Oline memetik senar gitar akustiknya, alunan gitar tersebut pun mulai memenuhi ruangan yang ia dan erine tempati. Erine tersenyum simpul, ia bersenandung sembari menggoyangkan badannya, mengikuti irama yang oline buat. Tanpa sadar, mereka mulai menyanyikan lagu Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi? Milik Hivi.
Siapkah kau tuk jatuh cinta, lagi?
Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa
Ada yang berbeda di antara kita
Dan tak mungkin ku
Melewatkanmu hanya karna
Diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku, inginkan kau ada di hidupku~Keduanya menatap satu sama lain, saling melempar senyuman terbaik mereka lalu melanjutkan penggalan lirik lagu tersebut.
bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buang sia-sia
bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buang sia-sia
bila kau jatuh cinta, katakanlah, jangan buang sia-sia
siapkah kau tuk jatuh cinta, lagi?"erine aku gatau lagi ini udah keberapa kalinya aku bilang ini ke kamu, tapi aku harap kamu ngga bosen dengerin ini. I love you forever and always, Catherina Vallencia" ucap oline menangkup pipi erine dengan tangan kirinya, mengelusnya dengan sayang.
Erine tersenyum, menunjukkan deretan gigi rapihnya lalu memegang tangan erine yang sedang menangkup pipinya. " I love you more manuel. My love for u is bigger than the universe. I love you to the moon, saturn, mars, jupiter, mercury and the andromed galaxy." balasnya.
Oline tertawa kecil, melepas tangkupan tangannya di pipi erine lalu mengacak-acak rambut erine dengan gemas, "bisa aja mba nya, belajar dari siapa coba gombalan kaya gitu?" Tanya oline
Erine mencubit lengan oline "ya siapa lagi kalau bukan kamu!" Jawabnya.
Oline terkekeh, lalu menarik erine kedalam dekapannya "maapp yaaa udah bikin kamu kesel ke sembilan enam tujuh dua delapan lima empat satu kalinya" erine berdehem sebagai jawaban, ia membenarkan posisinya mencari kenyamanan dalam dekapan sang kekasih..
Oline, erine dan kedua orang tua mereka kini sedang di perjalanan menuju rumah oma oline, berniat untuk meminta restu pada pernikahan oline dan erine.
Oline menekuk wajahnya sejak tadi, ia sangat benci kepada omanya mengingat perlakuan omanya yang tak pernah sekalipun terlihat menyayangi atau bahkan mengakuinya.
"yah, kenapasih harus sekarang minta restunya? Aku sama erine kan nikah masih lama, kita itu masih kelas 11 SMA lho" tanya oline kepada ayah oniel. Oniel menatap oline dari kaca kemudi, lalu tersenyum simpul. "Ya nggak papa, lebih cepat lebih baik. Kan nanti kalau udah dapat restu kalian enak tinggal nikah, sat-set sat-set wedeh ayah udah jadi a chee a chee ahahay" jawab oniel tertawa renyah. Indah disampingnya, yang mendengar itu langsung menepuk bahu oniel. "Garing niel"
"AHAHAHHAHA DIKATAIN GARING, DASAR GARING LU NIEL" sahut greeselo dari kursi penumpang. "Diem lu sopyan" ucap oniel menunjukkan kepalan tangannya kepada greeselo. "yeuu si anying, istri ente tuh mati krinj tiap hari dengerin joks bapak-bapak ente" cerocos greeselo tak mau kalah.
Cynthia mengurut dahinya, lalu membekap mulut greeselo ketika ia melihat greeselo akan mengeluarkan suara. "Udah gausah bacot deh kamu, kaya yang humornya bagus aja" ucapnya.
"tau tuh papa, ayam rumah lagi bertelur aja diketawain. Jadi cacat semua tuh telurnya dirumah" ujar erine menimbrung dari belakang sambil memeluk lengan oline.
Greeselo melepas bekapan cynthia, lalu mengatur nafasnya "lagian jadi ayam aneh banget masa tiba-tiba bertelur pas lagi eek" celetuknya.
"SOFYAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Erine! (orine)✅
Fanfictionsebuah keberuntungan aku bisa bertemu dengannya, wanita paling cantik dengan nayanika paling apik.