Chapter : 10

1.2K 67 1
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
.
'Tunggulah Aku di Masjid Quba' ucap seorang pria berpakaian jubah putih serta surban yang ada diatasnya kepalanya.
.
.
.

Acara dirumah Kyai Adnan kini telah usai semua para sanak saudara sudah kembali pulang sementara Aqila dan Ummi Ranti masih sibuk menyucikan piring kotor dibantu juga dengan beberapa Ustazah dari pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara dirumah Kyai Adnan kini telah usai semua para sanak saudara sudah kembali pulang sementara Aqila dan Ummi Ranti masih sibuk menyucikan piring kotor dibantu juga dengan beberapa Ustazah dari pesantren. Hari ini Akmal tidak sempat datang ke acara dirumah Kyai Adnan Karena hari ini adalah hari pertama Akmal bekerja, sebab itu ia tidak bisa mendampingi Adiknya, ia akan menjemput Aqila pulang setelah Ba'da Isya. Sementara tugas Zahra menyapu setiap sudut rumah dan dua orang Ustadz membereskan bangku-bangku yang ada dihalaman mereka

"Li jadi siapa gadis yang akan kamu lamar?" Tanya Ustadz Bahar yang tengah menyusun beberapa kursi

Selain Ustadz Ali yang paling muda ada lagi ustadz yang berumur 29 tahun tetapi sayangnya Ustadz Bahar masih sendiri. Diketahui masalalu ustadz Bahar sendiri pernah ingin melamar seorang gadis bahkan saat ia tiba dirumah perempuan itu, ia dikejutkan dengan kabar bahwa perempuan itu telah dijodohkan oleh orang tuanya dan perjodohan itu disetujui didepan mata Ustadz Bahar sendiri dan ustadz Bahar juga mengajar di pondok pesantren Al-Kahfi pertama.

"Dia ada disini" ucap Ali yang mengukirkan senyumnya tipis

"Beneran Li? Kenapa kamu gak langsung lamar aja disini?"

"Belum siap A..." Ustadz Ali memanggil Ustadz Bahar dengan panggilan AA karena Ustadz Bahar sendiri adalah orang Sunda dan mereka juga sangat dekat lebih akrab seperti kakak dan adik

"Kenapa Li? Saya saranin kamu jangan terlalu lama memikirkan itu Li jangan sampai orang yang  kamu cintai diambil orang lain Li" ucap Ustadz Bahar sedikit terkekeh

Mendengar penuturan Ustadz Bahar Ali sejenak terdiam karena ia tau apa yang dirasakan ustadz Bahar satu tahun lalu masih ia rasakan

"Bagaimana jika Ali mencintainya tapi dia tidak? Itu sama halnya dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan bukan A?"

Mendengar penuturan dari Ali, Ustadz Bahar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kamu lupa yah Li? Cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya setelah kita menikah Li. Seperti Rasulullah yang menikah dengan Sayyidah Aisyah sama sekali belum tumbuh cinta diantara mereka tetapi setelah menikah cinta itu perlahan tumbuh Li..."

🌸🌸🌸

'Allahuakbar Allahuakbar'

Suara Adzan Ashar terdengar jelas setelah selesai menyuci Piring, Aqila bergegas memasuki kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelah mengambil wudhu, Aqila mengambil mukena dari tas yang ia bawa dari rumah

"Qil, Sholat dikamarku aja" tampak Zahra yang tengah turun dari tangga mendatangi Aqila

"Tapi nanti kamu sholat Zar"

MY DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang