25. The Meaning of Happiness (END)

245 13 0
                                    

Trigger: Depression, Suicide

Satu bulan berlalu, pemeriksaan oleh Jang Seon yang rutin datang saat sore menjelang malam sedikit banyak membantu keadaan Jungkook. Selain lelaki itu yang mulai keluar kamar untuk makan meskipun dipaksa Yoongi, dia menjadi pribadi yang mulai bicara.

Perkembangan begitu pesat selama seminggu terakhir membuat Heejin bernafas lega karena Jungkook sepertinya sudah dapat berdamai dengan masa lalu yang dia punya.

Heejin pun sebulan ini selalu mengurusnya, kebutuhan Jungkook dan masalah pekerjaan yang ditinggalkan lelaki itu. Sambil terus memantau kondisi Hani di Paris, Heejin bolak balik apartemen—kantor untuk menghadiri pertemuan penting menggantikan Jungkook. Karena entah darimana datangnya, dua hari lalu media SV datang dan menyodorkan judul berita beserta informasi mengenai kondisi Jungkook yang sedikit banyaknya akan membuat saham perusahaan mengalami penurunan. Untuk membungkam mereka dan mengatasi kabar yang tersebar, Yoongi tidak kalah sibuknya.

Setiap hari Heejin berusaha untuk mencurahkan perhatiannya, menemani tidur, makan, dan terus mengajak Jungkook bicara. Dan perkembangan yang ada begitu memuaskan Heejin karena lelaki itu mulai terlihat keinginannya.

"Jungkook?" panggilan itu tidak direspons, sering kali suaminya itu terhanyut dalam lamunan.

Cup!

"Jeon Jungkook!" salah satu cara supaya Heejin mendapatkan kembali atensi lelaki itu adalah memberikan kecupan. Karena berhasil, terlihat senyum tipis lelaki itu yang sudah susah payah Heejin perjuangkan sebulan ini.

"Apa?" bibirnya bergerak tanpa suara, Heejin yang mengambil jari jemari Jungkook terasa digenggam perlahan. Lelaki itu mulai banyak bicara dan tersenyum kepadanya, "Beri aku pelukan! Aku mau pergi bekerja hihi."

Jungkook tersenyum tipis, dan menarik tubuh Heejin untuk memasuki dekapannya. Tubuh mereka berdua yang berdiri didekat jendela menuju balkon sedikit bergoyang-goyang senang.

"Apa yang sedang kau pikirkan? Sedari kemarin malam, sepertinya kau banyak pikiran? Ada yang menganggumu?"

Jungkook diam dan beberapa saat tidak menjawab, "Tidak ada kok, aku hanya susah mendapat posisi yang enak saat tidur."

"Oh! Apa karena aku memelukmu terus sepanjang malam?"

"Bukan, bagaimana bisa itu dikatakan tidak nyaman? Aku bisa tidur karena Heejin noona memelukku, daripada itu bagaimana keadaan Hani? Apa tidak masalah noona berada disini?" lelaki Jeon itu mengalihkan pembicaraan yang tidak disadari oleh Heejin.

Lelaki iku menatapnya, tetapi tatapannya kosong.

"Apa yang kau bicarakan? Kau sama berharganya dengan Hani, mana bisa aku meninggalakanmu sendirian dalam keadaan seperti ini? Lagipun Hani masih betah tidur disana, Taehyung menjaganya. Dan beberapa hari lalu dia memberitahu lewat pesan kalau keadaan Hani masih sama, aku selalu berharap kalian berdua bisa kembali pulih dan terus sehat."

"Hani pasti akan sadar dan kembali sehat." Jungkook mengeratkan pelukan nya.

"Terima kasih, kau juga harus sehat! Harus pulih!" Wanita itu menimpali dengan menguap panjang.

"Maaf membuatmu kelelahan karena pekerjaan yang seharusnya kulakukan, aku ingin segera membaik dan bisa kembali kerumah kita." nampaknya kurang tidur Heejin disadari oleh Jungkook.

Dia juga inginnya seperti itu, tapi Yoongi mengancam akan menyembunyikan Jungkook dari Heejin kalau nekat mengeluarkan adik kesayangannya itu dari apartemen nya. Heejin tidak melawan karena apartemen ini lokasinya juga dekat dengan rumah sakit dan jalanan besar, apalagi dekat dengan perusahaan Jungkook.

HYPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang