TANGIS PILU ALVARO

70 5 0
                                    

"Ternyata tidak semua orang memiliki rasa aman dan nyaman di dalam rumah nya"

~Sarah Aulia


Pemakaman Mega telah selesai setengah jam yang lalu. orang orang yang mengantarkan jenazah Mega ke tempat peristirahatan terakhir pun satu persatu mulai pulang kerumahnya. Kini hanya tersisa Alvaro dan Starla di makam yang masih basah tersebut.

Isakan mulai keluar dari mulut Alvaro ketika di makam Mega hanya ada dirinya dan Starla. Bahu nya bergetar, air mata nya semakin deras begitu Starla menyentuh bahu nya.

Starla berjongkok lalu mengelus pundak sahabatnya "nangis aja sepuas Lo, gue bakal temenin Lo disini"

Untuk pertama kalinya Starla melihat Alvaro menangis. Pria yang selalu ia lihat kuat dan ceria kini menangis bergetar di makam ibu nya. Tidak ada lagi Alvaro yang suka bercerita seperti dulu.

Terlalu lama sibuk dengan lamunannya membuat Starla tidak sadar bahwa Alvaro sudah mengulurkan tangan nya sambil berdiri seolah mengajak Starla ikut berdiri.

"Mau sampai kapan ngelamun?"

Starla tersentak mendengar suara Alvaro, ia menatap Alvaro yang ternyat sudah ingin pulang. Starla tersenyum lalu menerima uluran tangan Alvaro untuk berdiri.

"Kak Rev sama pak Reyhan udah dirumah aku"

Starla menghentikan langkahnya, jika bertemu dengan mereka maka itu artinya ia akan di paksa pulang.

"Mereka tau kok kamu ada sama aku, dan mereka juga gak akan paksa kamu untuk pulang" ujar nya seolah mengerti isi kepala Starla

Mendengar ucapan Alvaro membuat Starla kembali melanjutkan langkahnya untuk pulang ke rumah Alvaro.

Sesuai dengan ucapan Alvaro, di hadapan mereka kini sudah menjulang tinggi dua orang pria yang dikenalinya. Reyhan berjalan maju lebih dulu diikuti dengan Revan di belakangnya.

"Saya turut berdukacita atas kepergian ibu kamu" Reyhan mengulurkan tangannya begitu juga dengan Revan

Alvaro tidak menjawab ia hanya menerima uluran tangan tersebut lalu mengangguk singkat "mari masuk"

Alvaro mempersilahkan Revan dan Reyhan untuk duduk di sofa ruang tamu, baru saja ingin ke dapur dengan cepat Starla mencegah nya.

"Biar gue aja yang bikin minum"

Alvaro mengangguk lalu duduk di dekat keduanya. Ketiganya sama sama diam tidak ada yang membuka suara membuat ruangan yang sunyi semakin senyap.

Tring ting tring ting

Bunyi dering dari telepon Reyhan membuat Alvaro dan Revan menoleh kearahnya secara bersamaan. Reyhan melihat sekilas siapa yang menelpon dirinya.

"Ikut saya sebentar" perintahnya setelah melihat siapa yang menelpon dirinya. Tanpa menjawab lagi Revan bangun dan berjalan keluar mengikuti Reyhan.

Alvaro menatap heran keduanya, tidak seperti biasanya yang tidak penasaran dengan urusan orang lain. Kali ini Alvaro merasa ada yang aneh dengan kedua nya membuat ia ikut bangkit dan keluar untuk mendengarkan pembicaraan mereka.

CINTA UNTUK STARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang