"Jadi bagaimana?" Esther menagih janji Devian.
"Aku memang menelpon Rachel dan memintanya untuk datang kemari. Tapi bukan untuk melakukan hal itu, aku hanya ingin mendapatkan bukti bahwa Ricky bekerja sama dengan Rachel." Jawab Devian sambil mengelus puncak kepala Esther."Bekerja sama? Maksudmu?"
"Iya, saat aku mendatangi rumah Rachel, ia sedang berbicara dengan Ricky. Apakah sebelumnya Ricky pernah bercerita tentang Rachel padamu?" Tanya Devian.
"Seingatku.. Tidak Dev. Tapi, apa kau yakin? Kau belum cukup bukti."
"Esther, Ricky mencintaimu dan Rachel terobsesi padaku. Bagaimana menurutmu? Apakah tidak ada kaitannya?" Esther diam tidak bisa berkomentar.
Bukan karena mendengar pernyataan dari Devian. Tapi sikap Devian yang dengan tiba-tiba berubah drastis menjadi Devian yang Esther kenal. Dia bisa emosi seperti iblis dan bisa kembali menjadi baik seperti kucing rumahan. Apa Devian mengidap gangguan jiwa?
"Esther, kenapa kau diam?""Ah tidak.. Lalu bagaimana?"
"Entahlah, setelah aku meminum air yang disimpan di atas nakas, aku tidak mengingat apapun lagi. Sepertinya Rachel memang sudah mengetahui rencanaku dan memasukan sesuatu di gelas yang selalu ku siapkan diatas nakas. Aku terlalu meremehkannya."
"Aku percaya padamu, sekarang istirahatlah, hm?" Esther tersenyum menenangkan. Devian hanya mengangguk.
"Maafkan aku.." Devian mengusap bibir Esther kemudian mengecupnya.
Ini aneh, sangat aneh. Hanya dengan sebuah pengakuan dari Esther bahwa dirinya hanya milik Devian dan tidak akan ada yang berani mengambil Esther darinya, sudah cukup membuat Devian kembali menjadi sosok yang Esther kenal.
*****
"Selamat siang Mrs. Carrington..""Siang dokter Ben. Panggil saja aku Esther." Esther mendatangi dokter pribadi keluarga Cartington.
"Baiklah. Oh ya bagaimana kandunganmu?""Baik, tapi akhir-akhir ini aku selalu merasakan sakit dibagian perut."
"Kandunganmu sedang lemah, kau tidak boleh banyak pikiran. Aku sudah memberikan resep obat kepada Devian. Kau bisa menanyakan padanya." jelas Ben selaku dokter pribadi keluarga Carrington. "Oh ya ada keperluan apa Anda datang kemari?"
"Dokter Ben, apa kau mengetahui sesuatu tentang Devian? Mengenai kejiwaannya?"
"Memangnya kenapa?" Tanya Ben sambil membenarkan kacamatanya.
"Sudah hampir dua minggu ini, kami selalu bertengkar dan dia sulit sekali mengontrol emosinya. Dia bahkan bisa menyiksaku dengan dalih memberikan hukuman atas kesalahan yang katanya membuat dirinya merasa gagal dalam melakukan sesuatu. Ia bahkan sebelumnya sering bermimpi buruk dan memanggil ayahnya."
"Iya, Devian memang mengalami PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder. Itu adalah gangguan kejiwaan yang dipicu oleh kejadian tragis yang pernah dialami atau disaksikan. Salah satu penyebabnya adalah pengalaman Devian mengenai penyiksaan saat masa kecil terhadap dirinya yang dilakukan oleh ayahnya. Jadi, Devian akan merasa cemas dan sulit mengontrol emosi jika usaha yang ia lakukan selama ini tidak sesuai dengan harapannya atau mengalami hambatan. Seperti ayahnya dulu."
"Apakah ayahnya melakukan hal yang sama terhadap Davin?" Tanya Esther dengan penuh rasa penasaran.
"Tidak. Saat itu Davin memang selalu mampu menjadi apa yang diinginkan oleh ayahnya."
"Tapi dokter Ben, saat aku meyakinkan Devian bahwa aku memang miliknya dan ia tidak gagal. Dengan sangat tiba-tiba ia kembali menjadi tenang dan menjadi Devian yang aku kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN & ESTHER
RomanceWARNING 21+ TAMAT Jangan coba-coba membaca kalau belum cukup umur. Tapi kalau penasaran, terserah hehe. I love you guys don't forget, vote and comment ❤ Follow ig: @arashka16 Aku sudah berkomitmen untuk tidak memiliki hubungan serius dengan perempua...