Part 19

45.5K 1K 7
                                    


Kayaknya dari part 18 sampe gak tau part berapa bakalan banyak adegan romantis sama mmm nganu nya 😂

Mohon bijak dalam membaca yaaa

Kids? Go away!!! Jangan mendekat, karena ini menimbulkan efek panas dingin berkepanjangan.

♠♠♠♠♠♠♠♠♠♠♠

Republik Kepulauan Fiji adalah sebuah negara kepulauan di selatan Samudra Pasifik, di sebelah timur Vanuatu, sebelah barat Tonga, dan sebelah selatan dari Tuvalu. Fiji memiliki 322 pulau, 106 di antaranya berpenghuni.

Negara ini dikenal dengan pemandangan laut yang biru, pantai kelapa berlapis dan pasir pantai yang putih. Karena memiliki ratusan pulau, ada salah satu pulau pribadi yang dimiliki oleh Devian. Lengkap dengan sebuah villa yang cukup nyaman dan mewah tentunya, yaitu pulau Mago, yang dibelinya dengan harga $15 juta.Disitulah kini Esther dan Devian menghabiskan bulan madunya.

Selang dua hari pernikahannya, mereka segera berangkat menuju Republik Kepulauan Fiji. Devian menunda keberangkatannya ke negara dimana semua keluarganya tinggal. Dan Devian berencana untuk mengunjungi keluarganya setelah ia berbulan madu. Ia ingin menikmati waktu berdua bersama Esther, tanpa siapapun.

Esther turun dari jet pribadi milik Devian yang sudah mendarat di landasan yang sengaja di buat oleh Devian, khusus untuk jet miliknya. Jet ini termasuk paling mewah dan paling mahal di dunia, dijuluki sebagai eurojetEC 155. Interior dari jet pribadi ini dilengkapi dengan fasilitas hiburan, kursi yang empuk, dan pendingin ruangan. Kaca kabin yang besar memberikan pengalaman berbeda untuk penumpangya dalam melihat pemandangan, jet ini di bandroll dengan harga US$ 10 juta.

'Suamiku sangat kaya bukan?'

Esther terperangah melihat pemandangan di hadapannya. Ia tidak bisa mengatakan apapun selain kata "Wah..".

"Ayo sayang, villa kita di depan sana." Devian mengamit lengan Esther mengajaknya untuk segera berjalan setelah ia sedikit berbincang dengan pilot dan co-pilot nya. Entah apa yang ia bicarakan. Esther mengangguk, lalu berjalan beriringan dengan Devian.

Esther menginjakkan kakinya di pasir putih yang sangat halus. Ia tak henti-hentinya mengucap syukur atas apa yang ia lihat.

"Dev, ini sangat indah!" pekik Esther.

"Welcome to my island. " Devian merentangkan tangannya. Menikmati hembusan angin pantai yang mulai menyapu seluruh wajah dan tubuhnya.

"What? yours? Ku kira hanya jet tadi saja. Ternyata pulau ini juga?" Esther tidak menyangka bahwa suaminya benar-benar kaya raya.

"Apa kau ini lupa? Aku, suamimu. Adalah seorang pemilik perusahaan terbesar kedua di dunia. Apa yang tidak bisa ku beli di dunia ini?" katanya membanggakan dirinya sendiri.

"Aku. Hanya aku yang tidak bisa kau beli." Esther menjawabnya.

"Untuk apa? Toh kau sudah menjadi milikku sekarang." Devian tertawa menang lalu mencium pipi Esther dan menarik pinggangnya agar lebih mendekat. Esther hanya tertawa menanggapinya.

Mereka terus berjalan menyusuri bibir pantai. Buih air laut terasa begitu lembut saat menyentuh kaki yang berdiri di atas pasir basah.

"Dev.."

"Yes baby.."

Esther menghentikan langkahnya. Ia menyentuh pipi Devian dengan kedua tangannya. Esther menatap manik abu itu dengan lekat. " I love you." Esther mengecup bibir itu, ia sedikit berjinjit karena tingginya tidak sepadan dengan Devian. "Aku belum pernah mengatakan itu. Jadi ku pikir sekarang sudah saatnya." pipi Esther sedikit merona setelah ia menyatakan cinta.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang