"Kamu terlalu indah untuk bisa aku lupakan"
~Sarah Aulia
"Ada yang kalian sembunyikan dari aku? kemana Alvaro?"
Dari pagi Starla terus saja menanyakan tentang Alvaro, bukan nya menjawab mereka semua malah dengan sengaja terus mengalihkan pembicaraan membuat dirinya kesal.
Ini adalah hari kedua semenjak Starla sadar dari koma nya. Di ruangan nya saat ini hanya ada Reyhan, Revan dan Atlas, yang lain nya mengatakan bahwa akan datang nanti sore.
Ketiga nya saling tatap lalu mengangguk bersamaan. Reyhan maju lalu memberikan sebuah kertas dari Alvaro untuk Starla.
"Mungkin kertas ini bisa menjawab semuanya"
Starla dengan cepat menerima kertas dari Reyhan dan membaca nya dengan teliti.
"Sweet seventeen untuk Starla Az Zahra, aku Alvaro Fernando minta maaf karena gak bisa ucapin secara langsung untuk tahun ini dan tahun tahun berikutnya. Sebelum kamu baca surat nya lebih lanjut aku mau kamu janji kalo kamu gak akan nangis dan gak akan salahin diri kamu sendiri.
Hai Starla kalo kamu udah baca surat ini itu tanda nya aku udah gak ada di dunia ini dan kita gak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya, Starla maaf karena telah mengingkari janji aku untuk gak pernah tinggalin kamu tapi aku gak pernah ingkar untuk selalu ada bersama kamu selamanya, dengan jantung aku yang ada di kamu aku akan selalu ada temenin kamu kapan pun dan dimana pun kamu berada. Aku minta maaf karena pernah buat kesalahan sampai kamu benci aku, maaf karena pernah egois untuk memperjuangkan perasaan aku ke kamu, maaf karena telah menaruh perasaan sama kamu dan menganggu hubungan kamu dengan Atlas, aku janji setelah ini aku gak akan melakukan itu lagi. Aku juga mau ucapkan terimakasih untuk kamu yang setia menjadi teman sekaligus sahabat untuk anak haram ini, makasih sudah mengulurkan tangan kamu untuk membawa aku keluar dari semua ketakutan aku dulu, terimakasih untuk anak kecil yang selalu membela aku saat orang lain bilang aku anak haram. Aku salut sama kamu karena disaat semua orang menjauhkan aku karena status aku yang selalu di cap sebagai anak haram tapi kamu dengan senyum riang nya datang mengajak aku berteman sambil memberikan plester pink untuk luka yang ada di lutut ku saat itu. Terimakasih karena sudah menjadi obat untuk aku sehingga aku jatuh cinta sama kamu. Dan untuk yang terakhir terimakasih telah mengizinkan aku jatuh cinta sama kamu dan menjadikan kamu sebagai cinta pertama sekaligus cinta terakhir untuk aku si anak haram ini.~Alvaro
Tanpa sadar Starla meremas kertas yang sudah dibaca nya barusan. Tangisnya pecah saat itu juga, ingatan nya kembali pada wajah Alvaro saat terakhir kali dirinya bertemu dengan nya.
Pandangannya memburam menatap tiga pria di dekat nya "sebenarnya aku sakit apa! kenapa aku harus membutuhkan donor jantung"
Revan dan Atlas ikut mendekat berdiri disampin dan di hadapan Reyhan "beberapa bulan yang lalu tubuh kamu dinyatakan memiliki penyakit gagal jantung sejak kecil, awal nya kamu tidak diharuskan melakukan donor jantung tapi karena kecelakaan itu kamu harus melakukan operasi transplantasi jantung sebelum dua puluh empat jam, saat itu kita semua bingung sampai akhirnya Alvaro meminta izin untuk diperbolehkan mendonorkan jantungnya untuk kamu"
Mendengar penjelasan dari Revan membuat tangis nya makin kencang. Ia memukul dan terus menyalahkan dirinya sendiri atas semua fakta yang didengarnya.
"Kenapa kalian izinin Alvaro untuk ngelakuin itu!? kenapa!, harusnya kalian larang dia!"
Darah mulai bercucuran saat Starla menarik paksa infusan yang berada di tangan kiri nya. Revan dan Atlas dengan cepat menahan tubuh Starla saat dirinya mengamuk dan terus menangis.
"Aku udah bunuh Alvaro! aku mau mati aja! aku pembunuh! ayo bunuh aku!" teriak nya dengan suara parau
Revan menatap Reyhan "panggilkan dokter dan katakan jika Starla mengamuk"
Reyhan dengan cepat berlari keluar mengikuti perintah Revan. Tak lama dokter dan beberapa perawat masuk ke dalam di ikuti dengan Reyhan yang panik.
Dokter dengan cepat menyuntikan obat bius pada lengan Starla karena Starla yang semakin tidak bisa ditenangkan. Sekitar lima menit kemudian baru lah Starla tenang dan mulai memejamkan mata nya akibat obat tidur dari suntikan tadi.
"Sekitar tiga jam lagi pasien akan terbangun dan saya minta kalian tetap disini untuk memantaunya"
🌵🌵🌵🌵
.
.
.
.
."Mau ngapain Lo! mau ngatain gue anak haram juga?"
Starla dengan seragam merah putih nya yang saat itu masih berusia sembilan tahun pun menggeleng. Tangan nya mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya dan memberikan plester pink milik nya.
"Gak perlu!"
Starla yang tidak peduli dengan bentakan dari Alvaro pun masih tetap tersenyum lucu. Dirinya jongkok dihadapan Alvaro membuat pria yang berusia sebelas tahun itu hendak menarik kaki nya dari jangkauan Starla, namun kalah cepat saat tangan lembut itu sudah menahan nya lebih dulu.
Alvaro hanya diam, sesekali ia melirik ke arah Starla yang tengah menempelkan plester tadi pada luka nya. Setelah dirasa selesai Alvaro langsung bangkit membuat Starla terjatuh ke tanah.
"Udah kan sekarang pergi! ini tempat gue!"
Starla masih diam dan terus menatap Alvaro dengan mata polos nya. Justru tatapan itu malah membuat Alvaro semakin kesal apalagi Starla hanya diam tidak menjawab semua ucapannya dari tadi.
"Lo bisu dan tuli!? gue bilang pergi, dari tadi juga gue tanya malah diem aja!"
Kedua kali nya Starla kembali mengulurkan tangannya "aku Stala!"
"Hahahaha" tawa Alvaro pecah saat mendengar gadis kecil yang ternyata belum bisa mengucapkan huruf R
Raut wajah nya berubah kembali "udah kan! udah sana pergi!"
"Ayo kita belteman!" ajak nya semangat
Dahi nya mengerut heran, selama hidup Alvaro tidak pernah ada anak kecil yang mengajaknya berteman "kenapa Lo mau temenan sama gue? Lo gak malu temenan sama gue? Lo dengar kan mereka tadi bilang gue apa? ANAK HARAM" tekan nya
Dengan tangan yang masih setia terulur pun Starla kembali membuka suara nya "aku mau ajak kamu temenan kalena kita sama sama punya luka! lihat!"
Starla menunjukan betis nya yang terdapat luka baru akibat cambukan dari Meli. Alvaro meringis melihatnya "kenapa bisa luka? Lo pasti nangis pas luka"
Starla menggeleng "semalam mamah sabet aku pake lotan katanya kalena mamah gak suka liat aku yang kelual dali dalam kamal, dan aku gak nangis kalena udah biasa lagian kata mamah aku gak boleh nangis atau nanti mamah makin kencang sabet nya"
Alvaro tercengang mendengar nya, dengan cepat ia menerima uluran tangan Starla "gue Alvaro, panggil gue Varo, mulai sekarang kita temenan!"
"Valo!" panggil nya
Alvaro berdecak sebal "Varo, pake R bukan L!"
"Valo, Valo, Valo!" ujar nya terus berusaha
Kesal karena tidak berhasil membuat Starla memilih menyerah "nama kamu susah tau! aku gak bisa! aku panggil kamu Al aja ya"
Sejak saat itu dua anak yang sama sama memiliki kehidupan yang keras dan luka yang dalam mulai berteman dan saling mengobati satu sama lain.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA UNTUK STARLA
AcakTransmigrasi mungkin kedengarannya hanya ada di dunia novel saja, namun ternyata tidak. Starla benar benar mengalami hal seperti itu, setelah dirinya melakukan percobaan bunuh diri bukan nya pulang ke kehidupan selanjutnya Starla malah harus nyasar...