Aku nggak peduli readers ku mau berapa. Yang jelas aku bakalan tetep publish novelku. Nekat banget ya? Wkwkwk
❤❤❤❤❤
Devian dan Esther memasuki sebuah lift untuk menuju lobby. Mereka berdiri berdampingan. Esther sibuk menahan kantuknya karena ia harus berjalan, dan Devian..
Mmm dia sibuk mengatur pernafasannya karena melihat kulit halus nan putih yang terekspos dengan bebas. Devian memasukkan tangannya ke dalam saku. Astaga, bahkan disaat seperti ini saja wanitanya bisa membangunkan si ular berbisa itu.
"Eheem.." Devian berdehem. "My Esther.." panggil Devian dengan serak.
" Ya Dev.." Esther menjawab dengan singkat karena kantuk yang benar-benar tidak bisa ia lawan.
"Aku menginginkanmu.." Devian membungkukkan wajahnya lalu menciumi pundak wanita itu.
"Dev, jangan sekarang. Aku benar-benar mengantuk." Esther menolak tapi ia tidak menghindar.
"Apa kita pesan kamar saja? Hm?"
"Tidak Dev!"
"Ku mohon.." rengek Devian seperti anak kecil yang meminta di belikan sebuah mainan.
Devian terus menciumi pundaknya, lalu ia menyingkirkan rambut yang menghalangi leher jenjang milik Esther. Ia memberikan kissmark di lehernya. Warna kulit putih yang dimiliki oleh Esther begitu kontras saat mendapatkan beberapa kissmark yang dilakukan oleh Devian.
Mulut Devian naik menuju telinga. Menjilati daun telinga Esther, menggigit kecil telinganya, mengecupnya perlahan. Esther memejamkan matanya. Menikmati sentuhan-sentuhan kecil yang dilakukan oleh Devian di beberapa tempat yang membuat Esther semakin bergairah."Aahhh..." Esther mendesah nikmat. Mungkin ia sudah lupa dengan rasa kantuknya yang kini tergantikan dengan rasa nikmat yang dapat membuat bagian intimnya basah. Ia meraba wajah Devian yang bermain di telinganya. Sesekali ia menelusupkan jari-jari tangannya di helaian-helaian rambut milik Devian.
"Dev.. Ahhhh."
"Ya sayang.."
"Kiss me.."
Devian segera mendekatkan wajahnya, menghapus jarak yang ada diantara mereka. Bibir Devian mendekat, ingin segera menyentuh bibir ranum milik Esther.
Devian memegang leher Esther, lalu menyelipkan tangannya ke belakang telinga Esther. Bibirnya kini saling bertemu. Memenuhi seluruh ruang kosong. Lidah Devian semakin masuk ke dalam, lalu mencecapnya dan merasakan seluruh tekstur mulut Esther yang hangat. Lidah mereka saling berkaitan. Devian memainkannya dengan sangat ahli. Devian mengigit kecil bibir bawah Esther.
"Kau manis sekali sayang.." suara parau itu terdengar sangat seksi.
"Ahhh.."
Esther menarik tengkuk Devian guna memperdalam ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIAN & ESTHER
RomanceWARNING 21+ TAMAT Jangan coba-coba membaca kalau belum cukup umur. Tapi kalau penasaran, terserah hehe. I love you guys don't forget, vote and comment ❤ Follow ig: @arashka16 Aku sudah berkomitmen untuk tidak memiliki hubungan serius dengan perempua...