Author Point Of View On
3 bulan kemudian....
Mew dan Mario tak bisa menangkap Kaownah karena tidak adanya bukti kuat tentang penculikan Gulf untuk menjebloskannya ke dalam penjara, tapi mereka akan membuat Kaownah terprovokasi.
"Mild!!! Kamu harus menjadi saksiku jika Gulf bertanya tentang ini!!!"
"...."
"Ingat satu hal aku hanya mencintai Gulf, hanya Gulf seorang!!!" Kata Mew sambil memegang pundak Mild lalu pergi.
"...."
"Aku hanya berakting ingat itu." Kata Mew sedikit membalikkan tubuhnya.
"...." Mild yang melihatnya hanya tersenyum.
Disinilah Mew sekarang sebuah Club yang telah sepi pengunjung karena telah di sewa semalam oleh Turbo, seorang Omega yang menjadi kekasih Kaownah. Mew pun masuk kedalam Club. Turbo yang melihat Mew pun merasa bingung.
"Mengapa kamu berada disini?" Tanya Turbo
"Aku menyewa tempat ini." Kata Mew dengan tatapan datar.
"Aku juga menyewa tempat ini."
"Minum sendirian tidak baik untuk jiwamu yang kesepian."
"Lalu, apa kamu ingin menemani?"
"Tentu saja jika kamu mengizinkan."
"Aku baru pulang dari Amerika dan aku belum memiliki teman sama sekali di Thailand."
"Apakah kamu memiliki kekasih?"
"Punya, tapi dia tidak pernah memikirkanku, dia selalu peduli pada sepupunya tapi tidak denganku."
"Auwh... Kamu kekasihnya apa bukan?"
"Entahlah, dia datang padaku hanya untuk melakukan sex. Jika tidak dia hanya akan tetap fokus kembali kepada sepupunya."
"Sangat menyedihkan."
"Benar-benar menyedihkan, apalagi saat sepupunya mengubah second gendernya dari Beta menjadi Omega. Itu membuatnya semakin menggila, dan yang lebih parahnya lagi sepupunya merubah dirinya untuk seseorang yang telah memiliki pasangan."
"Apa yang mereka akan lakukan?"
"Entahlah, kudengar mereka akan membunuh salah satu diantara dua orang itu. Sungguh malang jika harus berurusan dengan orang seperti duo psikopat itu."
"Kamu juga sudah masuk didalamnya."
"Ya, kamu benar. Sepertinya aku tinggal menunggu kapan aku mati."
"Jangan berkata seperti itu, kamu berhak untuk hidup."
"Pilihan itu hanya ditentukan oleh mereka, aku bisa apa?"
"Bagaimana kamu bisa bertemu dengan mereka?"
"Awalnya kukira mereka sangat baik, namun itu hanya untuk menutupi kebusukan mereka."
"...."
"Kamu tau berita penculikan seorang anak konglomerat, itu adalah ulah pacarku dan otak dari semuanya adalah sepupunya."
"Bagaimana kamu tau?"
"Tentu saja aku tau, saat orang itu diselamatkan pacarku sedang melakukan sex denganku."
"...."
"Dia mendapatkan telfon dan aku mendengarkannya."
"Lalu bagaimana dengan sepupunya?"
"Dia masih harus mendapatkan suntikan pengubah gender setiap minggu. Bodoh, mengapa harus mengubah karunia yang Tuhan sudah berikan dan menukarnya dengan kesakitan yang luar biasa. Padahal Tuhan sudah baik padanya. Dia saja yang kurang bersyukur."
"Kamu benar!!"
"Mantan kekasihnya sangat mencintainya dulu, karena tau tentang itu makanya aku bilang dia sangat bodoh."
"...."
"Hufft..... Sepertinya aku sudah sangat mabuk. Aku tidak boleh terlambat pulang kerumah."
"Kenapa memangnya jika kamu terlambat?"
"Dia akan melakukan "itu" sampai pagi, dan itu akan membuat lubangku terasa nyeri dan panas."
"Bukankah itu nikmat?"
"Nikmat kalau hanya sejam sampai dua jam an. Tapi lebih dari itu hanya sakit yang aku rasa." Kata Turbo sambil beranjak dari tempat duduknya dan pergi.
"Selamat malam dan hati-hati dijalan."
"Selamat malam juga dan terima kasih."
"Sama-sama."
Mew lalu pulang kerumah setelah pertemuannya dengan Turbo. Gulf yang menunggu sambil duduk diruang keluarga sejak tadi sudah terlihat kesal.
"Phi darimana saja?"
"Mengurus beberapa dokumen dengan Mild."
"Benarkah?" Gulf mendekati Mew dan menghirup bau badan suaminya lalu mendekatkan hidungnya ke mulut suaminya.
"...." Mew hanya terdiam melihat tingkah laku Gulf.
"Bau alkohol. Phi habis minum dengan siapa?"
"De...dengan ...."
"...."
"De..dengan...."
"Dengan pacar Kaownah kan?"
"Bagaimana kamu bisa tau?"
"Phi Mario yang mengatakannya dan juga Mild." Gulf lalu beranjak pergi dari tempatnya duduk sedaritadi kedalam kamarnya.
"Kamu marah?" Mew menahan tangan Gulf.
"Tidak, hanya saja kenapa Phi ngak jujur denganku?"
"Aku takut kamu marah."
"Aku takkan marah jika kamu jujur Phi."
"Maafkan aku."
"Hmm..."
"Mau peluk?" Mew melebarkan kedua tangannya
"Hmm..." Gulf mendekatkan tubuhnya lalu masuk kedalam pelukan Mew.
Gulf dan Mew masuk kedalam kamarnya. Karena mereka berdua lelah, oleh karena itu mereka hanya tertidur dengan saling berpelukan.
Author Point Of View Off
Jangan lupa untuk Vote dan Comment ya! Agar aku semangat dalam update cerita. Terima kasih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS CRYING
FanfictionSeseorang melajukan mobil Lexus nya di jalanan Kota Bangkok yang cukup senggang dengan kecepatan yang tinggi karena di jam segitu biasanya sebagian penduduk Bangkok sedang berada di Kantor dan juga berada di Sekolah. Gulf membuka kaca jendela mobiln...