Jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, El bocah itu masih enggan untuk memejamkan matanya, padahal jam tidurnya sudah terlewat satu jam yang lalu.
"Abang bobo yuuk, udah malem lhoo" ucap Zoa sedikit frustasi karena El tidak mau tidur.
"no..no.." jawab El, anak itu masih asik bermain dengan legonya.
"Mainnya besok lagi, sekarang bobo dulu yuk buna anterin ke kamar sampai abang bobo" bujuk Zoa.
"Nanti bunaaaaa.. El belum ngantuk"
Attha yang melihat anak dan istrinya itu pun merasa kasihan dengan wajah frustasi Zoa, akhirnya dia ikut membujuk bayi satu itu.
"Abang, liat tuh udah jam berapa?" Attha menunjuk ke arah jam dinding, El melirik arah yang ditunjuk Attha.
" Jam sepuluh" jawab anak itu."Nah kan udah malem, biasanya abang bobo jam berapa?"
"Jam sembilan" jawab El lesu karena dia juga bingung kenapa dirinya tidak mengantuk sama sekali, biasanya jam setengah 9 malam dia sudah merengek ngantuk dan meminta susu.
"Berarti abang udah lewatin jam bobo abang dong, yuk sekarang bobo yuk. Sini papa gendong sambil mimi mau?" tawar Attha sambil menjulurkan kedua tangannya untuk menggendong El.
El yang mendengar tawaran itu pun segera berdiri dan masuk kedalam pelukan Attha, lalu Attha segera mengangkat El ke gendongan ala koalanya.
Zoa yang melihat itu langsung memberikan botol berisi susu kepada Attha yang sudah ia siapkan dari tadi. Attha segera memasukkan dot itu kemulut El, dan diterima baik oleh sang empu.Plop..
El melepaskan dot itu dari mulutnya, kemudian ia mendongak guna melihat wajah Attha.
"Papa, El bobo sini boleh?" tanyanya kepada Attha.
"Coba tanya buna" perintah Attha, El pun menurut, ia melirik Zoa yang sedang bersiap untuk merebahkan diri.
"Buna, El bobo sini boleh?" tanya El pada Zoa, Zoa berpikir sepertinya mengerjai anaknya sedikit tidak apa.
"Kan abang udah ada kamar sendiri, bobo kamar sendiri aja yaa"
"Gamau, El mau bobo siniiii buna pliss"
"Yaudah sini deket buna"
Athha pun berjalan menuju ranjang, mendekatkan El pada Zoa. El langsung duduk dekat Zoa.
"Abang bobo kamar sendiri aja sana, kan ini kamar buna sama papa" ujar Zoa masih ingin meledek anaknya.
PLAK!!
Diluar dugaan, El dengan entengnya tiba-tiba menampar wajah Zoa karena ia kesal merasa dikerjai oleh Zoa. Zoa dan Attha pun terkejut bukan main, baru kali ini El berani main tangan.
"Aduh!" erang Zoa sambil memegang wajahnya yang baru saja ditampar oleh El.
"EH! kok dipukul bunanya?!" tanya Attha menaikkan nada bicaranya karena masih terkejut. Kemudian ia mendekati Zoa sambil memeriksa apakah istrinya ini baik-baik saja.
"Mana yang sakit sayang?" tanya Attha khawatir.
"Ini mas sakit banget" ucap Zoa dengan nada seperti orang menangis, padahal dibalik itu dia mengedipkan satu matanya pertanda jika itu hanya pura-pura karena pukulan El tidak sakit sama sekali, ia hanya terkejut dengan tindakan El, dan Attha langsung paham jika istrinya ini hanya pura-pura.Sedangkan El, anak itu terlihat merasa bersalah, ia terus menunduk.
"El, kalau ditanya itu dijawab bukan diem aja, denger ngga papa bilang?""Dengar.." lirih El dengan sedikit bergetar masih setia menunduk dan memilih ujung piamanya.
"Liat papa El" El pun mendongak terlihat lah wajah yang sudah memerah mata berkaca-kaca, dengan bibir melengkung ke bawah menambah kadar kegemasannya.
"El kok berani pukul buna? udah jadi jagoan hm? sampai berani pukul buna?" tanya Attha dengan tatapan yang tajam, meskipun Zoa hanya ingin mengerjai El, tetap saja tindakan El tidak bisa dibenarkan, takutnya akan menjadi kebiasaan El jika marah akan main tangan.
Karena jujur saja Attha sangat tidak suka orang yang berani memukul perempuan, dan ia tidak ingin El menjadi orang yang seperti itu. Sedangkan El hanya diam, dia juga sangat merasa bersalah karena sudah memukul bunanya.
"Kok diem? jawab! udah jadi jagoan bro?" tanya Attha lagi karena anak itu masih setia diam. Sedangkan Zoa hanya menonton drama bapak dan anak itu.
"Kalo mau pukul buna, sini lawan papa dulu" ucap Attha lagi menarik lengan bajunya ke atas, seperti orang mau berantem.
"Ndaak.." jawab El lirih bahkan seperti berbisik.
Zoa yang sudah tidak tega pun segera menyudahi drama ituu."Udah, udah mas ih kasian itu anaknya, sini sayang" ucap Zoa sembari menarik tangan El agar mendekat. El yang mendengar itu pun langsung menubruk Zoa dan masuk ke pelukan Zoa.
"Hiks..Huwaaa....bu hiks naa..." pecah sudah pertahanan El.
"Ssstt cup..cup..sayaaangg" Zoa mengelus punggung El berusaha menenangkan anak itu.
"Say sorry ke buna" perintah Attha ke El
"So..hiks..wyy bunaa hiks.." ucap El masih sesenggukkan.
"Iyaa sayang buna maafin, tapi abang ngga boleh kaya gitu lagi yaa? emang buna sama papa pernah ajarin abang buat pukul-pukul orang?" tanya Zoa sembari mengusap-usap pipi El yang basah. El hanya menjawab dengan gelengan.
"Makanyaa ngga boleh yaa, sakit ngga kalo dipukul?" tanya Zoa lagi.
"Sakit, kaya dulu waktu El dipukul ayah juga sakit hiks" jawab El masih sesenggukan. Zoa dan Atrha yang mendengar jawaban El langsung diam dan tidak mau meneruskan pembicaraan itu lagi, karena mereka sangat benci kalau harus mengingat hal itu.
"Udah-udah jangan nangis lagi yaa sayangnya bunaaa, maafin buna juga karena tadi udah ngerjain abang El" ucap Zoa sambil mencium hidung kecil El yang memerah.
"Iyaa bunaa, maafin El juga tadi udah nakal pukul-pukul bunaa" balas El membenamkan wajahnya di ceruk leher Zoa.
"Ya udah kita akhiri drama malam inii yaa, mari kita tidurrr" ucap Attha sambil membenarkan posisi tidur mereka, dengan El yang berada ditengah-tengah dia dan Zoa.
"Selamat malam sayang-sayangnya buna sleep well" ucap Zoa dengan tangan satu mengelus punggung El, dan tangan satunya lagi mengelus perut yang kini sudah ditempati makhluk kecil didalamnya, tak lupa matanya juga menatap suaminya yang juga menatapnya sayu.
(Ekspresi kesal Elzio pas mukul Zoa)
T
BC
Halo guys Elzio comeback!!
Sebelumnya aku mohon maaf sebesar-besarnya hiatus lamaaaaaa banget, karena aku fokus menyelesaikan skripsikuu dan alhamdulillah aku sudah menyelesaikannya tinggal menunggu wisuda saja.Jujur aku ngga nyangka bgt, ternyata masih banyak yang baca cerita ini, dan terimakasih untuk para readers yang masih setia baca cerita Elzio bahkan sampai ada yg baca berulang kali. BIG LOVE untuk kaliannn❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZIO
General FictionElzio Diratama, seorang anak laki-laki yang manis berusia 10 tahun. Berbeda dengan anak-anak lain seumurannya, yang harusnya masih bermanja ria dengan orang tuanya dan yang seharusnya menerima kasih sayang dan kehangatan dari orang tua nya. Yang di...