08.

5K 385 4
                                    

jam sudah menunjukkan jam 5 pagi hari, seperti biasa alvin sudah mandi dan sholat jam 4 tadi.

alvin sudah bersiap saat sudah selesai sholat tadi langsung mengganti bajunya.

suara jam terus berdetak sedari tadi Alvin lagi menghacker perusahaanya yang dulu.

kalau tidak dari mana dia mendapatkan uang, dia tidak mau memakai uang di berikan affrian padanya.

jam sudah pukul 06.20 memastikan laptop dan meletakkannya dalam ranselnya.

Alvin keluar dari hotel yang bernama hotel Ambiga itu.

saat ingin keluar dari gerbang hotel, tiba' seseorang menepuk pundaknya dengan reflek Alvin berbalik menatap pria yang berwajah datar.

Alvin mengangkat sebelah alisnya menatap pria asing di depannya "ada apa?"

pria yang berwajah dingin tadi hanya diam dan menunjuk motornya yang berada di parkiran hotel yang dia inapi tadi malam.

seakan mengerti Alvin menggeleng "gue gak kenal lo"ucapnya dan berjalan menuju kang ojek yang dia pesan tadi.

"tidak mengenaliku, huh?" Gumam pria dingin itu.

setelah berkendara kurang lebih 15 menit akhirnya Alvin sampai,
masuk ke dalam sekolah setelah membayar ongkos.

masuk ke dalam gedung sekolah yang masih sangat sepi, masuk ke dalam kelas dan melipat tangannya di atas meja untuk tidur.

hari ini entah kenapa tubuhnya sangat lemas dan kepala sangat pusing.

beberapa menit berlalu kelas yang tadinya hanya beberapa orang sekarang sudah penuh, termasuk rayan yang sudah enteng duduk di kursinya sambil memandang Alvin yang sedang tidur.

tak lama seorang guru masuk dan mengajar pelajaran sejarah, 3 jam sudah berlalu waktunya jam istirahat.

saat ingin membereskan alat tulisnya ke tas, tak sengaja lengan rayan bersentuhan dengan tangan Alvin yang lumayan panas dan menggigil.

rayan menegakkan tubuh Alvin secara cepat, karna lemas Alvin jatuh ke dada bidang rayan, rayan mengecek suhu tubuh Alvin.

dan benar saja tubuhnya sangat panas terutama wajahnya yang putih sekarang sudah berwarna merah tomat.

rayan mengambil hp miliknya dan menghubungi Alan kalau Alvin sakit di kelas, setelah beberapa menit Alan datang dengan raut wajah khawatir.khawatir? yang benar saja.

"ray gue pinjem mobil lo bisa nggak" rayan tak menjawab tapi mengangguk singkat dan memberikan kunci mobilnya.

Alan menggendong Alvin ke mobil Rayan untuk ke mansion.
karna kalau ke rumah sakit Alvin akan kabur lagi darinya. pikirnya

....

sampai ke mansion di dalam benar benar sepi hanya ada beberapa maid dan bodyguard di luar dan dalam.

"bi tolong panggil dokter fardan, cepat" salah satu maid menelfon dokter yang memeriksa Alvin beberapa waktu yang lalu.

"tuan Alvin hanya terkena demam tinggi dan maag, mungkin 3 hari sampai 5 hari akan sembuh tuan muda, saya sudah menulis obatnya anda hanya perlu membelinya di apotik" ucap dokter fardan setelah menginfus tangan Alvin dan mengompres tubuhnya dengan kain basah.

"berikan ke salah satu maid" ucapnya saat dokter fardan ingin memberikan kertas itu pada alan, dokter itu mengangguk dan pamit pergi.

Alan menatap adiknya itu dengan tatapan kosong, dia sudah mengantikan baju alvin dan dapat dia lihat bekas cambuk dan jahitan di tubuhnya.

"ada apa dengannya? aku tak pernah melihat ayah mencambuknya atau memukulnya, di lihat dari bekas cambuk itu kelihatan baru 1 atau setengah tahun kebelakang" batinya yang terus berpikir pada bekas yang berada di pundak dan bekas luka di bagian perut Alvin.

"aku harus bertanya pada abang dan papa nanti malam" ucapnya dan berdiri dari kasur yang sedang di tiduri oleh Alvin, mencium kening Alvin dan keluar dari kamar yang lumayan gelap menutup pintu secara perlahan dan pergi menuju kamarnya.

"kenapa dia memiliki luka?  kami hanya mengatakan hal buruk saja padanya dan sesekali memandikan di kolam. apa yang sebenarnya terjadi?"

Transmigrasi kevin or alvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang