Prilly dan Intan memasuki ruangan khusus yang disediakan rumah sakit untuk Burhan sesuai dengan permintaan Intan. Wanita itu merasa jika suaminya tidak akan bisa tenang jika masih menempati ICU karena ia yakin kejadian seperti ini pasti akan kembali terulang.Jadi untuk mengantisipasi kejadian seperti ini, Intan meminta pihak rumah sakit untuk menyiapkan ruangan ini khusus untuk suaminya. Kondisi Burhan semakin membaik setidaknya kabar itu cukup membuat Prilly bahagia.
Intan mengajak putrinya untuk duduk sejenak di balkon yang ada diruangan itu. Keduanya sama-sama terdiam terlebih Intan yang sadar jika saat ini putrinya memang sedang tidak baik-baik saja.
"Ibu mertua kamu benar-benar mengerikan, sekarang Mama jadi prihatin sama hidup kamu. Dulu kamu cuma punya satu Mama yang galak tetapi sekarang Mama galak kamu bertambah satu lagi." Intan sengaja berkata seperti itu untuk menarik perhatian putrinya. "Banyak sabar ya kamu Nak." Candanya sambil mengusap pundak Prilly dengan pelan.
Prilly hanya berdecih menatap Ibunya sinis yang justru membuat Intan lega. Putrinya memang sangat cepat dan pandai mengatasi suasana hatinya.
"Sebenarnya apa yang membuat Ibunya Mas Ali benci sama aku Ma?"
"Ngerasa kalah cantik kadang mertua kamu itu!"
"Mama! Aku serius Ma!"
Intan kembali tertawa setelah menjawab asal pertanyaan putrinya. "Mama enggak tahu tapi kayaknya Dokter perempuan itu turut andil dalam hal itu."
Prilly mengangukkan kepalanya menyetujui apa yang Ibunya katakan. "Tapi kamu harus sabar anggap aja ini ujian pertama dalam rumah tangga kamu." Lanjut Intan yang kembali membuat Prilly menghela nafasnya.
"Tapi rasanya nggak enak banget disini Ma." Prilly mengeluh sambil memegang dadanya.
Intan ikut mengusap punggung putrinya berusaha menenangkan sang putri yang sebenarnya membuat ia salut. Prilly yang selama ini selalu meledak-ledak dan bar-bar dalam menghadapi masalah namun kali ini putrinya berhasil menahan diri dihadapan mertuanya.
"Iya Mama ngerti tapi yakin aja lama-lama mertua kamu juga bakalan sayang sama kamu." Ucap Intan yang membuat Prilly sedikit memiliki harapan. "Orang benci itu karena enggak tahu aja apa kelebihan kita jadi dengan seiring berjalannya waktu coba kamu perlihatkan sama mertua kamu kelebihan-kelebihan yang kamu miliki dan Mama yakin mertua kamu bakalan berbalik dan menyayangi kamu." Ceramah Intan panjang lebar.
Prilly memeluk erat Ibunya dan berharap apa yang diucapkan Intan hari ini benar-benar akan terjadi suatu hari nanti.
Sementara di ruangan Dokter Amrul, Ali masih menyelesaikan masalahnya dengan sang Ibu juga Prita yang menjadi dalang dari semua ini.
"Aku hanya akan berkata sekali lagi sama Mama kalau sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikan Prilly dan menikahi wanita ini!" Ali menunjuk kasar kearah Prita yang menatap laki-laki pujaannya dengan pandangan terluka.
"Ali kamu jangan kasar begitu pada Prita!"
"Lalu Mama bisa mengasari istriku?"
Salma terdiam, putranya jika sudah marah auranya benar-benar mengerikan. "Sekarang Mama kembali ke apartemen dan tolong introspeksi diri Mama supaya Mama sadar jika tidak semua keinginan Mama bisa Mama paksakan padaku!" Tekan Ali dengan begitu tegas membuat Salma kehilangan kata-kata. Wanita itu segera beranjak meninggalkan ruang Dokter Amrul juga meninggalkan Ali dan Prita disana.
"Sekarang lo tanggung semua akibat dari perbuatan lo Prita!" Ali berbicara dengan nada tenang namun sangat menakutkan.
"Kenapa kamu sampai seperti ini memperlakukan aku Al?" Mata Prita terlihat berkaca-kaca ketika menatap Ali. "Dari dulu aku sangat mencintaimu tapi kenapa kamu justru menikahi wanita lain?" Suara Prita berubah parau dengan tetesan air mata yang mulai berjatuhan di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Marry Me Dokter!
ChickLitCerita terbaru setelah My Light selesai, Insyaallah alur ceritanya nggak kalah menarik dari cerita-cerita sebelumnya. Jangan lupa baca yaa, vote dan komennya yaaa♥️