Part 20 (21++)

37.1K 1K 10
                                    

Mohon bantuan vote nya, meskipun nggak menarik ceritanya, tapi gak salah kan kalo vote mah ekekek

Happy Reading 👙

♠♠♠♠♠♠♠♠♠♠

'Aku tidak tahu, kapan tepatnya aku mulai mencintainya. Yang jelas, aku jatuh cinta dengan tiba-tiba pada setiap peluknya, dan pada setiap waktu yang dihabiskan bersama.

Tiba-tiba dadaku mulai bergejolak, meminta kepada sang tuan agar diri ini bisa memilikinya. Dada ini dipenuhi oleh arus ambisi yang selalu memaksa bahwa aku harus memilikinya.' gumamnya saat maniknya menatap lekat sepasang mata yang terpejam. Tertutup kelopak bertiraikan bulu halus.

Mereka berbaring di sebuah ranjang yang sedikit berantakan akibat percintaannya yang panas sejak tiba di villa hingga kini.
Ini adalah hari kedua mereka menghabiskan waktu di Fiji. Oh maaf, lebih tepatnya di ranjang Kepulauan Fiji.

Tangan itu terangkat, ingin menyentuh pipi berjambang yang ada di hadapannya. Devian tampak damai. Lengannya tidak pernah ia lepaskan, ia terus memeluk Esther. Oh ayolah, lagi pula siapa yang berani menculik Esther dari seorang Devian? Tidak akan ada yang berani. Semuanya bahkan takluk kepada si iblis tampan. Perlahan Esther merasakan pergerakan. Mata itu terbuka.

"Good morning husband.." Esther menampilkan senyum termanisnya.

"Morning wife.." Devian mencium bibir Esther. "Aku rasa, tidak lama lagi aku akan terkena diabetes." katanya dengan suara parau khas bangun tidur.

"Memangnya kenapa?" Tanya Esther.

"Bayangkan, setiap hari aku disuguhi senyuman manis dari bibir tipismu itu. Astaga.." desis Devian. "Sedangkan aku akan hidup dan tinggal bersamamu sampai beranak, bercucu, sampai keturunan Carrington dari kita memenuhi rumah. Dan aku malah mati muda karena penyakit diabetesku yang disebabkan oleh dirimu Esther."

Esther hanya tertawa menanggapi lelucon suaminya itu. "Lalu aku harus bagaimana? Apa aku harus berwajah masam?".

"No baby.." Devian menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menyukainya. Aku rela mati muda jika itu karena kau." Devian mengeratkan pelukannya.

"Itu lebih baik sayang. Aku akan menghabiskan semua hartamu, haha."

"Habiskan saja darl, kau akan kewalahan dan kebingungan. Bagaimana cara menghabiskan uang milikku."

"Kau yakin? Bolehkah aku melakukannya?" Esther bangkit lalu duduk diatas tubuh Devian.

"Lakukan saja sayang.." tantang Devian. Devian menyimpan kedua lengannya di bawah kepala.

"Hahaha.. Kau tahu sayang? Aku ingin sedikit menceritakan kenapa aku mau menikah denganmu, selain karena cinta." Devian mengerutkan keningnya tanda tak mengerti atas apa yang diucapkan oleh Esther.

"Aku adalah seorang wanita yang ingin keluar dari kehidupan yang serba kekurangan. Dulu, aku selalu berdoa agar mendapatkan suami yang kaya raya.."

"Hmm sudah kau dapatkan.." potong Devian.

"Yang tampan.."

"Itu aku.."

"Memiliki tubuh atletis dan dada bidang." Esther membentuk pola tak beraturan di dada telanjang milik Devian.

"Aku lagi."

"Yang mencintaiku.." gumam Esther.

"Dan masih aku.."

Esther tersenyum.

"Kau sudah mendapatkan semuanya yang kau inginkan, dan itu ada pada diriku. Lihatlah? Begitu sempurnanya suamimu ini." jelasnya membanggakan diri sendiri.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang