Bab 1

6.6K 235 18
                                    


"Lo mau kemana?"

"Balik gue!" Teriak gadis cantik dengan pakaian seksi yang melekat pada tubuhnya. "Nyokap gue udah nelpon!"

"Hah? Enggak salah dengar gue?"

"Enggak. Gue emang udah disuruh pulang sama Nyokap." Sahut gadis itu sebelum benar-benar beranjak meninggalkan teman-temannya.

Gadis dengan tubuh mungil namun berisi di bagian tertentu terlihat bersinar diantara ratusan manusia yang menikmati dentuman musik disalah satu club elit di kawasan ibukota. Gadis itu memiliki rambut panjang hampir mencapai pinggulnya, gaya rambut lurusnya benar-benar cocok dengan stelan seksi yang kerap ia kenakan.

Gadis itu bernama Ananda Aprillya Sutopo. Putri tunggal pemilik pabrik dan kebun sawit namun sangat dikenal karena keramahannya. Burhan Sutopo merupakan sosok pria paruh baya pengusaha kelapa sawit yang memperistri seorang wanita cantik bernama Intan Sutopo.

Burhan dan Intan menikah sekitar 27 tahun lalu dan mereka hanya memiliki satu putri yang dikenal dengan 'keliarannya'. Putri cantik yang kerap dipanggil Prilly itu hampir setiap hari mengunjungi club malam untuk bersenang-senang dengan teman-temannya seperti malam ini.

Namun senakal-nakalnya Prilly ia sangat takut dan menghormati Ibunya namun satu hal yang kerap membuat Ibu dan anak ini beradu mulut yaitu pasal perjodohan. Intan sangat gemar menjodohkan putrinya dengan putra teman-teman sosialitanya yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Prilly.

Prilly menyukai kebebasan sehingga tidak ada satu pria pun yang betah dengan kebebasan yang dianut gadis itu. Prilly menyukai hubungan satu malam namun hanya beberapa orang yang beruntung bisa memiliki gadis itu walaupun hanya satu malam.

Saat ini Prilly bekerja di perusahaan milik Ayahnya, selain memiliki lahan sawit ratusan hektar keluarga Sutopo juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor. Seluruh sawit yang mereka miliki akan memproduksi minyak di pabrik mereka sendiri lalu minyak tersebut akan disebar ke beberapa negara di belahan dunia.

Jika siang hari Prilly akan berubah menjadi wanita karir sementara saat malam tiba ia akan kembali menikmati kebebasannya. Namun beberapa waktu terakhir, Prilly mulai merasa terkekang karena Ibunya terus memantau pergerakannya seperti malam ini sang Ibu terus menghubungi dirinya dan menuduhnya pulang padahal masih pukul 1 dinihari.

Prilly keluar dengan sedikit sempoyongan namun masih memiliki kesadaran penuh, malam ini ia hanya meneguk beberapa gelas minuman beralkohol tidak sampai mabuk karena dirinya pasti akan mati ditangan Ibunya jika pulang dalam keadaan teler.

Beberapa orang pria tampak menyapa Prilly yang dibalas seadanya oleh wanita itu. Prilly tidak mengenal mereka namun mereka sangat mengenal sosok wanita cantik yang kerap menjadi perbincangan di kalangan mereka.

Wanita cantik yang menyukai kebebasan dan dunia malam namun sangat sulit untuk didekati.

"Gila! Benar-benar cantik itu perempuan!" Celetuk salah seorang pria yang pandangan matanya masih menyusuri tubuh Prilly meskipun wanita itu sudah jauh dari mereka.

"Bintang disini bro!"

"Lo bisa atur pertemuan gue sama dia?"

"Kalau yang itu sulit kawan! Lo mau buat dia tertarik sama uang lo? Takutnya elo yang silau dengan kekayaannya." Sahut salah satu temannya yang sontak membuat pria itu ditertawakan oleh teman-temannya lain.

Sementara wanita yang mereka tertawakan sudah berada di dalam mobil mercy merah kesayangannya. Mobil yang didesain seperti mobil balap itu menjadi salah satu mobil kesukaan Prilly. Suara raungan knalpot mobilnya terdengar membelah jalanan malam ibukota.

Please, Marry Me Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang