Chapter : 34

933 57 10
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
.
.
.

Tengah malam sudah tiba, namun Gus Shaka terus menangis sudah 15 menit Aqila membawanya dalam gendongannya, lalu Agam masuk kekamar dengan membawa satu botol susu kecil untuk Gus Shaka dan memberikannya kepada Aqila, tangan Aqila membantu Gus Shak...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengah malam sudah tiba, namun Gus Shaka terus menangis sudah 15 menit Aqila membawanya dalam gendongannya, lalu Agam masuk kekamar dengan membawa satu botol susu kecil untuk Gus Shaka dan memberikannya kepada Aqila, tangan Aqila membantu Gus Shaka untuk meminum susunya

"Humaira, Shakanya biar Mas aja yang gendong yah?"

"Gausah Mas" tutur Aqila dengan lembut

"Humaira, nanti kamu kecapean sayang. Udah lima belas menit kamu berdiri aja keliling kesana kemari buat nenangin Shaka, aku gak mau buat kamu kecapean, habis Shaka minum susunya biar Mas yang gendong yah, habis itu kamu bisa tidur"

Aqila tidak bisa memberi jawaban lagi, apa yang disarankan Agam dia juga harus menuruti perintah suaminya

Setelah Gus Shaka meminum susunya, ia perlahan tertidur, Kemudian Aqila memberikan Gus Shaka kepada Agam beserta kain jariknya

"Kamu gapapa Mas kalau aku tidur duluan? Nanti kalau Shaka nangis lagi gimana?" Aqila masih menghawatirkan soal Shaka dan Agam, ia juga tidak ingin Agam kelelahan tapi ia sama sekali tidak menghawatirkan dirinya

"Sayang, kamu tidur aja gapapa nanti kalau Shaka udah tidur nyenyak, Mas taruh dia diatas Ayunan"

Aqila hanya bisa menurut apa yang diperintahkan suaminya, ia tidur dan menarik selimutnya namun matanya masih belum tertutup, pandangan Aqila masih mengarah kepada Agam. Agam memberi kode dengan memejamkan kedua matanya sekali sambil memiringkan kepalanya kekanan.

🌸🌸🌸

Baru saja Zandara usai melaksanakan sholat Tahajjud dan juga sholat subuh nya tapi saat keluar dari Masjid dia kehilangan dua sandalnya, sandal kesayangannya yang bermotif harimau

"Udahlah Zan, sandal gitu doang masih bisa dibeli" itu suara Jidan, ia sudah lelah menunggu Zandara sementara Haikal dan Habib sudah pergi duluan

"Itu sandal antik gue, enak aja Lo bilang beli yang baru, udah ayo buruan cari, gue mau tidur lagi habis ini" itulah  Zandara, santri yang pikirannya hanya rebahan saja

"Huamm Iya Iya!" Tegas Jidan

"Can, Ecan Lo dimana sih Ahk" tepat sekali sangking sayangnya dengan sandalnya sampai diberi nama Ecan

"Heh Zan, itu sandal Lo gak sih?"

"Mana"

"Didalam Tong sampah noh!" Tunjuk Jidan mengarah ke tong Sampah

MY DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang