Bab 19

2.2K 209 24
                                        


Sejak pertengkaran terakhirnya dengan sang putra kehidupan yang Salma lalui benar-benar tidak nyaman. Hari-hari yang ia lewati terasa suram terlebih saat ini Ali secara nyata memberi jarak dengannya.

Salma hanya ingin yang terbaik untuk putranya apakah ia salah?

Salma sungguh tidak habis pikir dengan jalan pikiran putranya, bagaimana mungkin putranya itu lebih memilih wanita lain disaat ada seorang perempuan yang jelas-jelas memiliki karir juga asal usul bukan dari keluarga sembarangan.

Prita sungguh menantu idaman yang selama ini Salma idamkan. Selain berpendidikan, Prita juga sudah mengenal Ali sejak muda sehingga Salma yakin jika mereka akan bahagia setelah menikah.

"Tante makan dulu, ini aku bawain makanan kesukaan Tante." Suara Prita menyadarkan Salma dari lamunannya. Sejak beberapa hari terakhir Prita memang rutin mengunjungi dirinya bahkan sejak tadi malam gadis inilah yang menemani dirinya disini.

Senyuman hangat Salma tersumir menatap calon menantunya dengan tatapan penuh kasih sayang. "Kamu benar-benar anak baik Sayang. Tante janji kamu dan Ali akan segera menikah. Apapun caranya akan Tante lakukan untuk kalian." Kata Salma sambil mengusap lembut kepala Prita.

Prita tampak tersenyum malu-malu, tujuannya menemani Salma dan berusaha selalu ada disisi wanita ini hanyalah demi mendapati empati dari wanita yang melahirkan Ali ini. Jika Salma sudah begitu menyukainya jelas Ali tidak akan bisa berkelit lagi. Ali bukanlah tipikal anak yang bisa melawan orang tuanya sendiri, lihat saja selama ini Ali begitu patuh pada keputusan Ibunya.

Sekarang pria itu hanya sedang tersesat akibat pengaruh buruk wanita yang dianggap sebagai calon istrinya Ali itu. Prita yakin cepat atau lambat Ali akan kembali patuh dan tunduk seperti dulu pada ibunya.

"Terimakasih Tante. Aku janji setelah menikah aku akan menjaga dan merawat Ali dengan sepenuh hatiku." Ucapnya dengan senyuman malu-malu.

"Tentu Tante percaya Nak. Kamu memang yang terbaik untuk putra Tante." Sahut Salma dengan senyuman hangatnya.

"Sekarang Tante makan dulu, aku yakin nanti malam Ali akan pulang."

Salma mengangukkan kepalanya. "Putra Tante bukanlah anak yang pembangkang namun sekarang Tante paham, pengaruh wanita miskin itu pasti sangat buruk sehingga membuat Ali lupa pada ibunya sendiri." Ujar Salma dengan helaan nafas panjangnya. Ia sangat membenci wanita miskin yang merayu putranya itu.

"Benar Tante. Bahkan wanita itu dengan begitu berani menyakitiku padahal saat itu aku hanya bertanya tentang keberadaannya diruangan Ali." Prita mulai menceritakan kembali perihal yang ia alami waktu itu membuat Salma semakin geram dan membenci wanita yang dipilih oleh putranya.

"Sampai kapanpun Tante tidak akan memberikan restu Tante untuk wanita itu!" Ucap Salma dengan tatapan berapi-api sementara Prita diam-diam terlibat mengulum senyumannya.

Sudah ia katakan bukan jika tidak ada satu wanita pun yang boleh memiliki Ali selain dirinya!

"Eum bagaimana kalau setelah ini kita shopping Tante?" Tawar Prita yang langsung disetujui oleh Salma. "Tante setuju, sudah lama juga Tante tidak menghabiskan uang simpanan yang Ali berikan untuk Tante." Jawab Salma yang membuat senyuman Prita semakin mengembang lebar.

Ia benar-benar menyukai mertua seperti Salma selain baik Salma juga sangat royal padanya. Tinggal satu langkah lagi ia benar-benar akan menjadi menantu kesayangan Salma, tugasnya hanyalah menyingkirkan wanita sialan itu lalu merebut Ali kembali.

Cukup gampang untuk seorang Prita menyingkirkan wanita jalang seperti calon istri Ali itu!

***  

Ali terbangun hampir pukul 6 sore. Dirinya sempat terlihat linglung saat menyadari tempat yang ia tempati sangatlah asing namun perlahan pikirannya kembali stabil dan ia baru sadar jika kamar yang ia tempati adalah kamar istirahat milik calon istrinya.

Please, Marry Me Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang