Senja ini suasana nampak sedikit berbeda. Entah karena Jungkook yang hanya diam saja, atau memang lelaki itu sedang mendiamkannya. Heejin tidak peduli sebenarnya, namun ada satu sisi dalam dirinya tidak suka situasi seperti ini. Terlalu tegang, dan ia sudah terbiasa dengan Jungkook yang tenang dan sering menggodanya.
Sesampainya mereka di rumah, masih tidak ada sepatah kata. Langsung berjalan masuk dan saat itu pula cengkraman Jungkook dapat Heejin rasakan. Membalik tubuhnya dan saat itu pula Heejin melihat tatapan dingin Jungkook, sangat tajam ketika memandangnya.
"Aku cemburu." ujar lelaki itu seketika, membuat Heejin menautkan kedua alisnya pertanda bingung "Kau bertemu siapa tadi? Kenapa tidak bilang padaku?"
Mendengar hal tersebut, Heejin berdecak pelan. Jungkook mengintainya. Tidak cukup kah Taehyung dan sekarang Jungkook? Apa ia harus hidup dengan semua mata-mata dua lelaki itu? Yang satu ingin ia jauh dari Jungkook, yang lainnya lagi cemburu karena ia bertemu Taehyung.
"Jangan memata-mataiku. Kau sendiri yang bilang harus memulainya perlahan, jangan membuatku tidak nyaman."
Heejin melangkahkan kaki menuju sofa, melepas hills nya dan sejenak bersandar lada punggung sofa.
"Itu tandanya kau berharga, aku tidak mau kehilanganmu." Jungkook mendekat, mendudukkan diri di samping Heejin
Dalam diam, Jungkook memandang Heejin begitu dalam, kemudian menempatkan kedua tangannya pada pinggang gadis itu untuk didudukkan di pangkuannya.
"Jangan mengulanginya lagi." ujarnya sembari terus mendekatkan tubuh mereka.
"Suami over protective huh? Aku tidak menyukainya."
Heejin bersandar pada dada bidang Jungkook, memeluk lelaki itu erat yang di balas sama oleh suaminya. Ia hanya berharap, usahanya untuk lebih mendominasi di tangkap oleh Jungkook. Tentunya ia ingin lelaki itu bertekuk lutut padanya. Bukan Jungkook yang memimpin, melainkan dirinya.
"Noona ... " desah lelaki itu saat Heejin menggesekkan hidungnya di perpotongan leher Jungkook, ia tersenyum tipis. Lelaki ini manis sekali.
"Aku tidak akan meninggalkanmu."
Heejin mulai mengecup singkat leher jenjang itu, membuat Jungkook mau tidak mau melukis sebuah senyuman. Ia suka wanita seperti Heejin. Dingin di luar namun mengejutkan di dalam.
"Mulai mencintaiku hem?" pancing Jungkook sembari menghirup perpotongan leher Heejin, menghembuskan nafas beratnya disana.
"Aku tidak percaya dengan cinta. Mereka memuakkan bagiku."
Keduanya pun mengambil sedikit jarak, masih memandang lekat yang mana Jungkook berusaha mati-matian menahan birahinya yang ingin di puaskan. Ia tidak akan memaksa Heejin melakukannya, semua hanya buruh proses bagi Jungkook. Tak memungkiri juga, ia harus terus menjaga Heejin dari dirinya sendiri.
"Sebelumnya juga aku tidak percaya. Tapi setelah bertemu dengan mu, semua berbeda. Rasanya semua pikiranku, hatiku, selalu terbayang wajahmu noona. Ini semacam candu, dan aku tidak mau melukaimu."
"Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya? Itu tidak mungkin Jungkook, kau pasti memiliki seseorang berharga sebelum diriku." racau Heejin mengusap wajah lelaki Jeon itu
"Aku berbeda. Aku tidak pernah membuka diriku pada siapapun. Dan aku juga tidak mempercayai siapapun saat ini, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan diriku."
Ucapan Jungkook terdengar ambigu dan tidak dapat diterka maksud di dalamnya. Heejin serta merta mengepalkan tangannya saat melihat Jungkook berbohong, sengaja melupakan apa yang terjadi dengan adiknya. Yang harus ia lakukan saat ini hanyalah menahan amarahnya, juga menahan kepalan tangannya yang sangat ingin memukul Jungkook saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPIUM
FanfictionJeon Jungkook Dia benar, aku yang memulai semuanya. Aku yang mengencarkan segala hal untuk menuntut keadilan adikku. Tapi urusan jatuh cinta yang kami rasakan. Semua tidak pada rencana. Aku yang membutuhkan dia, dan dia yang menginginkan aku.