Cowo singting pikir Rara mematikan panggilan.
Rara sedikit menyesal karna sudah menyetujui taruhan itu.
"Kenapa aku bisa kepancing yaa",pikir Rara sambil melihat handphone nya yang tergeletak di samping nya.
Rara tidak bisa tidur karna memikirkan bagaimana dia harus menghadapi Rian esok hari.
Pagi hari nya Rara terbangun karna bunyi dering handphone nya yang tidak berhenti.
Meraba handphone di sampingnya Rara mengangkat telpon.
"Siapa?"tanya Rara menguap.
"Tidak sekolah?"tanya orang di sebrang.
"Rian?ah gila, ngapain si pagi-pagi!"menguap,Rara berujar kesal.
"Ini udah jam sembilan tau,apanya yang pagi!"ujar Rian.
"Hah!apaa?jam sembilan?"Rara bangun dengan terburu-buru dan melihat ke dinding, memastikan apa yang di katakan Rian benar.
"Gila,gue marah banget sama lo, gara-gara kegilaan lo semalam gue gak bisa tidur sepanjang malam,dan jadi telat gini kan!"bentak Rara marah.
"Maaf,kamu boleh marah tapi jangan pakek lo gue,aku ga suka"ujar Rian meminta maaf.
"Bodo amat,jangan telpon gue dulu,gue mau tenangin diri dulu,sebal bangett gue"ujar Rara mematikan telpon itu secara sepihak.
Rian yang melihat Rara marah berfikir bagaimana cara membujuk nya agar tidak marah.
"Ini emang salah gue si,wajar misal nya dia semarah ini"pikir rian sambil mengetikkan beberapa kata lalu mengirimkan nya kepada Rara.
Rara bangkit dari tidur nyaa dan pergi membersihkan dirinya karna dia berencana akan menenangkan diri nya sendiri dengan pergi melihat lautan.
Selesai bersiap-siap Rara pun mengambil handphone nya yang tergeletak di pinggir kasur,dia heran melihat notifikasi dari Rian.
"Bukanya aku udah bilang untuk ga cari aku dulu ya",pikir Rara membaca pesan yang Rian kirimkan
"Rara maaf, kamu boleh marah sama aku,aku juga tau aku salah,misalkan marah kamu udah reda tolong kabari aku ya,aku khawatir".
Membaca pesan itu Rara membanting handphone nya ke kasur dan berjalan keluar dari kamar nya.
"Dasar gila"sungut Rara sambil meraih kunci motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku kamu dan luka(END)
SpiritualRara adalah seorang siswi yang kesepian, bagi nya berteman atau bertemu dengan seseorang adalah hal yang membosan kan, sampai pada hari itu, hari dimana dia bertemu dengan seorang laki-laki, dia pikir dia bisa bercerita kepadanya ternyata..
