KITA BERTEMU LAGI ATLAS

101 5 0
                                    

"Mengapa disaat aku sudah berhasil melupakan mu, tapi kamu malah datang ke mimpi ku seolah melarang ku untuk bisa melupakan mu"

~Starla


"Lalu apa tujuan kalian kemari, saya yakin ada tujuan lain dari kalian selain ingin menjelaskan ini semua" ujar nya setelah terdiam cukup lama

"Saya ingin mengetahui dimana mamah dan kakak saya di penjara"

Starla dengan cepat menjawab, ia sudah pegal dari tadi selalu di wakili oleh kekasihnya, kali ini dia dengan berani menjawab ucapan papah nya.

Untuk kedua kali nya Theo dibuat terkejut "kamu sedang bercanda?"

Starla menggeleng keras "tidak"

"Hanya orang bodoh yang ingin bertemu dengan seseorang yang sudah menyiksa dirinya" jawab nya menatap remeh Starla

Starla mengangguk "ya, anda benar saya memang bodoh, dan orang yang anda bodoh barusan adalah anak kandung anda sendiri, anda tidak lupa kan jika darah anda mengalir di dalam tubuh saya selama enam belas tahun"

Baru saja Theo ingin membuka mulut nya, suara dari luar sana sudah lebih dulu terdengar "jadi papah punya anak lain selain Revan sm Starla?"

Sontak mereka semua menolehkan kepalanya ke depan pintu rumahnya, disana sudah berdiri pria tinggi dengan baju santai nya.

dia Revan Pramudipta, atau panggil saja Revan manusia humoris penuh dengan candaan, putra tunggal dari pasangan Theo dan sonia.

Sonia melotot mendengar ucapan anak nya yang tiba tiba "kamu ini loh kebiasaan, masuk tuh ucap salam dulu bukan nya langsung nyaut gitu aja"

Revan cengengesan sendiri, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal "ya aku kan kaget mah"

Theo menepuk sebelah nya, mengisyaratkan anak nya untuk duduk di sebelahnya, tanpa di suruh dua kali Revan sudah duduk anteng disana.

"Dia siapa lagi pah?" tanya nya menunjuk starla

"Starla, adik kamu"

"Kat"

Sebelum Revan menjawab lagi Theo sudah lebih dulu menjelaskan semuanya, melihat Starla yang diam saja seperti tidak ingin menjelaskan apapun kepada Revan.

Setelah mendengar penjelasan dari Theo, Revan tersenyum senang, ia berdiri dan hendak mendekati Starla, melihat pria yang dipanggil Revan tadi berdiri mendekati nya membuat Starla semakin memepetkan tubuh nya pada sang kekasih.

Atlas dari tadi hanya diam menatap pria tinggi di hadapannya, tidak lebih tepat nya dihadapan kekasihnya, ia merasa ada yang aneh dengan pria ini, sikap humorisnya seperti tidak asli, entah lah ia juga tidak tau.

Teriakan Revan yang tiba tiba membuat mereka semua terkejut "aaaaa aduh mamah sakit"

Ia mengelus telinga nya berkali kali saat rasa sakit menyerang telinga nya, jeweran mamah nya masih sama ternyata, sama sama menyakitkan.

"Kamu tuh anteng kenapa sih, liat tuh adik kamu gak nyaman sama sikap kamu" omel nya sambil berkacak pinggang

Starla kembali bersuara "maaf om tolong jawab dulu pertanyaan saya"

"Yang mana?"

"Di mana keluarga saya di penjarakan?"

"Lebih baik kita makan saja bersama" ujar nya hendak berdiri

Sonia menahan tangan suami nya, ia menggeleng tidak setuju, bagaimanapun juga Starla berhak tau tentang keluarganya.

"Mereka di penjarakan di satu tempat khusus yang orang lain tidak akan tau, tapi saran papah kamu harus persiapkan diri terlebih dahulu sebelum melihat kondisi mereka"

Starla mengangguk, mungkin yang dimaksud nya adalah tangan mereka yang sudah tidak ada satu, di rasa suasana tidak terlalu tegang, Sonia berdiri.

"Mau ikut mamah gak? kita masak kue di dapur"

Starla terdiam, menatap Atlas, Atlas mengangguk, menyetujui nya, tak lama Starla pun ikut berdiri saat tangannya ditarik lembut oleh Sonia.

"Mamah aku ikut"

Sonia kembali menatap tajam anak putra nya "kamu mau jadi perempuan? udah sana yang laki laki ngobrol aja disini"

"Papah gak bisa, mau ke kamar sebentar, ada pekerjaan sedikit" imbuhnya lalu pergi setelah Sonia dan Starla pergi ke dapur

Atlas masih terdiam, kali ini ia merasa suasana di ruangan ini berubah menjadi tegang, Revan duduk tepat di hadapan nya sekarang, raut wajah nya berubah menjadi serius.

"Apa kabar? kita bertemu lagi Atlas, ah tidak lebih tepat nya saya yang bertemu lagi dengan kamu" ujar nya dengan nada dingin

Atlas masih terdiam walaupun dirinya sedikit terkejut mendengarnya saat Revan mengetahui nama nya.

🌵🌵🌵🌵

.
.
.
.
.

Sonia menghentikan gerakannya saat melihat Starla yang diam saja dari tadi "kamu kenapa Starla?" tanya nya dengan lembut

Starla tersenyum "aku mau minta maaf buat semuanya, maaf atas kehadiran aku di dunia ini dan maaf atas segala perbuatan mamah aku yang udah jadi orang ketiga dalam rumah tangga tante"

Sonia ikut tersenyum, mengelus rambut Starla "kok manggil nya tante sih, panggil mamah aja biar sama kayak Revan"

Setelah nya ia menarik tangan Starla berniat mengajak Starla duduk di meja makan di dekat nya, ia masih tersenyum membuat wajah nya semakin cantik.

"Jujur saja saat papah kamu jujur kalau mereka memiliki hubungan lagi dibelakang mamah, mamah sangat marah, kecewa, hancur, sedih semuanya menjadi satu, namun mamah gak bisa berbuat apa apa, semuanya sudah terjadi, tapi kekecewaan itu berubah menjadi amarah saat mamah mengetahui papah kamu tidak ingin tanggung jawab dengan Meli, kami sempat bertengkar karna mamah memaksa papah kamu untuk menikahi Meli, namun ia tetap tidak mau, akhirnya kami membuat kesepakatan untuk mengambil kamu saja dari Meli, papah kamu setuju, tapi semuanya tidak bisa di lakukan karna mamah kamu yang tiba tiba saja menghilang seolah ditelan bumi" jelas nya tanpa jeda

Starla menatap haru wanita di hadapannya, sungguh papah nya adalah pria bodoh yang tega menduakan Sonia dengan wanita lain.

Air mata nya luruh membuat penglihatan nya memburam "mamah gak benci sama aku?"

Sonia menggeleng, sungguh ia tidak pernah memiliki pikiran seperti itu "untuk apa mamah benci kamu, kamu tidak salah, kedua orang tua kamu yang salah, namun salah bukan harus untuk dibenci Starla"

"Saat mamah mendengar kabar kalo kamu sudah tidak ada, separuh hidup mamah seperti ikut pergi, dan hari ini separuh hidup mamah seperti kembali lagi karena kehadiran kamu di sini"

Tangis Starla pecah, entah seperti apa didikan orang tua Sonia hingga membuat Sonia sebaik ini, Sonia menarik Starla ke pelukannya, mengelus punggung bergetar milik gadis remaja tersebut.

Sedangkan dibalik sana Theo memperhatikan semuanya sedari tadi, niat nya ia ingin mengambil air dingin di dalam kulkas, namun langkahnya terhenti saat mendengar Starla yang mengucapkan maaf membuat dirinya penasaran dan memilih berdiam diri.

"Terimakasih untuk semuanya Sonia, terimakasih juga untuk kamu Starla karna sanggup bertahan hidup walaupun di raga orang lain, maaf untuk semua kesalahan yang aku perbuat Sonia, Starla" batin nya

tbc

CINTA UNTUK STARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang