18. anin

770 93 18
                                    

zee tersenyum lebar sambil menatap gadis disampingnya, seperti ini kah rasanya berpacaran? dirinya seperti menjadi orang paling bahagia di dunia. baru saja beberapa menit yang lalu mereka resmi berpacaran membuat zee merasa dia sedang bermimpi, beberapa kali dirinya bahkan mencubit pipinya sendiri agar meyakinkan ini tidak mimpi

zee meringis pelan akibat ulah yang dibuatnya sendiri mengundang atensi ashel
"kamu kenapa?" tanyanya khawatir

bukannya menjawab zee malah tersenyum, lihatlah untuk pertama kalinya dia dikhawatirkan oleh pacarnya
"ish aku tanya kamu kenapa malah senyam-senyum aja"

zee memiringkan kepalanya dan menatap ashel
"aku masih gak percaya kita udah pacaran, makanya aku nyubit pipiku sendiri untuk meyakinkan ini bukan mimpi" jujur zee

ashel yang mendengar itu langsung mencubit perut zee membuat gadis itu langsung berteriak kesakitan
"sakit cel" adunya

"nah berarti bukan mimpi, itu artinya kita beneran pacaran sayang" zee mengulum senyum begitu mendengar kata sayang terucap dari bibir ashel

"ini aku boleh teriak gak sih?" tanya zee mengundang tatapan bingung ashel

"aku salting berat cel" kata zee pelan karena suaranya teredam oleh tangannya sendiri yang menutupi wajahnya, kakinya menyentak-nyentak tanah

zee anaknya tantruman ya -batin ashel

"woi anjer mau main gak?!" zee dan ashel seketika menoleh ke arah lapangan terlihat adel sedang berdiri ditengah lapangan sambil melihat ke arah keduanya

"STOP PACARAN YA ANJINK! INI KITA NUNGGU LO PANAS-PANASAN!!" teriakan adel semakin besar membuat zee segera berlari ke arah lapangan tapi baru setengah perjalanan zee kembali lagi membuat ashel bingung

cup

zee mencium pipi ashel lalu tersenyum
"doain aku menang lawan si dudul" katanya lalu benar-benar pergi ke lapangan

ashel menunduk, dia malu sekali mungkin wajahnya semerah tomat sekarang. satu hal yang ashel baru sadari pacarnya itu sangat suka nyosor tanpa tau tempat, seperti saat ini mereka sedang disekolah tapi entah sudah berapa kali zee menciumnya untung saja tidak ada seorangpun guru yang melihat

dari kursi ini ashel tersenyum sambil melihat ke arah lapangan, lebih tepatnya melihat ke arah zee yang sedang bermain basket bersama temannya yang lain. ya orang keren disana adalah pacarnya sekarang, ingin rasanya ashel berlari ke lapangan dan menyeka keringat yang mengalir di dahi pacarnya. ashel menggeleng cepat imajinasi nya terlalu berlebihan sekarang, atensinya teralihkan pada orang-orang yang berada di sisi lapangan lainnya

ashel tak suka pada gadis-gadis yang berteriak di pinggir lapangan itu, apalagi meneriakkan nama pacarnya. Gamaliel Kenzee Natio adalah punyanya sekarang jadi tak masalah kalau dia cemburu kan, memang zee tak sepopuler kembaran nya christy yang digadang-gadang sebagai bentuk kesempurnaan seorang Natio karena pola pikir, tutur kata, dan juga sikapnya yang patut dicontoh sedikit berbeda dengan zee yang seperti kalian ketahui zee seperti remaja pada umumnya, jahil dan sedikit nakal begitulah pandangan orang-orang terhadap keduanya

biarpun seperti itu pesona zee memang tak bisa dibantah, dan sialnya zee sering kali tidak menyadari tanpa sengaja dia sudah tebar pesona. tepukan pelan di bahu membuat ashel mendongak dan mendapati temannya kathrina sedang menatapnya dengan tatapan tak biasa

"kenapa?" tanya ashel

"maksudnya gamaliel nyium-nyium temen gua ini apa ya? butuh penjelasan nih" kata kathrina mendudukkan dirinya disamping ashel

ashel menghela nafas pelan
"lu liat?" tanya ashel lagi

pukulan pelan mendarat di pahanya membuat ashel meringis
"ya lu pikir aja shel itu tempat terbuka mana mungkin gua yang punya mata ini gak lihat, lagian yang lihat bukan cuman gua doang yang lain juga"

my way || (zeeshel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang