[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Singkat saja. Cerita ini mengisahkan seorang anak perempuan yang mempunyai impian besar. Jika yang lain mempunyai impian untuk menjadi dokter,polisi dan psikologi tapi seorang Aqila berbeda. Impian terbesarnya yait...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2 Hari telah berlalu...
Sudah dua hari telah berlalu setelah kepergian Anita, Di rumah Gus Fahri saat ini kedua putranya terus merengek kepadanya tanpa henti
"Buya...ayo pelgi ke pacal malam dekat sana Buya...Gak jauh kok" ujar Gus Shaka
"Boleh yah Buya?" Ucap Gibran yang membinarkan matanya
"Shaka, Gibran malam ini kalian ada jadwal ngaji" ujar Gus Fahri yang sedang menyuapi kedua putranya
"Untuk cekali aja Buya, Giblan cama bang Chaka libul ngajinya...boleh yah Buya?"
"Izinkan aja Buya lagi pula jadwal mereka habis Ba'da isya, setelah shalat Maghrib kita bisa pergi" sambung dokter Gebi
Ingin jika Gus Fahri mengajak mereka ke pasar malam tapi feeling yang dirasakan padanya membuat dirinya bimbang, ia merasakan sesuatu akan terjadi pada keluarganya.
🌸🌸🌸
Dirumah Agam kini sedang kedatangan tamu yaitu Zahra dengan Gus Zizan. Untuk pertama kalinya Zahra dengan suaminya berkunjung kerumah Aqila
"Gimana dengan keadaan Abi sama Ummi kamu Zar?" Tanya Aqila yang sedang menyuguhkan secangkir teh untuk mereka berdua
"Abi sama Ummi sehat kok Qil"
"Alhamdulillah"
"Lalu bagaimana dengan kandungan kamu Zar? Sehat-sehat aja bayinya kan?" Tunggu, kandungan? Tepatnya Zahra kini sedang mengandung anak pertama mereka
"Alhamdulillah bayinya sehat-sehat aja"
Tingtong~
"Assalamualaikum"
Bel berbunyi, Aqila beranjak dari tempat duduknya untuk membukakan pintu
Cklek
"Wa'alaikumsalam Mas" sepertinya Aqila sudah tau itu suara siapa karena Agam biasanya pulang pukul 05.45. Aqila mengambil tangan kanan Agam lalu mencium punggung tangan dan juga telapak tangan. Begitu juga dengan Agam, ia lakukan sama seperti yang dilakukan Aqila
Kemudian pandangan Agam tertuju pada Zahra dan Gus Zizan
"Ini Gus Zizan sama Zahra bukan?" Tanya Agam yang pandangannya melihat keberadaan Gus Zizan
