بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
.Pukul menunjukkan 10.30 Kini Agam dan Aqila telah tiba di bawah bukit Jabal Rahmah, manik mata Aqila memandangi Bukit Jabal Rahmah dari bawah Rasa Gembira yang Aqila rasakan tidak bisa digambarkan lagi olehnya karena ia begitu bahagia dapat menginjak kakinya diwilayah Arafah
"Kamu tau Dek sejarah dari Jabal Rahmah ini?"
Untuk pertama kalinya Agam memanggil Aqila dengan sebutan dek
"Tentu saja aku tau Mas, Jabal Rahmah merupakan tempat pertemuan antara Nabi Adam As dengan Siti Hawa setelah berpisah lebih dari 200 tahun lamanya karena melanggar perintah Allah lalu Allah menurunkan mereka kebumi" jelas Aqila dengan mantap
"Tapi ada juga peristiwa yang lain lho Dek" ucap Agam membuat Aqila semakin penasaran
"Apa itu Mas?"
"Selain yang kamu sebutkan tadi ada juga peristiwa yang lainnya. Dibukit ini pula Nabi Ibrahim As pernah mendapat mimpi. Mimpi itu bukan mimpi biasa melainkan itu sebuah ujian yang sangat berat dan menguji keimanannya. Dalam mimpi itu pula Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim As untuk melakukan sebuah pengorbanan yaitu dengan menyembelih leher anaknya, Ismail dan peristiwa ini pula dikenal dengan hari Raya idul Adha. Yang terakhir, Rasulullah Saw pernah melakukan Dakwah di Jabal Rahmah dan Dakwah yang disampaikan Nabi Muhammad tentang kesempurnaan Islam. Semua umat muslim bergembira saat mendengar kabar itu tapi tidak dengan kedua sahabat Nabi yaitu Khalifah Umar bin Khattab dan juga Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka justru menangis karena mereka memiliki firasat akan ditinggalkan oleh Rasulullah. Jabal Rahmah juga menjadi tempat diturunkannya Wahyu dan Khutbah terakhir sebelum Nabi Muhammad wafat" ucap Agam dengan sempurna sementara Aqila menyimak apa yang diucapkan oleh suaminya.
Tangan Agam menggenggam tangan kanan Aqila, mereka berdua menaiki bukit itu bersamaan dan dibelakang mereka juga ada keluarga yang menyusul Mereka sementara orang tua mereka sudah lebih dulu naik keatas bukit.
Sesampainya Agam, Aqila, Akmal dan juga yang lainnya tepat di tugu putih, manik mata Aqila mendapati para jama'ah yang sibuk menulis sebuah surat dan alih-alih matanya menatap Coretan-coretan yang ada dibatu dan di tugu putih itu.
"Mas"
"Dalem sayang, kenapa hm?" kali ini Aqila dibuat kikuk oleh Agam karena perkataannya barusan. Niatnya ingin bertanya pun diundurkan
"Kenapa hm?" tanya Agam sekali lagi
Tapi Agam mendapati bahwa istrinya sangat malu jika ia berkata seperti itu bahkan pandangan Aqila tertunduk melihat kearah tanah
"Aku mau tanya, kenapa banyak coretan yah ditugu sama dibatu-batunya?"
"Karena menjadi tempat bersejarah maka Jabal Rahmah pun diyakini menjadi tempat terkabulnya doa khususnya doa untuk mendapatkan jodoh atau meminta seseorang untuk menjadi jodoh kita. Tapi hanya dengan berdoa saja para jama'ah tidak puas, mereka pun mulai menuliskan keinginan mereka dibatu-batu dan juga di Tugu putih. Padahal berdoa lewat lisan saja sudah cukup. Jabal Rahmah hanya sebagai penanda bahwa Nabi Adam sana Siti Hawa pernah bertemu disini. Hingga pada saat dilarang keras, Jama'ah itu mengaku tidak tahu kalau menuliskan nama seseorang di batu-batu Jabal Rahmah dilarang. Mereka pun beralih ke tugu putih. Bukan hanya itu saja adapun orang yang menaruh surat didepan Tugu itu. Mas juga heran kenapa kebanyakan orang melakukan hal itu padahal itu salah. Jodoh itu sudah Allah yang mengaturnya bahkan pada saat sebelum kita diciptakan, takdir kita lebih dulu yang diciptakan, kita lahir dari rahim ibu siapa, jodoh kita siapa, itu sudah ditentukan. Awalnya tempat yang indah dan bersejarah ini lama kelamaan akan dirusak oleh tangan manusia sendiri".
🌸🌸🌸
Setelah mengunjungi Beberapa tempat yang ada di Mekkah, Agam dan Aqila kembali ke hotel karena matahari semakin naik dan waktu Shalat Dzuhur sebentar lagi akan tiba. Sementara kepala Agam tiba-tiba berdenyut hingga membuatnya terbaring diatas kasur, padahal ia baru saja mengambil wudhu bersiap-siap untuk shalat. Tiba-tiba Aqila datang dengan membawa minyak pijit yang diberikan oleh Ibu Ratna
Aqila ingin mengambil duduk dipinggir kasur namun Agam bangkit dari tidurnya dan meletakkan kepalanya diatas pangkuan Aqila.
Aqila meneteskan sedikit minyaknya lalu jari-jarinya mulai memijat bagian kening Agam
"Kalau kaya gini peningnya jadi cepat hilang soalnya langsung dipijitin dari tangan istri Mas" ucap Agam yang menutup matanya sambil tersenyum
"Mas boleh cerita sedikit Gak?"
"Boleh kok"
"Kalau Mas jujur mas pernah minta kamu untuk menjadi pendamping Mas" penuturan Agam membuat jari-jari Aqila terhenti
"Tapi... bukannya kita cuma ketemu waktu ta'aruf aja Mas?"
"Kita pernah ketemu, waktu itu kamu sama Mas Akmal lagi ada dipasar Senin, dan disana Mas Akmal nawarin banyak bukaan untuk kamu Dek dan kamu jawab kamu gak suka dengan yang berlebih-lebihan Cukup Kurma sama Air putih aja. Jujur Mas gak ngelihat muka kamu saat itu karena kamu membelakangi Mas, dan Mas cuma tanda muka Mas Akmal aja" Jelas Agam menatap manik mata Aqila
"Mas suka dengan kesederhanaan kamu Dek. Mas gak suka dengan wanita yang berlebihan, banyak zaman sekarang wanita seperti itu bahkan berlebihan dalam menarik yang bukan Mahramnya contohnya dengan kecantikan mereka. Mereka mendandani diri mereka untuk dipandang cantik oleh yang bukan Mahram. Dan Abi tiba-tiba bawa Mas kerumah perempuan yang akan Mas pinang. Mas ikhlas kalau Mas tidak berjodoh dengan perempuan yang tidak sengaja Mas jumpai tapi justru Mas yang datang meminang perempuan yang pernah Mas jumpai dipasar Senin. Dan Ummi banyak cerita ke Mas tentang kamu Dek, semua yang Ummi bilang tentang kamu itu semua udah termasuk istri yang Mas idamkan". Setelah mendengar penuturan Agam. Aqila tertegun, karena ia menyadari langsung bahwa skenario yang Allah berikan lebih indah dari skenario yang telah ia tetapkan.
🌸🌸🌸
Allah merahasiakan masa depan untuk menguji kita agar berprasangka baik. Berusaha yang terbaik, bersyukur dan bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DREAM
Fantasy[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Singkat saja. Cerita ini mengisahkan seorang anak perempuan yang mempunyai impian besar. Jika yang lain mempunyai impian untuk menjadi dokter,polisi dan psikologi tapi seorang Aqila berbeda. Impian terbesarnya yait...