peran utama kedua

14 1 0
                                    

Susah sebenernya buat Sanari sama Rizan satu frame 😀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Susah sebenernya buat Sanari sama Rizan satu frame 😀

*****

Udara dingin malam menemani Natalia. Kini ia jadi banyak bergelut dengan perasaannya sendiri. Ini tentang laki-laki yang sering ia repot kan beberapa bulan terakhir. Selama ini Natalia merasa sudah mengenal Rizan, ternyata tidak, masih banyak rahasia tersembunyi yang dimiliki pria itu. Rasa kesal dan cemburu tidak lagi sehebat tadi saat tak sengaja melihat foto Rizan dan seorang gadis di masa putih abu-abu. Banyak orang bilang cinta pertama bermuara dari sana. Natalia pun berpikir Rizan sama, lelaki itu masih memeluk rapat masa lalunya.

Natalia menemukan foto itu saat tengah mencari sisir rambut, ia memeriksa hingga membuka laci meja dan tak sengaja menemukan foto itu di sana. Saat ini perasaan perih di hati yang lebih mendominasi kala mengingatnya.

Sementara di dekat pintu ibu Rizan memerhatikan gadis kota dengan rambut panjang terurai itu seperti tengah melamun  dengan tatapan kosong yang mengarah ke jalanan.

"Izaann!" Panggilnya memasuki kamar Rizan. Pemuda itu baru selesai menunaikan shalat isya. "Kenapa mah?"

"Temen kamu masih di luar, suruh masuk ya, udah malam. Pamali perempuan yang lagi datang bulan keluyuran di luar malam-malam begini, cepetan ajak masuk."

"Iya," ujar anaknya yang sejurus kemudian melangkah menghampiri Natalia. "Lagi apa?" Keduanya sudah berdiri bersisian.

Natalia mengabaikannya. Gadis itu menatap lurus ke depan pada jalanan yang sepi tanpa lalu lalang kendaraan.

"Apa kamu rindu mobilmu sampai gak bisa berhenti natap ke jalan," imbuh Rizan. Tubuhnya sedikit bergidik kedinginan diterpa angin malam. Hawa di kampung memang terasa lebih dingin.

Natalia menjawab, "enggak, kayaknya gue berencana pindah ke sini."

"Pindah aja, saya punya rekomendasi tempat yang bagus buat bangun rumah. Soal harga bisa dibayar pake perasaan."

"Gue pengen bangun rumah di tepi sawah, bisa?" Matanya penuh binar menoleh ke samping, pada Rizan.

"Bisa, cuman saya jamin kamu gak akan betah, banyak serangga datang bertamu minta kenalan." Rizan sedikit tertawa. "Lebih baik jadi anggota keluarga saya aja." Senyum pemuda itu terpancar untuk gadis dengan tinggi sebahu yang berdiri tepat di sampingnya.

Natalia bingung. Rizan bahkan tak pernah mengungkapkan rasa cintanya, meskipun dia sering mengutarakan niat baiknya Natalia harus berpikir penuh pertimbangan, "dia itu serius atau enggak?"

"Semudah itu Lo yakin udah dapetin hati gue?" Ada sedikit tawa sumbang Natalia diakhir. Ia tidak terlalu suka percakapan dengan suasana serius.

2.160 hari |Jeongwoo - MinjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang