mengasuh Jaehan.

Tiba-tiba sesuatu melintas di kepala Yechan, ia berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit yang tak lain itu ayahnya sendiri. Ia membicarakan sesuatu hingga keluar dari tempat itu senyum Yechan kembali terukir di pipinya.

Sampainya di rumah, Jaehan kembali mengurung diri di kamarnya, ia bahkan tidak menyentuh makanan nya sedikitpun, entah mengapa pergi nya Yechan memengaruhi hidupnya kembali.

Tuan Shin memeriksa sebuah dokumen seorang pasien yang di bicarakan oleh Yechan kemarin, ia bertanya-tanya siapa yang sudah membuat anak nya mulai berubah dan memikirkan tentang orang lain, jika sudah seperti ini tentu saja Tuan Shin tidak akan melepaskan orang itu untuk merubah anaknya.

Yechan di panggil ke ruangan tuan shin pagi ini, permintaan nya yang beberapa hari lalu di setujui oleh orang yang ia panggil appa tersebut, senyum tak menghilang dari wajah Yechan sejak tadi ia bahkan memeluk ayahnya yang sudah lama tak ia peluk saking senangnya.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang