Bulan

48 19 4
                                    

Rara segera merapikan buku nya dan tidur untuk mengobrol dengan Rian yang menelpon nya.

"Halo"ujar Rara.

"Iyaa,sedang apa?"tanya Rian.

Rara bangun dan membuka jendela kamar nya.

"Liat bulan"ujar Rara sambil duduk di jendela kamar nya.

"Kamu sendiri lagi ngapain?"sambung Rara bertanya.

"Tidur, ngapain lagi kan malam-malam"Rian menjawab sambil tertawa.

Mendengar suara tawa dari sebrang Rara merenggut.

"Berhenti tertawa,keluar lah dari kamar mu dan lihat lah bulan" ujar Rara bejalan mengambil coklat di laci meja belajar nya.

"Males,kamu saja yang melihatnya"ujar Rian kembali tertawa.

"Kamu ga mau?aku matikan telpon nya"Rara berujar sambil tertawa.

"Yaah jangan dong,iyaa ini aku keluar"Rian menjawab sambil segera berjalan keluar dari kamar nya.

"Kenapa kamu suka bulan?"tanya Rian tiba-tiba.

"Kepo"ujar Rara sambil tersenyum.

"Ayolah,bukan nya kamu sudah menerima mu sebagai teman mu?"Rian mengurutu.

"Aku tidak bilang mau berteman dengan mu?"Rara menjawab sambil tertawa.

"Padahal aku sudah berfikir kamu mau berteman dengan mu"ujar nya tiba-tiba terdengar sedih.

"Hey hey,aku hanya bercanda"ujar Rara panik.

"Beritahu aku kenapa kamu suka bulan?"Rian bertanya sekali lagi.

"Dasar!karna aku menderita insomnia dan satu-satunya yang menemani ku dan mendengar kisah-kisah ku setiap malamnya hanya bulan"ujar Rara menjelaskan.

"Kamu kesepian?"tanya Rian membuat Rara terkejut.

"Hah,apa?maaf"ujar Rara memastikan apa dia salah dengar.



Aku kamu dan luka(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang