Chapter : 13

1K 52 3
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
.

'Saya memang menginginkan menantu perempuan tapi saya tidak ingin mempunyai menantu yang fakir ilmu'
.
.
.

'Saya memang menginginkan menantu perempuan tapi saya tidak ingin mempunyai menantu yang fakir ilmu'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 hari sudah berlalu namun Ali masih belum menerima pesan balasan dari Aqila. Kedatangan ustadz Bahar keruangan Ali membuat Ali harus menyimpan kembali handphonenya kedalam saku

"Ali nanti temanin saya nyari mukena buat Ummi yah. Owh iya sekalian bawa Ibu dan adik kamu Li. Soalnya Ibu kamu kan punya koleksi beberapa mukena juga seleranya bagus-bagus, siapa tau Ibu kamu bisa bantuin Saya untuk milih mukena"

"Udah minta izin belum A'?" tanya Ali

"Udah tadi sama Pak Kyai tapi jangan lama-lama "

🌸🌸🌸

Kini Dikamar tampak Aqila yang tengah sibuk memasukkan baju-bajunya kedalam kopernya karena nanti malam mereka akan kembali kekota Medan.

Tok...tok..tok

Suara ketukan dari ambang pintu membuat perhatian Aqila teralih

"Nanti temanin Abang ke Pasar Senin mau Qil? Soalnya mau beli oleh-oleh untuk keluarga sekalian beli bukaan untuk kamu kan ini hari kamis dan kamu juga lagi puasa" tepat yang dijelaskan oleh Akmal bahwa ini hari Kamis dan setiap Senin Kamis Aqila selalu melakukan puasa Sunnah. Sementara Akmal ia tidak sempat bangun pagi karena kerja lemburnya

"Owh yah Qil, jadi kamu belum balas surat dari Ustadz Ali?" pertanyaan yang diberikan oleh Akmal mampu Aktivitas Aqila terhenti dengan cepat ia menggelengkan kepalanya

"Qila tanya Ibu sama Bapak kalau udah sampai di Medan. Qila gak mau mengambil keputusan terburu-buru walaupun Abang udah merestuinya" ucap Aqila. Netranya memandangi Surat dari Ali yang tergeletak dimeja disamping tempat tidurnya

"Yaudah kalau itu maunya Kamu Qil, ayo Qil cepat siapan keburu kesorean" Akmal pergi dari kamar Aqila

15 menit kemudian Aqila dan Akmal telah sampai di pasar Senin. Kondisi pasar Senin cukup Ramai, banyak sekali orang berlalu lalang kesana kemari

"Qil kamu mau putu Ayu gak? Atau Tahu crispy atau Takoyaki atau Gorengan yang lain, gimana kalau esnya Abang belikan Es pisang ijo untuk kamu?" Banyak tawaran dari Akmal namun Aqila menggelengkan kepalanya

"Abang kan tau sendiri kalau Qila gak suka buka dengan yang berlebih-lebihan, Cukup Kurma sama Air putih atau gak lauk yang ada dirumah. Udah itu aja bang"

MY DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang