Author Point Of View On
"Cukup luas juga ya ternyata tempat ini. Pantes Papa membeli salah satu unit apartemen di tempat ini. Alasan Papa memilih tempat ini pasti karena apartemen ini merupakan apartemen yang mewah dan banyak fasilitas. Pilihan Papa emang yang terbaik."
Gulf tidak pernah tahu dimana anaknya tinggal bersama dengan Bright. Mew tidak memberitahu alamat apartemen Bright kepada Gulf. Gulf berinisiatif membeli salah satu unit itu sendiri karena dia berencana tinggal di tempat itu juga bersama Win dan kedua adik kembar Win.
Win kini sedang berada diluar gedung apartemen itu dan sedang berkeliling di taman dekat apartemen itu. Dia berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan di tempat ini. Win mengagumi betapa lengkapnya fasilitas di apartemen itu. Tiba-tiba Win terkejut, karena ada seseorang yang memanggil nama Win dari kejauhan.
"WIN!!"
"Huh?" Win langsung membalikkan kepalanya ke arah orang itu lalu tersenyum ke arah orang itu.
"Kenapa kamu berada di sini? Kamu ngga sedang tersesat kan?" Orang itu terlihat sangat khawatir sekarang.
"Phi Joss, aku bukan anak kecil yang sedang tersesat sekarang."
"Tapi kenapa aku sedang tersesat di dalam hatimu sekarang? Boleh aku minta petunjuk jalan keluarnya?"
"Itu tidak lucu."
"Aku sedang tidak melucu Nong Win."
Wajah Win langsung terasa hangat ketika Joss memanggilnya dengan imbuhan 'Nong' di depan namanya. Baru kali ini dia mendengar ada seseorang yang memanggilnya 'Nong'.
"Jangan merayu aku dengan kata-kata manismu!"
"Kenapa memangnya?"
"Soalnya Phi terlihat seperti seorang player. Aku ngga suka berteman dengan seorang player."
"Ahh, begitu rupanya. Itu berarti aku harus terlihat seperti seorang pria baik-baik jika ingin mendekatimu. Baiklah, aku akan menjadi pria yang Nong Win inginkan mulai dari sekarang."
"Apaan sih?" Win memukul perut Joss dengan pelan. Joss tersenyum sambil pura-pura menahan rasa sakit.
"Loh memangnya kenapa?"
"Aku ngga mau Phi menjadi seseorang yang suka berpura-pura. Aku tidak mau memiliki kekasih yang berkepribadian ganda."
"Aku tidak memiliki penyakit mental yang seperti itu. Aku normal sama seperti pria pada umumnya."
"Memangnya Phi sudah pernah memeriksakannya di psikolog?"
"Aku jadi penasaran karena kamu mempertanyakan tentang masalah ini. Apakah aku benar-benar harus melakukannya?"
"Lupakan, aku tidak mau Phi terlalu memikirkan kata-kataku. Anggap saja aku hanya asal berbicara."
"Tidak.. tidak.. kamu ada benarnya juga. Jujur aku mulai penasaran dengan kepribadianku sendiri. Apalagi aku benar-benar berniat mengejarmu, jadi apa salahnya aku ingin tahu dan memenuhi beberapa kriteria yang kamu inginkan itu untuk menjadi kekasihmu, ya kan?"
"Phi Joss, Win belum siap!" Win benar-benar merasa malu sekarang. Hati Win belum siap menerima seseorang pria yang mengejarnya secara terang-terangan.
"Perlahan saja ya. Aku berjanji aku tidak akan tergesa-gesa."
"Hmmm..."
"Kamu mau pergi kemana sekarang? Aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi."
"Aku mau berjalan-jalan sebentar lalu pergi berbelanja."
"Aku akan menemanimu berbelanja."
"Memangnya Phi tidak berangkat bekerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS CRYING
FanfictionSeseorang melajukan mobil Lexus nya di jalanan Kota Bangkok yang cukup senggang dengan kecepatan yang tinggi karena di jam segitu biasanya sebagian penduduk Bangkok sedang berada di Kantor dan juga berada di Sekolah. Gulf membuka kaca jendela mobiln...