⚠️ Hati-hati typo bertebaran.
Happy reading ~
‼️Sebelum baca, harap vote terlebih dahulu.‼️
***
Ara turun dari mobilnya dengan telinga yang tersumpal earphone. Beberapa murid yang menatapnya dengan tatapan benci itu ia hiraukan.
Ia tak peduli saat samar-samar mendengar bisikan, atau lebih tepatnya sindiran yang dilayangkan padanya. Ara tak peduli.
Atensi Ara saat ini hanya kepada para sahabatnya yang memang telah tak menganggap nya. Ara terkesiap saat tangan seseorang menyentuh bahunya.
"Lo ngapain di sini, anjir."
Ara menoleh, menatap Andre dengan ekspresi datarnya. Ara memutar bola matanya malas saat Andre tertawa ke arah nya.
"Kalau di-" Ara pergi begitu saja tanpa mendengarkan Andre menyelesaikan ucapannya.
"Ara! Tungguin!" Andre berlari mengejar Ara yang sudah sedikit jauh.
Setelah menjajarkan langkah mereka berdua, Andre mengulurkan sebuah coklat kepada Ara yang kini justru memandangi nya kebingungan.
"Coklat?" Ara melepaskan earphone nya.
Andre mengangguk pelan. "Tenang nggak ada racun nya kok. Ambillah gue beli ini buat menghibur orang yang lagi galau."
Bibir itu mencebik kesal, namun tangannya tetap menerima coklat itu dengan senang hati, membuat pemuda itu menarik senyuman nya dan mengacak rambut Ara.
"Siapa yang galau?"
"Siapa lagi kalau bukan nyonya muda Alfarendra?" Ucap Andre dengan ekspresi tengil nya.
"Berisik!"
Andre tertawa kencang, namun tak lama karena ada yang memanggil nama gadis di sampingnya saat ini.
"Ara!"
"Hyunsik? Agnes? Lo pada ngapain, anjir." Ucap Ara setelah mendapati Hyunsik dan Agnes berlari ke arahnya.
"Ke kelas bareng yok ama gue, Andre biar sama Hyunsik. Oh ya, biarin aja orang-orang yang ngomongin Lo, jangan kepancing emosi. Kan lumayan Lo dapat pahala karena banyak yang ngomongin Lo."
Selama di perjalanan Agnes berbicara panjang lebar agar Ara tak mendengarkan kata-kata sindiran yang di lontarkan ke arahnya.
Mereka berempat masuk ke kelas mereka. Semua mata tertuju ke arah mereka, namun mereka hiraukan. Mereka langsung duduk di tempatnya masing-masing.
Ara duduk di tempat duduknya yang bersebelahan dengan tempat duduk Sing. Ara hanya diam dan memainkan handphone nya tanpa mengucapkan satu atau dua kata pun.
"Ra-" Sing yang hendak ingin memulai berbicara berhenti saat suara cempreng Agnes memanggil Ara.
"Ara! Ke kantin yok, kata Lex nanti jam kosong." Ajak Agnes yang di angguki Ara.
"Gue ikut." Entah sejak kapan Andre sudah berada di samping Agnes.
"Hilih, ngikut Mulu Lo kuda nil!" Sinis Agnes.
***
Andre tak berhenti tertawa saat tubuhnya di peluk erat oleh Ara. Andre menjahili Ara dengan cacing di tangannya.
"ANDRE!! BUANG NGGAK CACING NYA!" Seluruh bulu kuduk Ara berdiri.
"Ngapain gue buang, orang lucu gini kok." Andre kembali mendekatkan cacing itu ke wajah Arah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Bisa Di Tebak
Teen FictionCerita ini sangat-sangat tidak nyambung. Jadi maklum saja jika alur nya kemana-mana :) Terkadang cinta itu datang secara tiba-tiba tanpa ada yang memanggilnya,dan juga Terkadang hubungan persahabatan antara cewek dan cowok berubah menjadi Cinta,iya...