Author Point Of View On
Setelah Win selesai menelpon Daddy dan Papanya, Win langsung bangkit dari atas tempat tidur lalu berjalan menuju ke arah kopernya. Pembicaraan mereka berakhir dengan perdebatan antara Daddy dan Papanya yang disertai tangisan adik-adiknya. Gulf yang tidak ingin Win mendengar perdebatan itu langsung mematikan telponnya.
"Papa pasti akan merajuk selama satu minggu. Paling parah dia mungkin akan menginap di rumah paman Mario." Monolog Win yang sudah sangat hapal dengan kebiasaan Papanya.
Win membuka isi kopernya dan membereskan isinya ke dalam lemari. Setelah selesai membereskan semua pakaiannya ke dalam lemari, Win kini bersiap untuk mandi. Sebenarnya Win sudah mandi dari rumah tadi, hanya saja dia sering merasa kotor setelah berpergian atau melakukan perjalanan jauh sehingga dia memutuskan untuk mandi lagi.
Setelah Win selesai mandi, Win tiba-tiba merasa lapar. Win mengambil handphonenya lalu melihat jam. Jam kini sudah menunjukkan waktu makan siang. Win keluar dari kamar lalu mencari makanan di kulkas tapi tidak menemukan makanan itu sama sekali. Kulkas itu juga terlihat sangat kosong dan tidak terdapat satupun bahan makanan apapun di dalam sana.
"...." Terdengar suara helaan nafas tanda kecewa.
"Apakah orang ini tidak pernah makan? Kenapa kulkasnya terlihat sangat bersih?" Batin Win
Pada akhirnya Win berinisiatif untuk memesan beberapa makanan secara online. Win berpikir akan berbelanja setelah dia makan nanti. Dia sering merasakan lapar saat malam sehingga membuatnya harus menyiapkan makanan yang mudah dibuat saat malam hari. Setelah memesan beberapa makanan melalui aplikasi online, Win kini menonton tv untuk sambil menunggu makanannya datang.
40 menit kemudian, handphonenya tiba-tiba berbunyi. Win langsung mengangkat telpon itu meskipun dia tampak ragu, karena panggilan itu berasal dari nomor asing. Win berusaha berpikir positif karena kemungkinan saja itu adalah kurir yang mengantarkan makanannya.
"Selamat siang.." Sapa seseorang dari seberang telepon dengan ramah.
"Ya, selamat siang.."
"Pesanan atas nama Win Metawin..."
"Baiklah, aku akan turun sekarang."
Pesanan Win kini telah tiba, Win turun ke lantai satu gedung apartemen itu untuk mengambil makanannya. Win berjalan keluar dari unit apartemennya lalu berjalan menuju lift. Win masuk ke dalam lift ketika pintu lift itu terbuka. Di dalam lift, Wi tiba-tiba memikirkan Namtan.
"Apakah Namtan sudah makan? Aku yakin dia sudah makan sekarang. Dia tidak akan membiarkan dirinya kelaparan dalam waktu yang lama." Win tiba-tiba memikirkan asisten dan juga temannya itu.
"Kadang aku merasa kesal karena dia tidak memikirkan aku." Monolog Win.
Setelah sampai di lantai satu, Win langsung mengambil makanan itu lalu Win masuk kembali ke dalam gedung apartemen. Win sudah membayar semua makanan itu saat memesannya tadi. Ketika Win sudah berada di dalam lift, tiba-tiba ada sebuah tangan yang muncul dan hampir terjepit saat kedua pintu lift sudah hampir tertutup sempurna.
"Tu-tunggu!" Win merasa tidak asing dengan suara orang itu.
"...."
"Tunggu! Tunggu!"
Win segera menekan tombol untuk kembali membuka pintu lift itu. Kedua mata Win tiba-tiba melebar ketika melihat seseorang yang kini berada di hadapannya. Win sungguh merasa sangat terkejut.
"Kamu?!" Dia adalah seseorang yang Win kenal.
"Hai Win..."
"Kamu tinggal di sini juga ya?" Tanya Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS CRYING
FanfictionSeseorang melajukan mobil Lexus nya di jalanan Kota Bangkok yang cukup senggang dengan kecepatan yang tinggi karena di jam segitu biasanya sebagian penduduk Bangkok sedang berada di Kantor dan juga berada di Sekolah. Gulf membuka kaca jendela mobiln...