bab 26

3.9K 387 32
                                    

"padahal kamu bisa tanya ke aku langsung, rin." Gumam oline menahan sesak didadanya. Ia makin menempelkan telinganya ke pintu kelas XI-2 yang ditutup itu, guna menguping pembicaraan erine dan damian.

"Hahaha, santai dong. Anyway lo tau kan semua yang ada di dunia ini ga pernah gratis? So, if you want to know where she is, have sex sama gue." ucap damian tersenyum miring. Erine tentu saja melotot mendengarnya, dengan cepat ia berdiri lalu menampar pipi damian "gausah gila lo, anjing!" umpatnya.

Damian memegangi pipinya, ia terlihat tidak menyangka erine bisa dengan berani menampar pipinya. Ia menatap erine dengan sorot mata tajam namun tetap mempertahankan senyumannya. "Wah, berani banget lo ya? Keren-keren" damian berjalan mendekati erine, lalu memegang kuat kedua pipi erine dengan satu tangannya.

"Dengerin ini, jalang. Lo sama pacar lesbian lo itu, gaakan pernah bisa bersama selamanya. Dan lo tau? Nasib lo ga bakal lebih baik dari si kirana itu. Jadi, daripada LO buang-buang waktu sama orang yang gabakal bisa bersatu sama lo, mending lo sama gue. For your information, gue lebih enak dan jago daripada oline sialan lo itu" ujar damian dengan lantang. Erine yang mendengar itu memberontak, kedua matanya merah. Ia sangat tidak suka mendengar oline direndahkan oleh orang yang derajatnya lebih rendah darinya.

"Gue gaakan takut sama lo, damian. Lo itu cuma boti sangean yang kebetulan hoki bisa menang pemilihan ketua osis!" Pekik erine. Damian menggeram, ia makin mengeratkan genggamannya. Sementara, tangan kirinya sibuk berusaha merobek seragam yang dipakai erine.

"Sekarang, gaada yang bakal bisa nolongin lo, Catherina. Teriak semau lo, berontak sebisa lo, karena usaha lo gaakan berhasil. Sekarang cuma ada kita berdua disini, jadi nikmati semua momen berharga yang gue buat khusus buat lo ya, sayang?" Damian berhasil merobek seragam sekolah milik erine, membuat tanktop hitamnya terpampang jelas. Melihat itu, damian tersenyum tipis. Ia mendekatkan wajahnya ke arah erine, mencoba mencium wanita yang sekarang tengah memukuli dadanya.

BRAKK!

pintu didobrak secara paksa oleh oline, sorot matanya tajam bak singa yang hendak memangsa sasarannya. ia menatap damian, lalu berbalik menatap erine yang kini sedang menangis. Oline dengan cepat menarik damian agar menjauh dari erine, lalu mulai memukul dan menendang pria tersebut.

"Argh, bajingan banget lo! Pantesan Kirana pergi ninggalin lo!!" Ucap damian sembari mencoba melindungi dirinya, oline yang sudah diambang amarah, dan mendengar ucapan damian pun mulai memukuli damian secara agresif.

"KALAU BUKAN GARA-GARA LO, KIRANA MASIH BAKAL HIDUP SAMPE SEKARANG BANGSAT! LO PENYEBABNYA! LO BIANG KEROKNYA, KONTOL!" Pekik oline. Ia memukul dan menendangi damian tanpa ampun, hingga erine harus menghentikannya walau sedikit kewalahan.

"Oline udah, udah oline cukup" ucap erine memegangi lengannya oline dengan tangis yang belum berhenti. Oline meredakan amarahnya, menarik nafas dalam-dalam lalu menatap erine. Oline memberikan jaketnya kepada erine, lalu menaikkan resletingnya. Lalu ia menarik erine ke parkiran.

Sesampainya di parkiran, oline memeluk badan mungil erine sambil mengelus rambut erine. "Oline maaf, maaf aku terlalu kepo sama hubungan kamu sama kirana sampai bikin kamu marah kaya gini, maaf oline, aku udah keterlaluan" ucap erine terisak. Oline hanya menggelengkan kepalanya, mengecupi kening erine sampai sang kekasih meredakan tangisnya.

"Udah, ngga papa. Tapi aku mohon, ya? Kalau memang kamu udah tau, dan mau tau lebih lanjut, kamu jangan segan nanya ke aku okay? Aku ngga masalah sama sekali sayang, karena aku tau. Aku tau kalau cintaku habis di kamu erine, aku tau kamu lebih lebih lebih berharga dari masa lalu aku. Karena mau gimanapun, dia tetap cuma masalalu." Ucap oline menangkup kedua pipi erine. Erine tersenyum tipis, ia memeluk oline dengan erat membuat oline terkekeh.

Hello, Erine! (orine)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang