E02 S02

122 7 0
                                    

Author Point Of View On

"Win, apakah kamu sudah mendengar kalau Tuan Gulf akan datang ke Australia?" Namtan kini sedang menyiapkan sarapan untuk Win.

"Sudah, Papa sudah mengatakannya kepadaku semalam."

"Ahh, begitu rupanya."

"Papa selalu mengabari aku mengenai apapun yang terjadi di Thailand."

Namtan kini sedang menyiapkan sarapan untuk Win sebelum berangkat kuliah. Namtan hanya menyiapkan makanan sederhana saja berupa roti bakar dan juga segelas susu hangat untuk Win. Win hanya makan makanan yang tidak terlalu berat saat pagi hari.

"Ini makananmu.." Namtan menyajikan makanan itu di depan Win.

"Terima kasih.."

"Sama-sama."

"Kira-kira Papa akan membawa aku pulang ngga ya ke Thailand? Daddy tuh biasanya luluh kalau dibujuk sama Papa." Ucap Win sambil memakan makanannya yang sudah tersaji di hadapannya.

"Jangan berharap berlebihan! Tuan Gulf pasti hanya mengunjungimu! Lagipula sejak kapan Tuan Gulf berani melanggar perintah Tuan Mew hm?"

"Daddy sebenarnya melarang Papa untuk pergi ke Australia, tapi Papa tetap nekat untuk pergi."

"Itu karena Tuan Gulf merindukanmu. Tuan Mew tidak akan marah kalau Tuan Gulf hanya mengunjungimu."

"Aku pernah sempat kecewa kepada Papa karena Papa tidak bisa membelaku di depan Daddy. Aku pikir Papaku tidak menyayangiku sama sekali karena tidak mengunjungiku selama dua tahun."

"Tuan Gulf sangat menyayangimu." Namtan menatap kedua mata Win dan mencoba menyakinkan nya.

"Buktinya Papa ngga membela aku di depan Daddy saat aku dikirim ke sini."

"Tuan Gulf tidak berdaya. Tuan Gulf selalu menghubungi aku untuk menanyakan kabarmu. Dia memintaku untuk selalu menyiapkan suppressant di tas mu dan juga selalu membawanya di tasku. Apakah bukti itu kurang?"

Win hanya diam mencoba memikirkan semuanya. Sejujurnya meskipun merasa kesal, Win sangat merindukan Papanya itu. Win ingin memeluk Papanya dan menceritakan banyak hal yang terjadi selama di Australia bersama Papanya.

Setelah selesai sarapan bersama, Win dan Namtan kini akan berangkat ke kampus bersama-sama dengan beberapa bodyguard di belakangnya. Meskipun Mew melepaskan Win pergi jauh darinya, namun Mew tidak membiarkan anak satu-satunya itu terlepas dari penjagaan.

Sesampainya di kampus, Win kini berjalan menuju ke ruang kelas. Namtan yang tidak memiliki jadwal kuliah ikut masuk ke dalam kelas Win. Kelas hari ini sangat bebas, dan dosennya memperbolehkan mahasiswa dari jurusan manapun masuk ke dalam kelas itu.

"Sudah dua tahun aku kuliah disini, tapi tidak seorang pun ingin menjadi temanku. Membosankan.." Celetuk Win dengan wajah yang datar.

"Kamu saja yang terlalu anti sosial!" Ucap Namtan

Win langsung memalingkan wajahnya dan menatap Namtan dengan tajam. Namtan sedikit bergidik ngeri ketika menatap tatapan Win itu.

"Bagaimana aku bisa mendapatkan teman sedangkan aku saja selalu diikuti oleh bodyguard - bodyguard berbadan besar dibelakang ku?! Aku sudah kayak narapidana yang selalu diikuti setiap saat." Kata Win sambil memijit pelipisnya.

"Itu artinya mereka hanya ingin berbuat jahat padamu! Kamu ini harusnya bisa membedakan mana yang ingin jadi temanmu dan mana yang ingin memanfaatkanmu!"

Win tiba-tiba merasa aneh pada tubuhnya. Win menarik Namtan lalu bersembunyi di dalam ruangan tangga darurat. Ruangan itu berjarak lumayan dekat dengan ruang kelas Win, tapi entah kenapa Win tiba-tiba menghentikan langkah kakinya lalu mencari tempat bersembunyi.

LOVE IS CRYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang