E11 S02

163 15 6
                                    

Author Point Of View On

"Kamu habis dari mana saja Win?" Pertanyaan itu langsung membuat Win yang baru saja pulang dan masuk ke dalam apartemen tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Huh?" Win berbalik menghadap ke arah suara.

"Apakah kamu sudah makan siang? Apakah kamu tadi tersesat di jalan menuju supermarketnya? Kenapa kamu pulang sangat lama?" Bright langsung memberondong Win dengan banyak pertanyaan ketika Win baru saja pulang.

Jam dinding kini telah menunjukkan jam satu siang. Win berada diluar rumah sangat lama hingga membuat Bright khawatir. Bright ingin mencari Win, tapi Bright memilih menunggu telpon dari Win lebih dahulu baru kemudian mencarinya. Bright langsung bertanya begitu Win pulang ke apartemen.

"Phi, tanyanya satu-satu donk! Aku bingung harus jawab pertanyaan yang mana lebih dahulu." Win sedikit kesal karena merasa sedang diintrogasi.

Kedua orang tuanya tidak pernah memperlakukannya seperti ini. Kedua orang tua Win akan bertanya secara baik-baik dan tidak memperlakukan Win seperti tahanan.

"Apakah kamu sudah makan siang tadi? Waktu makan siang sekarang sudah lewat." Bright khawatir kalau Win sedang kelaparan sekarang.

"Sudah Phi, tadi sama temanku." Ucap Win.

"Kamu mempunyai teman disini?"

"Aku baru kenal kemarin di bandara. Dia mengajak aku makan siang tadi. Aku tidak enak menolak ajakannya."

"Cepat banget kamu dapat teman disini. Aku saja belum dapat teman sama sekali."

"Terus salahku kalau kamu ngga punya teman? Kan kamu sendiri yang suka milih-milih. Kalau ngga selevel pasti ngga mau berteman." Batin Win. Win mendapatkan semua informasi itu dari salah satu temannya.

"Kan Phi bisa mencari teman di lokasi proyek besok."

"Mereka kebanyakan dari perusahaan Daddymu."

"Nah, pasti belum ada yang Phi kenal kan? Aku akan mengenalkannya kepada Phi besok. Itu pun kalau aku kenal sih. Kayaknya kebanyakan pekerja baru deh." Win kini senyum sambil menunjukkan gigi kelincinya.

"Kamu terlihat sangat santai setelah membuat aku merasa khawatir. Aku menunggumu dengan perasaan khawatir, tapi kamu malah keluar bersama temanmu tanpa memberitahu aku lebih dahulu."

"Kami tidak sengaja bertemu Phi."

"Aku kelaparan karena khawatir menunggumu. Aku kira kamu tersesat saat perjalanan menuju supermarket."

"Kenapa Phi harus sekhawatir itu? Aku kan bukan anak kecil."

"Karena kamu tanggungjawabku selama di sini Win!"

"Daddy dan Papa ngga pernah bilang kalau aku akan menjadi tanggungjawab orang lain!Jangan pernah mencoba mengekang aku, karena aku tidak suka dikekang!"

"Kamu tinggal di apartemenku, jadi secara tidak langsung kamu adalah tanggungjawabku selama di sini!"

"Hmm, aku mengerti." Win ingin pergi dari tempat itu dan mengabaikan Bright sekarang. Namun kata-kata Bright justru kembali menghentikan langkah kaki Win.

"Benar ya kata orang-orang kalau kamu itu keras kepala dan liar. Kamu juga tidak peka kepada sekelilingmu."

Win saat itu merasa sangat marah setelah mendengar kata-kata itu. Win tidak menyangka kalau Bright mencoba mengendalikannya dengan kalimat-kalimat yang menyudutkannya. Dia mencoba bersabar karena dia masih butuh tempat tinggal untuk beberapa hari lagi.

"Aku akan memasakkan Phi makanan sebagai permintaan maafku ya." Win menghela nafasnya dengan kasar dan mencoba bersikap baik kepada Bright setelah mendengar sindiran itu.

LOVE IS CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang