Saat seseorang berkata untuk selalu berbuat kebaikan, kita sering kali berfikir, sudahkah mereka melakukannya sendiri sebelum menyuruh orang lain? Adakala nya tidak semua kebaikan pasti akan di balas dengan kebaikan juga bukan? Semua itu tergantung pada diri mereka sendiri.
Jung Heejin sebelumnya menerapkan hal tersebut, namun sedikit berbeda pemahaman. Jika yang lain tentang kebaikan apa, maka Heejin kejahatan yang mana.
Dirinya berpegang teguh bahwasannya kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Sedangakan nyawa, diganti pula dengan nyawa.
Begitupun saat ini, Heejin merasa luar biasa lelah, ia tidak tahu harus seperti apa untuk menghadapi situasi seperti ini, gadis itu hanya takut, para Gangster yang menyerbu mereka tadi berasal dari suruhan pihak nya--Anak buah Kim Taehyung. Ini tidak bagus. Untuk Jungkook maupun dirinya sendiri.
Lama ia memikirkan hal tersebut, dan berulang kali pula Heejin mencoba meneguhkan prinsip dengan yang sudah ia bangun sebelum memutuskan untuk ikut menjerumuskan diri pada kehidupan Jeon Jungkook. Namun lagi-lagi, ia kalah dengan akal sehatnya.
Seharusnya, Heejin tidak perlu merasa seperti ini, dan wajarnya pula, ia membiarkan dengan senang hati suruhan lelaki Kim itu yang tengah memberikan sedikit pelajaran pada Jungkook sembari menunggu dirinya untuk menghabisi lelaki itu. Namun, sesuatu dalam diri Heejin geram, sesak atas campur tangan yang tidak sepatutnya di lakukan oleh Kim Taehyung.
Tidak bisa demikian. Jika memang benar Taehyung yang melakukannya, maka Heejin tidak akan tinggal diam.
Ruang operasi masih tertutup, lampu di atas pintunya pun masih menyala. Jungkook di dalam, selama satu jam ini, belum ada kabar mengenai lelaki itu. Heejin benar-benar merindukan suaminya, gelisah yang dia rasa pun tidak ingin hilang sedari tadi.
Yoongi awalnya ikut menunggu disini, namun beberapa menit lalu, ia meminta undur diri untuk menyelidiki siapa yang sudah berani mencelakai Jungkook.
Mulai dari situlah kegelisahan Heejin semakin berada di batas yang tidak wajar. Ia tidak ingin, Taehyung sampai kenapa-napa karena resiko dari tindakan bodohnya sendiri.
Di sisi lain juga, Heejin tidak ingin Jungkook mengetahui siapa dirinya dan apa saja tujuannya. Karena gadis itu sendiri merasa tidak yakin akan menuntaskan semua rencananya. Ia seperti tidak lagi menginginkan semua itu, karena ia sudah nyaman dengan semua ini. Bersama Jeon Jungkook.
Beberapa detik telah berlalu, gadis Jung itu terdiam sembari memandangi pintu ruangan dimana suaminya berada. Memikirkan beberapa hal rumit yang tidak memiliki kepastian. Hingga di menit ke tiga ia berdiam diri, Heejin merasakan getaran pada tasnya. Lantas, gadis itu bergerak merogoh benda yang sedari tadi ia bawa namun ia abaikan keberadaannya.
Taehyungie is calling ...
Entah ini kebetulan atau bagaimana, Heejin merasa jika lelaki Kim itu masih dan terus saja mengirim seseorang untuk mengawasinya.
Dan dugaan Heejin mengenai Taehyung sebagai pelaku utama penyerangan mereka semakin menguat. Siapa yang tidak curiga jika lelaki itu baru menghubunginya sekarang, bahkan setelah insiden tersebut.
Sedangkan pada dasarnya, sosok Kim Taehyung adalah tipe yang tidak bisa mengabaikan dan juga diabaikan. Biasanya lelaki itu akan menghubungi Heejin sesering mungkin, namun hampir seminggu ini, mereka lost comunnication.
Heejin bangkit, menjauh dari lingkup ruang operasi, mencari tempat aman untuk meluapkan amarah dan juga berbagai pertanyaan yang menumpuk di otak mengenai insiden tersebut.
"Yeobosey--"
"Ya brengsek! Kau--Kau yang melakukannya?!" tekan gadis itu masih berusaha untuk mengontrol suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPIUM
FanfictionJeon Jungkook Dia benar, aku yang memulai semuanya. Aku yang mengencarkan segala hal untuk menuntut keadilan adikku. Tapi urusan jatuh cinta yang kami rasakan. Semua tidak pada rencana. Aku yang membutuhkan dia, dan dia yang menginginkan aku.