43

164 20 3
                                    

Hari-hari berlalu setelah pergerakan jari Jaehan namun setelah itu tidak ada tanda-tanda ia akan sadar, Yechan memohon setiap harinya ia bahkan mendatangi gereja yang entah kapan ia pernah menginjakkan kaki disana.

Yechan tak pernah berhenti berharap setiap hari nya jika Jaehan akan bangun. Malam ini ia meneguk beberapa botol minuman sebelum datang menemui Jaehan, dalam keadaan mabuk Yechan masuk keruangan Jaehan dengan sedikit sempoyongan.

Tangis nya kembali pecah saat duduk di samping Jaehan, ia menangis sambil terus memohon dengan menggengam tangan pria itu.

"Ya! Ingus mu mengenai tanganku"

Suara itu membuat Yechan mengadahkan kepalanya, suara yang ia tunggu-tunggu selama ini akhirnya terdengar, bahkan mabuk nya seketika menghilang.

"Jaehan ah" Yechan berdiri melihat Jaehan sudah membuka mata.

"Kau berisik sekali" ucap Jaehan meskipun sedikit kesusahan karena oksigen.

Setelah di periksa oksigen Jaehan sudah boleh di lepas karena ia tidak merasakan sesak di pernapasan nya, Yechan tak memalingkan pandangan nya dari Jaehan.

"Ya! Jangan menatapku seperti itu" protes Jaehan yang sudah bisa duduk meskipun bersandar.

"Aku takut ini mimpi"

"Mianhe, membuatmu khawatir" Jaehan memegang pipi Yechan, namun pria itu memegang tangannya segera.

"Ya. . .

Yechan meneteskan airmata sebelum menyelesaikan ucapannya, Jaehan tersenyum menyeka airmata Yechan tersebut.

"Jangan menangis, kau terlihat jelek"

Yechan memeluk tubuh yang terlihat masih lemah tersebut. Ia sangat merindukan pria ini setelah sekian lama tidak bisa berbicara dengannya.

Jaehan tertidur karena obat yang di resepkan dokter, Yechan tak memalingkan pandangan nya sedikitpun melihat wajah Jaehan, sesekali mengelus rambut hingga bibir bawah Jaehan yang sangat ia sukai tersebut.

Pagi ini Jaehan bangun lebih awal, saat membuka mata ia mendengar dengkuran kecil di sampingnya, Yechan yang tertidur semalaman di kasur Jaehan masih berteman dengan mimpinya sekarang.

Jaehan mencoba untuk duduk perlahan karena perutnya masih terasa perih. Tetapi ketika mencoba untuk tidak membuat pria itu bangun yang terjadi malah membuat Yechan terkejut.

"Akhh" tak sengaja teriakan Jaehan keluar.

Yechan tak sengaja meletakkan tangan nya di perut Jaehan karena ia terbiasa memeluk sesuatu saat tidur, namun itu terasa menyakitkan ketika mengenai luka Jaehan.

"Mwo? gwenchana, kau kenapa" Yechan langsung beranjak dari kasur tersebut.

"Akh, sakit tangan mu mengenai lukaku" Jaehan memegang luka nya dengan meringis.

"Oo, mianhe aku akan panggilkan dokter" Yechan menekan tombol khusus yang sampai ke ruangan dokter.

Tidak ada yang perlu di khawatirkan namun luka Jaehan masih basah dan memang akan terasa perih saat terkena sesuatu, namun dokter sudah memberikan obat pereda nyeri dan obat untuk mempercepat penyembuhan luka.

Jaehan di perbolehkan pulang setelah beberapa hari di rawat karena kondisinya mulai membaik, Yechan membantu pria itu bersiap untuk pulang, ia juga mengangkat Jaehan dari kursi roda untuk memasuki mobil.

"Kenapa ke arah sini, aku ingin pulang ke rumah ku" protes Jaehan melihat Yechan membawa nya ke arah berlawanan.

"Aku takkan meninggalkan mu sendirian, jangan berharap bisa kabur dari ku kali ini" senyum Yechan membuat Jaehan cemberut.

"Kajja, kau mau turun sendiri atau aku angkat" ucap Yechan membuka pintu mobil saat sampai di rumahnya.

"Aku bisa sendiri" gerutunya.

Yechan hanya tersenyum melihat Jaehan yang sudah mendahului nya masuk ke dalam rumah tersebut. Sekarang sudah pasti ia tidak akan membiarkan pria bergingsul itu pergi lagi.

Jaehan memilih untuk menjatuhkan diri nya di sofa meskipun Yechan sudah menyuruhnya untuk beristirahat di kamar.

"Aku tidak mengantuk" protes nya saat Yechan memaksa untuk tidur.

"Kau masih harus banyak istirahat" Yechan memilih duduk di dekat Jaehan.

"Baiklah" Jaehan akhirnya mengalah.

Jaehan harus mengganti perban di perutnya terlebih dahulu sebelum tidur, namun ia terlihat kesulitan mengoles obat tersebut saat Yechan masuk ke dalam kamar.

"Aku akan membantu mu" ucap Yechan.

"Gwenchana aku bisa sendiri" tolaknya tetapi beberapa kali menjatuhkan obat tersebut ke lantai.

"Kemarilah, aku akan melakukannya untuk mu" Yechan menarik tangan Jaehan dan menyuruhnya duduk di tepi kasur.

Jaehan mengikuti perintah Yechan untuk duduk, sementara pria itu mengambil obat Jaehan lalu kembali mendekatinya.

"Buka baju mu" ucap Yechan.

Mulanya Jaehan ragu karena setelah sekian lama tidak memperlihatkan tubuhnya apalagi setelah perpisahan yang mereka lewati itu, ia membuka baju nya perlahan dengan di tatap oleh Yechan.

Yechan mengoleskan obat dengan hati-hati agar tidak menyakiti pria itu, Jaehan hanya menatap wajah yang terlihat sangat fokus tersebut, jantung nya masih saja berdebar melihat Yechan.

"Gwenchana? Apa sakit?" Yechan mengadahkan kepalanya karena Jaehan hanya diam.

"Oo. .ani" gelengnya.

Yechan menempelkan perban baru di luka tersebut, lalu mata nya beralih menatap Jaehan sambil berlutut, ia tersenyum lalu menggengam tangan Jaehan.

"Mianhe untuk semua yang terjadi kepada mu karena ulah ku" ucap Yechan.

"Jangan meminta maaf" tatap Jaehan.

Melihat tatapan tersebut, Yechan mengelus pipi Jaehan hingga bibir bawah pria itu lalu mendekatkan wajah dan mencium bibir Jaehan dengan lembut tanpa perlawanan dari Jaehan.

Yechan melepaskan bibirnya sebentar lalu kembali melumat bibir Jaehan dengan lembut, ciuman yang terbilang cukup lama tersebut berakhir karena Yechan tidak ingin kehilangan kendali.

"Sepertinya cukup kali ini, istirahat lah" ucapnya.

"Oo. .

Jaehan sedikit kebingungan karena biasanya pria ini tidak bisa di hentikan, namun kali ini ia tiba-tiba berhenti dengan sendirinya.

"Wae? Kau ingin lebih dari ini" bisik Yechan menggoda Jaehan.

"Yaa" Jaehan mendorong Yechan.

"Wae? Aku hanya akan menahan diri sampai luka ini sembuh, setelah itu bersiap lah" Yechan mengedipkan sebelah matanya.

Jaehan melempar pria itu dengan bantal setelah berhasih membuat wajah nya memerah, namun Yechan hanya tertawa meninggalkan nya untuk mengganti baju.

Next=>

Meet Me in The AfterGlowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang