Oline dilarikan ke ruang UGD, erine sejak tadi terduduk lemas di depan ruang UGD sembari menangis. Semua ucapan dan kata penenang teman-temannya benar-benar tidak ia pedulikan. Yang ia mau hanyalah oline kembali siuman.
"Dek, oline di mana?" Ucap greeselo datang dengan cynthia dan oline juga indah. Erine menatap greeselo dengan raut wajah sedih, "o-oline masih didalam pah, ayah oniel maafin erine.. gara-gara erine oline jadi kaya gini" ucap erine menangis sesenggukan.
"Huss udah nak, itu bukan sepenuhnya salah kamu. Udah ya gapapa, sekarang kita doain yang terbaik buat oline yaa?" Ucap oniel menenangkan erine, ia mengelus kepala erine.
"Iya dek, adek ga boleh nyalahin diri adek terus, adek kan juga korban disini. Hari sial ngga ada di kalender dek, udah gapapa yaa?" Ucap cynthia memeluk erine, ia mendekap erat tubuh anaknya, mengecup kepala erine guna memberikan ketenangan.
Cklek
Dokter yang memeriksa oline keluar dari ruang UGD
"Gimana dok?" Tanya indah dengan cemas.
Dokter tersebut menghela nafasnya, "kondisi pasien kritis. Banyak sekali luka lebam dan luka terbuka di sekujur tubuh pasien, membuat pasien mengeluarkan tenaga dan darah yang cukup berlebihan" Pernyataan tersebut mampu membuat erine melepas pelukannya dari cynthia, ia terkulai lemas lalu kembali menangis sejadi-jadinya.
"Erine husttt udah tenang dulu erinee" ujar aralie mengelus punggung erine.
"Gimana aku mau tenang lie.. dia kritis lie kritis, kalau aja dia ga maksain buat nyariin aku lie dia gaakan jadi kaya gini" ucap erine frustasi.
"Kamu gabisa terus-menerus nyalahin diri kamu erine. Udah stop lakuin itu, oline pasti bakal marah kalau tau kamu nyalahin diri kamu sendiri sampe kaya gini. Kecewa boleh, tapi jangan terlalu larut rine" ucap fritzy menasehati.
"Bener apa yang dibilang fritzy dek, udah ya tenang dulu" ucap cynthia kembali memeluk erine, mengelus punggungnya dengan sayang.
"Dok, apa kita boleh masuk untuk menjenguk?" Tanya oniel
"Boleh. tapi mohon jangan terlalu ramai didalam ya, pasien masih butuh istirahat" ucap dokter tersebut yang diangguki oleh semua orang.
Erine berlari masuk kedalam ruangan oline, ia duduk di kursi dekat bangsal oline yang belum siuman, memegang tangan dingin oline.
"Oline, sayang maaff, maafin aku ya" ucap erine menciumi tangan dingin oline.
"Adek, sudah dek jangan kaya gini" tegur greeselo. Erine mengangguk patuh, ia berhenti menyalahkan dirinya sendiri, namun isakannya masih belum juga reda.
...
"Om, tante, kami pamit pulang dulu ya. Nanti mau sekolah takutnya telat. Mari tante, om" ucap Fritzy mewakili teman-temannya.
"Oh iya iya, silahkan. Hati hati yaa, terimakasih sudah mau bantu oline dan erine ya anak-anak baik" ucap oniel.
"Aku juga pulang duluan niel, nanti mau ada rapat" ucap greeselo yang diangguki oleh oniel.
"Adek gamau pulang?" Tanya Cynthia kepada erine yang masih setia memeluk tangan oline.
Erine menggeleng pelan. Pandangannya tak lepas dari oline "adek mau disini aja ma, mau jagain oline" ucap erine.
"Yasudah, mama sama papa pulang ya? Kamu jangan nakal. Niel titip anakku ya" ucap greeselo, kemudian pergi keluar dari ruangan oline.
"sayang, cepet bangun ya.." lirih erine
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Erine! (orine)✅
Fanfictionsebuah keberuntungan aku bisa bertemu dengannya, wanita paling cantik dengan nayanika paling apik.