Author Point Of View On
"Win, Daddy ngga salah dengar kan? Daddy bakalan marah banget sama kamu kalau sampai kamu menyerah seperti ini!"
"Tidak, Daddy tidak salah dengar. Bisakah kita membatalkannya saja? Aku mohon.." Win mulai meminta, tapi Mew tetap kekeh dan tidak mau mundur. Hal ini akan membuatnya malu kalau sampai membatalkannya.
"Win, kamu sendiri yang meminta hal itu, jadi terima saja."
"Win minta perjodohan bukan kerjasama bisnis seperti ini."
"Sama saja! Kalaupun ini tentang perjodohan, apakah setelah kamu mendengar semua rumor itu kamu akan tetap melanjutkannya atau malah menyerah?"
"Aku mungkin juga akan menyerah. Aku takut Dadd!"
"Sama saja kan? Padahal itu hanya sekedar rumor yang berkembang atas dasar asumsi masyarakat saja. Masyarakat melihat sekilas dan mulai berimajinasi. Mereka juga akan percaya apa yang ingin mereka percayai tanpa tahu itu benar atau tidak. Kamu harus selektif menerima informasi mulai dari sekarang!" Mew menasehati Win panjang lebar.
"Aku tetap tidak mau melakukannya! Aku takut! Seharusnya Daddy mengerti Win!"
"Kenapa kamu ingin menyerah? Katakan yang sejujurnya! Jangan mengatakan rumor yang tidak jelas! Daddy tahu kalau semua itu hanya rumor saja."
"Di-dia memiliki luka di masa lalu."
"Siapa maksudmu?"
"Anak tertua Tuan Chivaaree. A-aku tidak akan bisa mengobati luka di hatinya karena lukanya terlalu dalam."
"Kenapa kamu sudah menyerah sebelum memulainya Win?"
"Ak-aku tidak menyerah tapi aku hanya realistis Dadd! Dadd bayangin saja ketika aku mencoba mendapatkan cintanya, tapi dia malah acuh kepadaku! Mengejar tanpa kepastian itu melelahkan Dadd!"
"Apakah begini dulu perasaan Gulf saat mengejar cintaku? Apakah dia merasa lelah? Apakah aku benar-benar jahat dulu kepada Gulf? Anakku saja berpikir itu melelahkan, bagaimana dengan Gulf yang terus mengejarku hingga kami harus kehilangan anak kami yang pertama?" Batin Mew
Mew menghela nafasnya dengan kasar lalu menatap wajah Win yang mulai memelas. Mew sangat menyayangi anaknya itu, tapi dia tidak bisa begitu saja merelakan nama baik keluarganya buruk di mata pembisnis lain. Mew tidak bisa mundur karena ini akan mempermalukan keluarganya. Chivaaree pasti akan mengatakan bahwa Jongcheveevat sebagai pembisnis yang tidak dapat memegang janjinya.
"Daddy ceritakan sebuah cerita yang menarik. Daddy berharap hal ini akan mengubah pikiranmu." Mew perlahan-lahan memulai menceritakan kisahnya dulu bersama dengan Gulf.
"Apa?"
"Daddy dulu pernah berada di posisi anak tertua Tuan Chivaaree. Rumor yang beredar saat itu lebih parah daripada yang kamu dengar tentang anak Tuan Chivaaree saat ini."
"Apakah Papa juga sama seperti aku?"
"Hmm, Papa berjuang untuk mendapatkan cinta Daddy saat itu, tapi sayangnya Daddy baru sadar kalau Daddy mencintai Papa setelah kami kehilangan anak pertama kami yaitu kakak kamu."
"Dan Daddy menyuruh aku berjuang seperti Papa? Daddy tahu kan meskipun sikapku sama seperti Papa, tapi sifatku tidak seperti Papa! Aku sebenarnya mirip seperti Daddy! Aku tidak suka melakukan sesuatu apapun yang belum pasti."
"Bisnis itu keuntungannya sudah pasti!"
"Ahh itu makanya Daddy mengupayakan segala cara untuk bisnis ini alih-alih perjodohan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS CRYING
FanfictionSeseorang melajukan mobil Lexus nya di jalanan Kota Bangkok yang cukup senggang dengan kecepatan yang tinggi karena di jam segitu biasanya sebagian penduduk Bangkok sedang berada di Kantor dan juga berada di Sekolah. Gulf membuka kaca jendela mobiln...