Chapter : 25

850 49 2
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

.
.
.

Majelis kini sudah dipenuhi oleh para jama'ah Akhwat dan juga Akhi pembatas antara mereka adalah tirai Seusai penyampaian Mc Bahanan sekarang waktunya Agam yang menampilkan ceramahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Majelis kini sudah dipenuhi oleh para jama'ah Akhwat dan juga Akhi pembatas antara mereka adalah tirai
Seusai penyampaian Mc Bahanan sekarang waktunya Agam yang menampilkan ceramahnya

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu"

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatu" ucap para jama'ah dengan serentak

"Alhamdulillahil ladzii an'amaanaa bini'matil iimaani wal islaam. Wanusholli wanusallimu 'alaa khoiril anaami sayyidina Muhammad wa'alaa aalihi washohbihi ajma'iin. Amma ba'du"

"Para Akwat, Akhi, Bapak dan Ibu semuanya pasti mau punya anak yang shaleh dan shalihah tapi bak kata pepatah anak adalah cerminan orang tuanya. Pertama, kalau ingin melahirkan penerus yang shaleh dan shalihah dimulai dengan memperbaiki diri, mencari pasangan yang dekat dengan Allah. Sewaktu saya masih di Jawa, saya juga perhatikan ada orang tua yang galak banget mendidik anak-anaknya katanya mendidik, katanya sayang tapi caranya salah. Tegas bukan berarti galak dan lembut bukan berarti lemah. Banyak dari kita yang melakukan kekerasan tanpa kita sadari dengan Anak-anak kita, lewat kata-kata kita, lewat perilaku kita, kita lakukan kekerasan itu, kita lakukan bully. Pak, Buk, bully itu bukan hanya terjadi disekolah saja tapi juga ada dirumah. Kita banding-bandingkan anak kita anak tetangga itu juga termasuk bully Buk" ucap Agam

"Saya pernah mendapati seorang anak sekitar umur 6 atau 7 tahun lagi ngaji sama gurunya dan gurunya ini megang rotan, kalau salah dikit pasti kena pukul. Katanya kalau tanpa kekerasan anak gak akan pintar tapi itu salah! Lewat kekerasan itu kita bisa bikin mental dari anak itu terkikis perlahan-lahan, walaupun ilmu yang dia dapat memang gak pernah hilang. Tapi dari pukulan itu, anak lama kelamaan bisa takut akan'dipukul' mau itu sama temen sendiri, mau sama orang dekatnya ataupun orang tuanya." Sambung Agam

"Tapi Ustadz gimana kalau orang tuanya baik tapi anaknya jahat?. Faktor pertamanya adalah teman dekatnya. Banyak dari anak-anak kita salah dalam berteman. Rasulullah Saw berkata, jika kamu mendekati penjual minyak wangi maka wangi dari minyak wangi itu akan ikut menempel di kamu tapi kalau kamu berteman dengan orang yang pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap. Tapi bagaimana dengan kebalikannya jika Orang tuanya yang jahat tapi anaknya Sholeh?. Pak, Buk, Anak yang durhaka ada dan orang tua yang durhaka juga ada buk. Orang tuanya jahat tapi anaknya Sholeh itu berarti Allah masih sayang sama orang tua anak tersebut karena lewat anaknya nantilah mereka berdua akan dituntun, Ujian si anak adalah mengembalikan orang tuanya ke jalan yang lurus"

"Saya juga pernah liat ada orang tua yang sangat menginginkan anak laki-laki tapi begitu lahir anak perempuan reaksi kaya menyesal, Astaghfirullah Buk, Pak jangan sampai kita kaya gitu. Anak adalah anugerah dari Allah mau itu anak laki-laki ataupun perempuan dan Bapak, Ibuk disini jangan pernah marah sama anak kecil, karena mereka gak dihisap buk, yang dihisap itu kita, yang dosa siapa? Kita".

"Nyakitin anak, nyubitin anak salah apa gak salah Buk?"

"SALAH..." Ucap para jama'ah dengan serentak

"Para Akhi, Akhwat, Bapak dan Ibu. Gak ada anak nakal, Gak ada. Yang ada adalah anak yang mencari perhatian orang tuanya tapi tidak tahu caranya. Kenapa anak sampai nyari perhatian dari orang tuanya? Karena orang tuanya yang tidak cukup memberikan perhatian kepadanya. Sampai di usia 12 tahun bahkan remaja dan seterusnya gak ada anak nakal. Yang ada adalah anak yang mencari perhatian orang tuanya tidak dengan cara yang benar. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah Orang tuanya tidak memberikan perhatian yang pas untuk anaknya." Ucap Agam

"Nabi benci kepada semua orang tua yang berlaku kasar kepada anak-anak nya terutama anak perempuannya. Nabi sepertinya akan berkata hal yang sama kepada orang tua tersebut. Jika wajahku ada dihadapan mu maka aku akan menamparmu seperti kamu menampar anak perempuanmu. Aku akan mencaci makimu seperti kamu telah mencaci maki anakmu. Andai aku bersamamu saat ini aku akan berbuat jahat kepadamu dan membela anakmu. Anak perempuanmu. Sebab aku menyayangi mereka. Ingat Pak, Buk mau anak yang Sholeh dan shalihah dimulai dari diri sendiri, perbaiki diri sendiri, mencari pasangan yang membawa kita lebih dekat dengan Allah, jauhkan anak dari pergaulan yang tidak benar! Jangan sesekali kita kasar kepada anak kecil, karena yang dihisap itu kita. Jangan sesekali membully anak kita dengan mencaci maki mereka, membandingkan mereka dengan anak yang lain. Karena sejujurnya semua manusia itu gak ada yang sempurna mungkin kita melihat anak-anak lain nampak sempurna di mata kita tapi kita tidak melihat kekurangannya sementara kita selalu melihat kekurangan anak kita sendiri, tak pernah melihat kelebihannya. Ajarkan anak untuk dengan Allah, ajarkan lisannya untuk menyebut La Illa hailallah. Teruntuk anak perempuan tanamkan kepadanya rasa malu lebih dulu buk, pak. Satu helai rambut anak perempuanmu dilihat laki-laki yang bukan mahramnya maka satu langkah pula Abinya menuju ke neraka!" Ucap Agam

Sementara di sisi lain, Ali, dan Bu Hanum baru saja tiba di Jakarta sementara Tiya masih ada di Jawa, Ia harus menyelesaikan kuliahnya lebih dulu.

Masih dengan rumah yang sama, Ali dan Bu Hanum tinggal didalamnya. Ali sendiri membereskan perabotan dan pakaiannya sementara Bu Hanum membersihkan dapur

Tok...tok...tok

"Assalamualaikum" suara itu adalah suara Ustadz Bahar

"Wa'alaikumsalam" balas Ali juga Bu Hanum

"Nak Bahar?"

"Nggih Bu, saya kemari akan menemani Ali untuk membeli bahan renovasi untuk Caffe" jelas Ustadz Bahar

"Lho, Ali punya uangnya?" Tanya Bu Hanum

"Ibu Lupa kalau Ali ada tabungan yah?"

"Ibu Ora ingat, eh iya Nak Bahar mau minum apa?" Tawar Bu Hanum

"Gausah repot Bu, saya kesini juga sebentar"

"Yaudah kalau gitu Ibu tinggal Dulu yah ke dapur, masih ada kerjaan yang lain"

"Nggih Bu".

🌸🌸🌸

Semua anak mempunyai kelebihan masing-masing tapi nyatanya anak selalu dianggap kurang di mata orang tua. Bahkan ada orang tua yang membully anaknya secara terus terang dengan membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Benar bukan?

Gimana nih puasanya?

Segini aja dulu😭🙌

Rencananya mau Up lagi waktu malam takbiran🤭🤏

MY DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang