Manusia biasa (bagian 2)

57 9 0
                                    

Ibu Sanari membawa Rizan ke ruangan yang pintunya tertutup gorden berwarna biru. Begitu masuk, Rizan sedikit dibuat ternganga oleh dinding yang dipenuhi sticky note berwarna biru. Lengkap dengan berbagai tulisan di atasnya. Katanya itu adalah kamar Sanari— gadis yang bercita-cita menjadi penulis.

Sore itu, melalui buku harian kecil berwarna biru, Rizan tahu satu hal, bahwa Sanari menaruh hati untuknya sejak kelas 10 SMA. Gadis itu bahkan telah menuliskan banyak hal tentang Rizan semasa hidupnya. Bersama perasaan yang tak menentu, Rizan di suruh membawa pulang sebuah buku harian milik Sanari yang tebalnya bisa sejengkal. Buku setebal itu tidak semuanya berisi tentang Rizan 'kan?

Ibu Sanari juga memberikan ponsel yang semasa hidup digunakan Sanari.

"Saya tidak bisa menerima ini, bibi lebih berhak atas barang milik Sanari."

"Kami tidak mau menggunakannya."

"Kenapa begitu?"

Satu jawaban nya yang hanya diketahui oleh Rizan.

Pada awalnya, Rizan membiarkan semua barang yang menyangkut tentang Sanari itu, namun satu hari, hatinya tergerak dengan sendirinya membaca setiap lembar halaman buku harian yang ditulis Sanari. Lembar pertama berisikan curahan hati gadis itu di tahun 2021.

06 Juli 2021
Halo, ini Sanari

Semburat matahari hari ini begitu indah
Apalagi aku dapati kupu-kupu biru bersandar di kursinya
Hadirnya begitu menghangatkan
Entah sejak kapan perasaan berbunga ini datang tiap kali bersitatap dengannya.

Aku sadari perasaan ini tepat di bulan Juli
Bersama sayap indahnya yang ingin sekali aku miliki
Sebuah perasaan tanpa komunikasi
Yang kian hari terasa kian menjadi-jadi

Dibutuhkan waktu ribuan hari untuk membaca keseluruhan isi buku harian Sanari itu. Meski hati Rizan sudah tersentuh sejak membaca kalimat pertama di buku itu, ia masih belum berniat melanjutkannya. Mungkin jadwalnya satu hari satu halaman.

Pemuda kurus itu juga membuka ponsel Sanari yang tidak dikunci. Isinya tidak aneh-aneh hanya aplikasi membaca, aplikasi KBBI, dan aplikasi lainnya yang sepertinya tentang kepenulisan juga. Perhatian pertamanya jatuh pada galeri yang ada di ponsel. Kira-kira apa isinya, ya? Rizan sempat ragu membukanya, tapi bukankah ponsel ini sudah diserahkan untuknya, jadi sekarang ponsel ini miliknya juga. Ternyata isinya kosong. Rizan sempat kecewa dalam beberapa saat, padahal dirinya sudah menahan rasa penasaran setengah mati.

Hampir semua aplikasi, Rizan kunjungi. Termasuk tempat dimana Sanari menyimpan naskah-naskah ceritanya. Ternyata cukup banyak cerita yang dia tuliskan. Rizan tidak yakin naskah itu hanya dibiarkan menganggur saja. Namun dari sekian banyaknya cerita hanya satu judul yang mampu melekat di ingatan Rizan. Cerita berjudul 2. 160 hari adalah kisahnya yang membawa Rizan ke puncak popularitas. Membuat Rizan kembali mengingat-ingat sosok Sanari yang dulu hanya sekilas ia kenal.

Pada awalnya, Rizan bertanya-tanya maksud dari judul yang diberikan Sanari pada setiap ceritanya yang sulit dipahami. Mengapa judulnya harus 2.160 hari? Mengapa tidak jatuh di pelukmu saja, atau kebersamaan denganmu di SMA. Sepertinya itu lebih mirip dengan judul sinetron daripada judul sebuah buku. Sudahlah! Rizan memang payah dalam melahirkan kata-kata indah. Tetapi bila diingat kembali, 2.160 hari merupakan awal perjumpaan hingga wafatnya perasaan Sanari dalam mencintai Rizan, sejauh ini itulah teori yang Rizan buat.

Siapa sangka seorang perempuan dapat mencintainya sebesar itu, bahkan tanpa komunikasi.

***

"Heiii! Bangun!" Teriak Hendi pada sosok Rizan yang ternyata meringkuk di atas sajadah dengan masih mengenakan sarung juga peci hitam.

***

A/N
Menurutmu gimana ceritanya?
Kasih kritik dan sarannya juga, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak dan share cerita ini ke teman-teman pembaca yang lainnya juga

Baaayy🤗

Salam dari pecinta warna biru🌊☁️👣🥶💦🎶💙🌀🐳🧊🥤

2.160 hari |Jeongwoo - MinjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang