Part 14

42.7K 1.4K 13
                                    

Jangan lupa vote yaaa gengs ❤❤❤❤

Romantis-romantisan aja dulu ya wkwk

*****

Devian POV

Aku baru saja keluar dari lift hendak menuju mobil yang sudah terparkir di depan lobby. Tapi dengan tiba-tiba pekikkan Esther membuatku menghentikan langkah.

"ASTAGA DEV! PANTAS SAJA MEREKA SEMUA TERTAWA!" Sepertinya Esther sudah mengetahuinya. Aku hanya tersenyum melihat ekspresi wajahnya.

"Kenapa sayang?" Tanyaku dengan nada datar. Demi tuhan, aku tidak bisa menahan tawaku.

"Kau membuat tanda di leherku! Ini benar-benar memalukan!" Esther menggerutu kesal dan merajuk. Aahhh gadisku ini benar-benar menggemaskan.

"Haha itu tanda bahwa kau miliku sayang." Aku tidak bisa menahan tawaku dan astaga ada apa dengan Esther? Hanya dia yang tidak menyukai jika aku membuatkan kissmark di anggota tubuhnya yang terbuka. Wanita satu malamku bahkan begitu bangga saat orang lain bisa melihatnya dan mereka memamerkannya haha.

Aku mengecup pipi kanan Esther lalu memeluk pinggang kecilnya dan kembali melangkahkan kaki. Esther sibuk menghitung ada berapa tanda merah yang dibuat olehku.

'Tidak akan terhitung sayang. Karena di tengkukmu masih banyak tanda kepemilikan yang aku buat' jelasku dalam hati.

Saat aku merasakan momen yang sangat lucu ini. Tiba-tiba ada seorang wanita yang memanggilku.

"Dev.." Suara wanita dari belakangku membuatku dan Esther menoleh. Aku belum mengetahui siapa wanita itu. Karena ia berdiri cukup jauh.

'Astaga siapa lagi ini?!' aku menggerutu dalam hati. Ya tuhan aku ingin segera pulang dan meneruskan kegiatan bejatku yang sempat tertunda ini. Juniorku sudah menegang di bawah sana.

Wanita itu mendekat dan semakin mendekat. Wajahnya sudah mulai jelas terlihat. Entah kenapa seketika Tubuhku menegang. Aku benci wanita itu. Pengkhianatan yang ia lakukan dulu, cukup tersimpan sangat nyata di hati ini. Ya, dia adalah Rachel. Mantan kekasihku tujuh tahun lalu.

Esther menanyakan siapa wanita itu. Aku benar-benar belum bisa menjawab pertanyaannya. Dalam waktu sepersekian detik hatiku penuh dengan kebencian dan amarah. Rasanya kobaran api sudah melingkupi diriku.

"Sayang kau masuk duluan ke mobil. Aku akan menyusulmu." aku melepaskan jas hitam yang aku kenakan lalu memakaikannya di tubuh Esther.

Esther menolaknya. Ia ingin tetap disini. "Esther please. Kau tunggu di mobil ya." Aku sedikit memaksa gadisku, lalu mendorong tengkuk Esther dan mengecup bibirnya. Esther hanya mengedikkan bahunya lalu pergi meninggalkanku.

"Ada apa?" aku bertanya dengan nada dingin.

"Dev, kau kah itu? Kau sangat berbeda" Rachel tampak memasang wajah memelas.

"Memang.. Karena sudah tidak ada lagi Devian yang mudah kau bodohi!"
Aku menjawabnya dengan nada tinggi. "STOP DISITU!" Rachel hendak memelukku. Tak sudi aku menerima pelukan dari wanita jalang sepertinya.

"Kenapa Dev? Aku sungguh merindukanmu." Wanita itu mulai menitikkan air mata.

"Kenapa? Kau masih bertanya kenapa?! APA KAU TIDAK MEMILIKI OTAK? BERAPA KADAR KEPINTARAN OTAK MU ITU HAH? OH ATAU KARENA SEKARANG PRIA YANG MENIKMATI TUBUHMU ITU SUDAH BANGKRUT? DAN SEKARANG KAU MENCARIKU?" aku meninggikan suaraku, persetan dengan ratusan pasang mata yang melihat ke arahku.

"Dev, maafkan aku. Selama ini aku tersiksa. Hatiku hanya untukmu." air matanya turun semakin deras.

"Ckkk. Kau pikir aku akan percaya, huh?" aku benar-benar muak melihat wajahnya. Kilas balik pengkhianatan yang ia lakukan dulu seakan memutar kembali di dalam pikiranku.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang