06

5.6K 467 52
                                    

Pagi yang hampir menjelang siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Pagi yang hampir menjelang siang. Sinar Matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamar pasangan yang baru saja resmi menjadi suami istri kemarin pun tidak dapat mengganggu tidur nyenyak dari kedua nya.

Rasa lelah yang menyelimuti mereka membuat keduanya merasa enggan hanya untuk sekedar membuka mata. Selimut yang masih menutupi setengah tubuh mereka, dengan sebelah tangan Mark yang di gunakan menjadi bantalan istrinya; juga sebelah tangannya lagi yang di gunakan untuk merangkul pinggang ramping Haechan.

Haechan menggeliat pelan, ingin menggerakkam tubuhnya. Namun, sesuatu yang melingkar di pinggangnya membuat pergerakkan gadis itu sedikit berat.

Perlahan Haechan mulai membuka matanya, samar-samar gadis itu melihat sesuatu tepat di depan wajahnya. Hampir saja dirinya berteriak kencang dan memukuli orang yang saat ini tertidur pulas di hadapannya, dengan wajah mereka yang hanya berjarak beberapa centi. Bahkan ketika Haechan menggerakan kepalanya, hidung mereka akan saling bergesekkan.

Beruntung, Haechan ingat jika dirinya baru saja
menikah kemarin. Jadi, gadis itu mengurungkan niat nya untuk berteriak dan memukuli Pria yang dengan lancangnya memeluk tubuhnya saat ini.

Haechan menatap lekat wajah Pria yang saat ini menyandang status sebagai suaminya itu, di umurnya yang sudah menginjak tiga puluh tahun; Mark masih memiliki wajah yang begitu tampan, alis camarnya, bulu mata lentik, hidung mancung, bibir tipis, juga rahang nya terlihat begitu tegas.

Membuat gadis itu ingin sekali mengecup rahang tegas milik Pria itu.

Tangan Haechan bergerak, perlahan gadis itu mendekatkan jari telunjuknya untuk menyentuh alis camar milik Mark lalu mengusapnya dengan begitu perlahan. Setelahnya, jari itu merambat pada hidung mancung milik suaminya, hingga akhirnya tangan Haechan menyentuh rahang tegas milik Mark.

Sadar tidak sadar, sebuah senyuman kecil tercetak jelas di bibirnya.

"Setelah ini aku harus memanggilnya apa? Mark? Sedikit tidak sopan karena usia ku dan dia terpaut lumayan jauh, Mas? Aishh, menggelikan sekali. Atau mungkin Om? bukankan itu sedikit cocok untuk nya? " Batin Haechan menerka-nerka dengan tangannya yang masih setia mengusap rahang tegas milik suaminya.

"Atau mungkin.... Daddy? "

"Yes baby? "

Haechan tersentak mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya. Gadis itu juga langsung menutup bibirnya dengan kedua tangan, karena dengan tidak sengaja Haechan menyebut kata 'Daddy' dengan begitu jelas nya.

Namun beberapa saat kemudian alis Haechan menukik tajam, bukankah Pria itu sedang tertidur? Lalu bagaimana bisa dia mendengar suaranya?

"Kau sudah bangunkan?! Cepat lepaskan aku Pak Tua! " Sentak Haechan sembari mendorong tubuh Mark. Bukannya melepaskan, Pria itu malah mengeratkan rangkulannya pada tubuh Haechan, membuat tubuh keduanya semakin menempel saat ini.

Get Married • MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang