♠♠♠♠♠♠♠♠♠♠
Drrttt Drrrttt
Getar dari ponsel Esther membangunkannya. Ia sedikit membuka kelopak matanya, mengintip keadaan diluar sana.
'Sudah siang ternyata' gumamnya.
Ini adalah hari ketiga Devian dan Esther berada di Fiji. Mereka belum sempat pergi berjalan-jalan untuk sekedar menikmati keindahan diluar sana. Mereka selalu saja bercinta. Di kamar, di bathup, di meja makan. Dan mungkin mereka akan melakukannya di pantai. Adakah rekomendasi lain?
"Hmm, halo?" Suara serak khas bangun tidur keluar dari mulut Esther.
"Halo my angel.. Are you oke?" ada nada khawatir yang mengiringi kalimat tersebut.
"Yes, Rick. I just woke up. Why?" Esther menerima telponnya dengan mata tertutup. Ia masih menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menembus jendela kamarnya.
"I miss you my angel. Kau tahu? Aku begitu kacau saat aku tahu bahwa kau pergi honeymoon bersama siluman latte itu."
"Why? Harusnya kau senang, Rick. Karena aku sedang berusaha membuat Devian kecil." Esther tertawa kecil. Ia segera menutup mulutnya dengan tangan, ia takut membangunkan Devian karena tawanya. Ia melirik ke arah Devian karena merasakan sebuah pergerakan. Ternyata Devian mengeratkan peluknya. Esther segera menyampingkan tubuhnya ke arah kiri. Ponselnya ia taruh di telinga sebelah kanan tanpa di pegang, karena tangannya mengelus pelan lengan kekar Devian. Berharap bahwa suaminya akan tetap terlelap, mengingat bahwa Devian baru tertidur pukul empat pagi.
" Ah kau membuat hatiku sakit Esther. Kau tahu, aku ini mencintaimu."
"Rick, kau gila."
"Gila karenamu my angel.."
"Sudah ya aku akan pergi berjalan-jalan setelah ini. Kau hanya menggangguku saja."
"Baiklah-baiklah. Semoga harimu menyenangkan my angel." BIP, Ricky memutuskan panggilannya. 'Tapi itu tidak akan lama my angel. Karena bahagiamu hanya bersamaku.' lanjutnya dalam hati setelah ia memutuskan panggilannya.
Esther melepaskan lengan kekar Devian yang memeluk tubuhnya dengan perlahan. Setelah ia berhasil, ia beranjak dari ranjang. Sebelumnya, ia mencium kecil kening suaminya. Ia berjalan menuju kamar mandi. Ia butuh mandi air hangat. Badannya terasa pegal setelah percintaannya dengan Devian yang tak kenal waktu dan tempat. Kalian pasti tahu bagaimana rasanya jika kalian sudah pernah pergi berbulan madu.
==========
"Sudah siap sayang? Ah lihatlah, mataharinya hampir tenggelam. Kau tidak ingin melewatkannya kan?"
"Tidak bisakah kau menunggu sebentar saja?" aku hampir selesai." Teriak Esther dari dalam kamar.
"Ya ya baiklah."
Tak lama Esther keluar dengan menggunakan bikini berwarna merah muda. Devian menatap isterinya dengan tatapan memuja. Sepertinya Tuhan menciptakan wanitanya dalam keadaan bahagia. Ia begitu sempurna.
"Ayo.." Esther segera menarik lengan Devian sambil setengah berlari.
"Wah kau bersemangat sekali.." Devian menyesuaikan langkahnya. Ia hanya menggunakan boxer dan bertelanjang dada.
Mereka setengah berlari menuju bibir pantai. Tidak ingin melewatkan pemandangan indah dari sang matahari yang akan segera beranjak dari peraduannya. Mereka duduk di bibir pantai, merasakan ombak kecil yang menghantam. Menyatu dengan angin yang seakan menyentuh wajah. Esther menyandarkan kepalanya di bahu Devian. Perlahan semburat jingga mulai mendominasi langit senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN & ESTHER
RomanceWARNING 21+ TAMAT Jangan coba-coba membaca kalau belum cukup umur. Tapi kalau penasaran, terserah hehe. I love you guys don't forget, vote and comment ❤ Follow ig: @arashka16 Aku sudah berkomitmen untuk tidak memiliki hubungan serius dengan perempua...