Part 39

214 4 0
                                    

Selang beberapa menit kemudian, Jenna pun turun dan sudah memakai hotpants nya.

"Jenna, duduklah sayang. Kita makan siang bersama." Ucap Esther yang sudah duduk lebih dulu.

"Ya kak."

Esther menarik kursi di sampingnya yang tepat berhadapan dengan Davin. Jenna pun duduk lalu mengambil beberapa lauk untuk dimakannya.

"Makanlah yang banyak sayang." Ucap Diana yang melihat Jenna hanya mengambil sedikit makanannya.

"Ya Aunty." Jawab Jenna.

"Jenna kenalkan itu adik iparku, Davin dan kekasihnya Sienna." Ucap Esther disela-sela makannya.

"Hai salam kenal. Aku Jennaira. Panggil saja Jenna." Jawab Jenna dengan senyumnya.

"Ya, salam kenal Jennaa. Aku Sienna." Jawab Sienna dengan anggun dan elegan.

Davin hanya tersenyum sembari mengunyah makanannya.

Makan siang pun telah usai. Kini mereka semua sedang bersantai di ruang tamu dengan ditemani beberapa macam buah yang sudah dipotong-potong. Damian yang baru saja bangun kini menjadi pusat perhatian semua yang ada di dalam mansion.

"Jenna tolong pegang dulu Damian. Aku ingin menghangatkan makanan Damian dulu." Ucap Esther sambil menyerahkan Damian kepada Jenna.

"Kemarilah anak tampan." Sahut Jenna sambil menggendong Damian.

"Wah dia mau digendong olehmu Jenna. Biasanya dia selalu susah jika bertemu dengan orang baru." Ucap Esther.

"Dia tahu yang menggendongnya itu cantik, Esther." Sahut Diana dengan tawa kecilnya.

"Oooh ya?? Apakah aku cantik Damian?" Tanya Jenna kepada Damian yang dijawab dengan sebuah ciuman di pipi Jenna dan tawa khas bayi.

"Haha kau sangat menggemaskan." Ucap Jenna lalu mencium kedua pipi gembil Damian.

Davin hanya memperhatikan interaksi antara Jenna dan Damian. Ia sesekali tersenyum melihat Jenna yang bermain dengan Damian. Entah kenapa hati Davin tiba-tiba menghangat melihatnya.

"Sienna, apa kau sudah lama berhubungan dengan Davin?" Tanya Esther yang sudah kembali sambil membawa makanan untuk Damian dan juga kursi bayi.

"Kami sudah tiga bulan kak. Tapi ini kali pertama Davin mengajakku kemari." Jawab Sienna dengan senang.

"Davin kenapa kau sembunyikan kekasihmu dan baru memberitahukannya sekarang?" Tanya Esther lagi dengan tangan yang sibuk menyuapi Damian.

"Aku berniat menikahinya, kak." Jawab Davin lalu menatap Sienna dan mengusap tangan Sienna dengan penuh rasa sayang.

"Oh ya..?? Kau sudah melamarnya?" Kali ini Diana yang bertanya.

Tiba-tiba Sienna mengangkat tangannya dan menunjukkan cincin di jari manisnya sambil tersenyum bahagia.

"Oh God. Congratulation sayang.." Sahut Diana lalu memeluk Sienna.

"Semoga kalian selalu bahagia Davin." Sahut Esther dengan senyumnya.

Jenna yang tidak ingin memasuki obrolan inti dari keluarga Carrington ini hanya diam dan memandang ke arah Damian. Sesekali ia mengelap sisa makanan yang menempel di ujung bibir Damian menggunakan tissue.

Malam harinya Devian baru pulang ke mansion tepat jam sembilan malam. Akhir-akhir ini Devian sedang sangat sibuk karena ada sedikit masalah di perusahaannya.

"Damian sudah tidur honey?" Tanya Devian yang sedang dibantu Esther untuk membuka jasnya.

Setiap hari selalu seperti itu. Setiap Devian pulang kerja selalu Esther yang menunggu kedatangan Devian di ambang pintu lalu membawa tasnya hingga ke kamar. Setelah itu Esther akan membantu melepaskan jas, dasi bahkan sepatunya.

"Sudah. Dia tidur ditemani Aunty Diana." Jawab Esther.

"Aunty sudah datang? Jam berapa?" Tanya Devian.

"Tadi siang. Ia datang bersama seorang gadis, namanya Jennaira. Nasibnya malang sekali honey. Orangtuanya meninggal beberapa tahun yang lalu. Dia juga akan tinggal di sini bersama kita dan aunty Diana. Apa kau setuju untuk mengurus semua urusan kepindahannya? Mengingat tahun depan ia baru akan lulus senior high scholl, dan ini msh pertangahan sekolah. Mungkin akan sulit memasukkannya, apa kau bisa sedikit saja menggunakan koneksimu honey?" Tanya Esther panjang lebar.

"Tak masalah sayang. Tapi apa imbalannya untukku?" Tanya Devian dengan tatapan nakalnya.

"Service yang memuaskan dariku sayang." Jawab Esther yang tak kalah nakal dari Devian.

"Bisakah imbalannya dibayar dimuka honey?"

"Dengan senang hati tuan." Jawab Esther sembari terkekeh.

Esther pun segera membuka seluruh pakaiannya dan juga pakaian Devian. Pakaian keduanya sudah berserakan di atas lantai. Mereka sudah berpindah ke atas ranjang dengan tubuh hangat yang saling menempel dan bibir serta lidah yang saling bertautan. Tangan Esther menelusuri dada bidang Devian hingga turun ke perut. Desahan yang tercekat begity terasa oleh Esther. Tangan Esther terus bergerak dengan nakal hingga menyentuh bagian paling sensitif yang sudah sangat menegang dan mengeras. Seperti sudah siap untuk menembakkan benih premiumnya.

"Honey, ayo lakukan sekarang." Ucap Devian sedikit tersiksa dengan gairah yang masih tertahankan.

"Sabar sedikit sayang. Aku ingin melakukannya dengan sangat pelan." Sahut Esther.

Tangan Esther memainkan kejantanan Devian dengan sangat lihai. Genggamannya bergerak maju mundur dan sesekali ia mengecup dan memainkan dengan lidahnya.

"Oooohh shiiiittt." Pekik Devian saat ia merasakan Esther mengulum bagian bawahnya.

Esther pun segera menaiki tubuh Devian. Ia duduk di atasnya dan menggesekkan lubang miliknya dengan kejantanan milik Devian.

"Honey lakukan sekarang." Rengek Devian sudah tak tahan.

Esther terkekeh melihat Devian. Ia pun segera memasukkan kejantanan Devian dengan bantuan tangannya, dan saat itu berhasil Esther langsung menggerakkan pinggulnya maju mundur. Ia benar benar bergerak dengan liar hingga seluruh bagian tubuhnya termasuk kedua dadanya yang menggantung ikut bergerak. Rambutnya pun sesekali menghalangi wajahnya hingga ia memutuskan untuk mengikatnya.

Esther masih bergerak bebas di atas tubuh Devian dengan kedua tangan yang masih fokus mengikat rambutnya. Pemandangan itu menjadi daya tarik tersendiri untuk semakin membangkitkan gairah Devian.

"Honeh aku sudah tidak tahan." Ucap Devian lalu dengan satu tangannya ia meraih tubub Esther dan langsung merebahkannya di bawah tubuhnya.

Kini Devian yang memimpin permainan. Ia sudah sangat tidak bisa menahan gejolak nafsunya. Ia ingin segera merasakan puncak kenikmatan di dalam sana. Devian mengangkat kedua kaki Esther di depan dadanya. Lalu Devian menghentakkan pinggulnya agar kejanantannya masuk dengan sempurna.

"Aaahhhhh.." Pekik Esther mendesah. Ia sangat menyukai posisi seperti ini. Karena menurutnya ini adalah posisi paling sempurna karena ia bisa merasakan seluruh kejantanan Devian masuk ke dalam dirinya.

"Ah.. Ahhh.. Ahhh..." Desah Devian sembari masih bergerak dengan panasnya.

Mereka sangat menikmati percintaannya karena akhir-akhir ini Devian selalu sibuk dan pulang larut malam. Tentu saja saat Devian pulang, Esther sudah tertidur lelap dan dirinya pub sudah sangat lelah. Maka dari itu malam ini, Devian ingin mencurahkan seluruh rasa rindu dan gairahnya kepada sang istri tercinta.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang