CHAPTER 29

29 7 3
                                    

⚠️ Hati-hati typo bertebaran.

Happy reading ~

‼️Sebelum baca, harap vote terlebih dahulu.‼️

***

Jam sembilan pagi Ara masih bergelut dengan selimutnya, untunglah hari ini hari libur. Sekolahnya di liburkan 2 hari.

Yang Ara lakukan hanyalah berguling di kasur, makan dan tidur. Mandi? Itu tidak termasuk di dalam daftar list yang harus dirinya lakukan selama berlibur, dan... Sekarang hujan, ngapain mandi, yang ada dirinya akan mati membeku, sukur-sukur kalau punya pacar, jika dingin tinggal minta peluk, lah ini jomblo dari lahir ingin minta peluk sama siapa? Andre, cihh tidak Sudi.

Ara beranjak dengan malas, membawa handuk di pundak dan masuk ke kamar mandi, untuk cuci muka dan gosok gigi, padahal di luar hujan tapi dirinya harus keluar. Dirinya kemarin sudah membuat janji untuk menemani Agnes ke perpustakaan, mustahil untuk membatalkan hanya karena hujan sebagai alasan, bisa-bisa dirinya nanti akan di teror oleh Agnes.

Siap dengan kegiatan di kamar mandi, Ara beranjak ke lemari pakaian, memilih outfit hangat dan nyaman. Bersiap-siap tidak membutuhkan waktu yang lama baginya. Beruntunglah Ara dilahirkan dengan wajah yang cantik.

"Okey let's go!" Ucapnya semangat, Ara berangkat menuju Mansion Agnes terlebih dahulu untuk menjemputnya. Jika saja kemarin dirinya tidak di ancam maka dirinya tidak akan mau untuk menjemput Agnes.

*Flashback

Waktu jam istirahat Ara tidak pergi ke kantin di karenakan malas. Jadi dirinya hanya terduduk pada kursinya seorang diri, menyanggah pipi nya dengan sebelah tangan nya dengan earphone yang tersumpal di kedua telinganya, sementara kedua mata cantiknya menatap ke arah luar jendela.

Suasana di kelas waktu itu sangat tenang, namun tak bertahan lama saat suara cempreng yang sudah tak asing bagi Ara berteriak memanggil namanya.

"ARA!!"

Ara melepaskan earphone nya lalu menyimpan nya ke dalam tas.

"Ra, Lo tahu nggak?"

"Nggak."

"Ouh, sama kalau gitu."

Seketika Ara memandang Agnes aneh. Ini temanya kenapa dah?

"Kalau Lo di sini cuman mengganggu ketenangan gue, mending Lo pergi sama yang lain sono." Usir Ara.

"Jahat sekali anda mengusir saya, memangnya anda siapa?" Ucap Agnes.

"Nggak usah sok formal."

"Ya terserah gue lah."

"Terserah!"

"Ara!"

"Apa!?"

"Besok kan libur tuh, anterin gue ya?"

"Kemana?"

"Perpus, mau cari buku referensi. Minggu depan udah ujian nasional, kalo Lo lupa."

Ara memukul dahinya sendiri, tanda ia memang benar-benar melupakan tentang ujian itu. Hei, saat terlalu banyak hal lain yang memenuhi pikiranmu, tidak ada tempat lagi untuk mengingat neraka dunia bertajuk ujian.

"Skip, males pergi gue besok."

"Ayolah, Minggu depan udah ujian."

"Ajak aja noh si Hyunsik, biasanya juga Lo sama dia."

"Nggak mau, gue bosen sama Hyunsik Mulu."

"Vio? Atau si Helen?"

"Semenjak kejadian itu si Lex sama Zayyan nggak bolehin Vio sama Helen pergi tanpa mereka berdua."

Cinta Tak Bisa Di TebakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang