❝ Kalau lo butuh bantuan, I'll help you. ❞
❝ So, can you help me? ❞ Delacey menyeringai. ❝ My lips wanna taste yours. ❞
Jeaven mendekatkan wajah, mempertemukan bibir Delacey dengan miliknya.
❝ As you wish, My Lady. ❞
•••
Seolah tertelan semesta be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk melewati koridor sekolah saja, Delacey perlu menghadapi tatapan-tatapan dari para siswa yang berada di sana. Entah apa arti dari tatapan itu, Delacey merasa sangat tidak nyaman. Tapi yang pasti ia kembali menjadi sorot perhatian setelah berita kematian Oscar menjadi topik perbincangan di sekolah.
"Stop staring at her or you won't be fucking able to use your eyes anymore."
Adalah gertakan dari laki-laki yang setia berjalan di sebelah Delacey, merangkul bahu gadis itu erat-erat. Jika bukan karena tatapan sengit Jeaven, mungkin mereka tidak akan menunduk atau mengalihkan perhatiannya dari Delacey.
Delacey yang juga tidak tahan akhirnya bersuara, "I didn't kill my fucking ex boyfriend, so stop looking at me like I'm a fucking murderer."
Tidak hanya Jeaven yang menjadi pelindung Delacey sekarang, Agatha dan Larissa pun turut membantu menyingkirkan pasang mata menyebalkan yang menatap Delacey seolah ia adalah pembunuhnya.
Delacey sebenarnya tidak peduli bagaimana mereka memandanginya, toh dari dulu ia memang public enemy di sekolah karena sering membuat masalah.
Hanya saja kali ini ia merasa tidak nyaman dengan banyak orang menatapnya.
Karena bisa saja, salah satu dari pasang mata itu adalah pelaku di balik ini semua.
Bahkan Delacey belum sempat berkencan dengan Jeaven setelah mereka memutuskan mengikat hubungan sebagai pasangan karena kematian Oscar. Selain ia takut seseorang membunuhnya, ia juga mencemaskan jika lelaki yang kini duduk di sebelahnya ikut terkena getahnya.
Delacey mencemaskan apabila lelaki yang berkomitmen melindunginya justru berakhir mengenaskan karena psikopat yang sampai sekarang Delacey belum tahu siapa. Bahkan para polisi sampai saat ini belum berhasil menemukan pelaku yang telah menabrak Oscar atau pun yang menculiknya waktu itu.
"Kamu mencemaskan sesuatu lagi?" tanya Jeaven lembut.
Jika bukan karena guru biologi yang seharusnya mengajar pagi ini berhalangan hadir—sehingga tidak ada kelas pada jam pertama—mungkin Jeaven tidak akan menuruti keinginan Delacey untuk berdiam di atas rooftop sekolah sambil memandangi seluruh area sekolah yang tampak sangat kecil dari atas sana.
Belum sempat Delacey menjawab pertanyaan lelaki di sampingnya, Jeaven tiba-tiba saja berlutut di sebelah gadis itu. Delacey mengernyit heran, menundukkan kepala hingga menyadari jika lelaki itu sedang mengikat tali sepatunya yang lepas.
Bahkan perhatian kecil itu sanggup membuat Delacey tersenyum sekarang.
"Thanks," balas Delacey pelan saat Jeaven kembali berdiri menghadap ke arahnya. "Sepertinya sebelum pelaku sebenarnya ketangkep, aku gak bakal tenang," terang Delacey, menyahut pertanyaan Jeaven sebelumnya.
"Dia bakal ketangkap," balas Jeaven yakin. "Trust me."
Jika biasanya Delacey akan menyahut dengan segala kekhawatirannya, entah mengapa kali ini pikirannya menjadi lebih positif setelah mendengarkan kalimat yang dilontarkan Jeaven baru saja. Delacey terkekeh, "I trust you."
"I love you."
Sontak Delacey mendorong Jeaven usai menyahut demikian. Seharusnya Jeaven cukup membuatnya tenang sekarang bukan salah tingkah, apalagi sampai membuat wajahnya merah seperti kepiting. Delacey akui ini sangat berlebihan tapi entah mengapa tiga kata dari bibir Jeaven itu mampu mengundang kupu-kupu di perutnya bangun untuk menggelitikinya.
Jeaven terkekeh gemas melihat tingkah Delacey sampai dia berkata, "Anyway, I have something for you, Lady."
"What's that?"
Delacey mengerutkan dahinya dalam saat Jeaven mencoba merogoh sesuatu dari saku kemeja sekolahnya. Hingga sesuatu kecil berkilau dan cantik keluar dari sana. Sebuah gelang dengan gantungan bola kristal berwarna merah yang sangat menarik perhatian.
Sempat Delacey mengira itu adalah gelang couple sampai Jeaven langsung mengklarifikasi, "Mungkin ini bisa dibilang terlambat. Tapi aku tetap ingin mencegah sesuatu yang buruk terjadi."
"Memangnya itu gelang apa?"
Sebelum Jeaven merespons, lelaki itu meraih pergelangan kiri Delacey. Ia tidak keberatan ketika Jeaven memasangkan gelang indah itu ke tangannya. "Bola kristal di gelang ini bisa dibilang semacam alarm kalau ditekan." Delacey cukup terkejut ketika arloji di pergelangan tangan Jeaven tiba-tiba saja berbunyi begitu lelaki itu menekan bola kristal di gelang yang ada di tangannya sekarang.
"Wow canggih sekali," sahut Delacey agak norak karena cukup keren baginya gelang itu bisa terkoneksi ke arloji Jeaven. "Tapi kenapa?"
"Semisal kamu berada dalam bahaya tapi aku gak ada di sekitarmu... tekan saja bola kristal di gelang ini," tutur Jeaven, "Tapi aku pasti akan selalu di sampingmu. Semua ini hanya untuk berjaga-jaga dan waspada karena...."