Part 11

48.8K 1.5K 16
                                    

Derap sepatu terdengar begitu nyaring di dalam sebuah gedung yang masih kosong. Devian melangkah dengan tegap dan tatapan lurus ke depan. Jas yang melekat di tubuhnya sangat pas dan terlihat indah nan seksi, membuat tangan kekarnya menjadi jelas terlihat. Bahkan setiap wanita yang melihatnya akan menoleh dua kali ke arahnya. Siapa yang tidak akan terpesona oleh seorang Devian? Si iblis yang menjelma menjadi dewa tampan dengan kadar ketampanan melebihi seratus persen. Semua wanita dengan senang hati menyerahkan dirinya sendiri untuk di miliki oleh Devian walau hanya satu malam.


Devian tidak pernah meminta untuk melakukan hubungan intim kepada wanita manapun, kecuali mereka yang rela dengan sendirinya datang kepada Devian. Itupun Devian harus memilihnya, dan ia tidak pernah asal pilih. Hanya wanita kalangan atas, seperti anak pejabat, model, atau artis lainnya. Dan satu lagi, ia tidak pernah membawa one night stand nya ke mansion miliknya.

Tapi kali ini? Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Ia ingin bersama Esther? Wanita yang bahkan bukan dari kalangan atas, dan ia hanya seorang pelayan cafe yang terlilit hutang ratusan juta. Bayangkan, Devian tertarik kepada wanita itu? Dan bahkan Devian sendiri yang meminta? Ini sungguh pencoretan harga diri yang mendalam bagi dirinya. Tapi ia tidak peduli, ia ingin menyalurkan hasrat terpendamnya dan ia sudah melakukannya.

Namun, hingga saat ini ia belum merasa puas atas apa yang sudah ia lakukan terhadap Esther. Ada rasa panas yang membara di dalam dadanya saat mengetahui bahwa Esther bersahabat dengan Ricky.  Sepertinya ada cemburu yang menyulut menjadi sebuah amarah yang tidak tertahankan. Ada rasa tidak rela ketika ia tahu bahwa Esther tertawa bahagia bersama pria lain selain dirinya.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pintu mengalihkan lamunan Devian.

"Permisi tuan Devian, ada berkas yang harus anda tanda tangani." Seorang wanita muncul dengan rok di atas lutut yang dipadu padankan dengan kemeja hitam yang terlalu ketat, sehingga membuat payudaranya benar-benar terbentuk dan jelas terlihat karena kancingnya sedikit terbuka.

Devian mengambil berkas yang dipegang oleh Linda, salah satu sekretarisnya. Selesai menandatangani, Devian langsung mengibaskan tangannya pertanda bahwa wanita itu harus segera keluar. Terlihat wanita itu sangat kesal karena ia tidak berhasil menggoda bos besarnya itu. Ia segera keluar dengan langkah yang dihentakkan seperti pasukan paskibra.

"Bagaimana?" Tanya seorang perempuan dengan rambut pirang yang sudah menunggu di depan pintu ruangan Devian.

"Gagal!" Linda mendengus kesal karena aksinya menggoga Devian gagal.

"Padahal aku sudah pakai baju super seksi dan ketat. Aku berharap agar tuan Devian melirikku lalu ahh.. Sudahlah." Wanita itu terlihat lesu. Berjalan dengan gontai menuju meja kerjanya.

"Apa jangan-jangan tuan Devian penyuka sesama jenis?" wanita berambut pirang itu menahan tangan Linda untuk tidak segera melanjutkan langkahnya.

"Itu tidak mungkin, Sher. Selama ini kan ia selalu membawa one night standnya ke hotel. Mana mungkin dia penyuka sesama jenis." Linda menanggapi dengan malas lalu melanjutkan langkahnya.

"Bisa saja itu hanya topengnya untuk menutupi identitas dirinya. Sekarang aku bertanya padamu, kau sebagai sekretarisnya yang jelas-jelas satu lantai dengan tuan Devian apakah ia pernah membawa seorang wanita kemari?" Tanya Sherli dengan antusias menunggu jawaban dari Linda.

DEVIAN & ESTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang