Author Point Of View On
"Phi, apakah Phi beneran ngga mau minum obat perangsang itu?" Gulf yang baru saja kembali dari dalam kamar mandi setelah membersihkan dirinya tiba-tiba bertanya kepada Mew.
"Sayang, kita sudah membahas tentang hal ini. Kita berdua sudah terlalu tua untuk memiliki anak lagi." Mew yang sedari tadi sibuk menatap layar handphonenya kini langsung mengalihkan pandangannya ke arah Gulf dan menjawab pertanyaan dari Gulf.
Setelah kembali dari Australia, Gulf tiba-tiba saja sering merengek menginginkan seorang bayi hadir di dalam keluarga mereka lagi. Mew merasa bingung karena sebelum Gulf pergi ke Australia, Gulf tidak pernah merengek seperti ini. Mew merasa dirinya dan Gulf sudah tidak pantas memiliki anak kedua, karena usia anak mereka yang pertama sudah memasuki usia siap menikah, makanya Mew menolak kehadiran anak kedua di keluarga mereka.
"Aku masih kuat. Aku masih sanggup untuk melahirkan lagi." Gulf kini berjalan menghampiri Mew lalu duduk di samping Mew.
"Sayang, usia kita berdua sudah memasuki kepala empat. Kita tidak cocok untuk memiliki baby lagi. Kita lebih cocoknya memiliki cucu."
"Siapa yang mengatakan kalau kita tidak cocok memiliki anak lagi huh?" Gulf mulai merasa kesal.
"Tidak ada yang berani sih sebenarnya, hanya saja aku takut akan tanggapan orang lain."
"Apakah orang lain itu memberimu uang? Apakah mereka memberimu makanan?"
"Tidak.."
"Jangan dengarkan kalau begitu! Aku menginginkan anak lagi. Phi harus menuruti apa keinginan aku kalau Phi tidak ingin aku pergi dari rumah bersama dengan Win!" Gulf mulai mengancam. Gulf memiliki ide untuk kabur ke rumah kakak kandungnya.
"Apakah kamu mulai mengancam aku?"
"Phi tidak mau menuruti keinginan sederhana dari ku, padahal Phi hanya memasukkan sperma Phi ke dalam tubuhku lalu biarkan tubuhku yang bekerja membuat baby untuk kita."
"Kamu bukan pabrik pembuat bayi sayang! Jangan samakan dirimu dengan kata-kata seperti itu!"
"Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi. Apakah Phi mau memiliki anak kedua lagi?" Gulf masih berharap.
"Baiklah.. baiklah.. istri dan anakku sangat menginginkan hadirnya seorang bayi di dalam keluarga ini lagi, maka aku akan menurutinya."
"Benarkah?"
"Hmmm...."
Gulf langsung meloncat ke tubuh Mew lalu memeluk Mew dengan erat. Setelah cukup puas memeluk Mew, Gulf membuka bathrobe yang sedari tadi menutupi tubuh indahnya. Mew melebarkan kedua matanya karena Gulf telah menyiapkan segalanya ternyata.
"Apakah Phi mau minum obat yang dikirimkan oleh Win?"
"Apa kamu meremehkan aku? Aku tidak perlu obat itu. Aku masih kuat menyetubuhimu hingga pagi."
"Jangan buat aku menunggu kalau begitu!" Gulf mengatakannya dengan nada yang sedikit berbisik, sedikit mengancam, namun terdengar sangat menggoda.
Mew langsung mencumbui Gulf dengan menciumi ceruk lehernya. Gulf merasakan geli dan juga ada perasaan aneh yang bangun di dalam dirinya. Gulf memeluk Mew sambil membelai kepala Mew dan menggenggam rambut Mew.
***
Waktu berganti dengan cepat, Mew dan Gulf akhirnya memiliki anak kedua di bulan ke empat setelah memulai mencoba untuk mendapatkannya. Mew dan Gulf cukup terkejut ketika mendapatkan anak kembar. Win yang mendapatkan berita itu malah ingin segera pulang ke Thailand.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS CRYING
FanfictionSeseorang melajukan mobil Lexus nya di jalanan Kota Bangkok yang cukup senggang dengan kecepatan yang tinggi karena di jam segitu biasanya sebagian penduduk Bangkok sedang berada di Kantor dan juga berada di Sekolah. Gulf membuka kaca jendela mobiln...