Part 38

227 6 0
                                    


9 bulan kemudian

Esther benar-benar menikmati momen menjadi seorang new mom. Meskipun lelah tapi ia sangat menikmatinya. Devian pun sangat membantu sang istri dalam hal mengurus anak. Seperti memandikan Damian, memberinya makan dan mengajaknya bermain.

Kini Damian sudah mulai bisa berbicara mengucapkan kata yang tidak mengandung arti seperti da da dan ba ba. Ia juga sedang aktif-aktifnya mencoba untuk berdiri tegak dan berpegangan pada sesuatu untuk membantunya berdiri. Hal itu membuat Esther harus selalu siaga dalam menjaga Damian dan tak boleh lengah sedikitpun.

Pernah saat itu, Damian sedang berpegangan pada sebuah meja kayu dan ia sedang berdiri tegak di sana. Saat Esther akan membawa ponselnya yang terletak tidak jauh dari sana, Damian sudah jatuh dengan kondisi bibir yang berdarah. Hal itu yang membuat Esther sedikit ketakutan jika meninggalkan Damian.

"Hello my darling...!!" Teriak Diana yang baru saja tiba di mansion Devian.

"Aunty Dianaa...!!" Pekik Esther dari arah dapur.

"Oh God, Aunty kenapa tidak mengabariku jika akan kemari?" Tanya Esther yang kini sudah memeluk Diana lalu mencium kedua pipinya.

"Aku sangat merindukan cucuku, Damian. Aku sudah tidak bisa menahannya jadiaku segera membeli tiket penerbangan secepatnya kemari, dan aku akan tinggal di sini." Jawab Diana yang kini menggenggam tangan Esther.

"Oh God!! Are you serious? Aahhhh akhirnyaaa. Kenapa Devian tidak memberitahuku tentang hal ini?" Kata Esther.

"Aunty yang memintanya karena Aunty ingin memberikan kejutan padamu." Ucap Diana.

"Aunty, siapa gadis cantik ini?" Tanya Esther kepada seorang gadis yang berdiri di samping Diana.

"Hai, aku Jennaira. Panggil saja aku Jenna." Jawab gadis tersebut.

"Nama yang sangat cantik seperti orangnya. Aku Esther." Jawab Esther.

"Nama kakak juga sangat cantik, seperti orangnya." Sahut Jenna dengan tawa kecilnya.

"Jenna istirahatlah dulu sayang. Kamarmu ada di atas, kau bebas memilih dimanapun yang kau mau." Ucap Esther.

"Aku menunggu Aunty Diana saja kak." Jawab Jenna.

"Tak apa sayang. Naiklah lebih dulu. Aunty akan berbicara sebentar dengan Esther." Sahut Diana.

"Baiklah kalau begitu." Jawab Jenna dengan menundukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan Esther dan Diana dengan diikuti oleh salah satu pelayan untuk membawa tasnya.

"Jenna adalah anak teman dekatku. Tapi kedua orang tuanya meninggal tiga tahun yang lalu. Saat ini ia masih duduk di bangku senior high school dan akan lulus tahun depan." Ucap Diana menjelaskan.

"Oh God, malang sekali nasibnya. Aku jadi teringat diriku sendiri, Aunty." Ucap Esther dengan sendu.

"Rencananya aku akan memindahkan dia di sini, Esther. Bagaimana? aunty tak mau dia sendirian jika Aunty tinggal di sini."

"Aku sangat setuju Aunty. Aku terlalu kesepian tinggal di mansion sebesar ini. Nanti aku akan meminta Devian untuk mengurus kepindahannya." Ucap Esther dengan raut wajah bahagia.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang