Satu malam telah berlalu, Way masih terbaring di ranjang rumah sakit, atas permintaan Pete, Way akhirnya menempati ruangan VIP dengan fasilitas lengkap.
Rekan-rekan tim X-Hunter bergantian mengunjungi Way yang belum bangun dari tidurnya. Sementara Pete tidak pernah beranjak dari ruangan itu, pekerjaannya dia selesaikan melalui jarak jauh. Teman-teman Way cukup heran dengan kehadiran Pete diruangan itu,
"Khun Pete, keadaan sudah baik-baik saja. Kami akan menjaga Way disini, jadi Khun bisa pergi"
"Tidak apa-apa, aku akan tinggal disini"
Jawaban Pete atas pertanyaan Alan cukup membuat mereka semua heran, tapi tidak ingin berkomentar lebih jauh.
Malam itu hampir tengah malam Pete masih terjaga, dihadapannya terdapat beberapa berkas serta laptop yang menyala, ia sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat terabaikan.
Menit demi menit berlalu, suara gesekan kertas, suara ketikan serta suara mesin yang terhubung di tubuh Way menemani Pete.
Hingga Pete menangkap pergerakan di ujung matanya. Pergerakan kecil itu berasal dari jari kanan Way. Pete segera mendekati Way di ranjangnya,
"Way..." panggil Pete pelan
Pete melihat jemari dan kelopak mata pemuda itu mulai bergerak, Pete segera menekan tombol diatas ranjang guna memanggil dokter.
Perlahan kedua kelopak mata Way terbuka, ia mengedip beberapa kali mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Way memandang sekitar, mencerna apa yang terjadi. Hingga akhirnya tatapannya bertemu dengan Pete,
"Way, kau sudah sadar?"
Pete mengangkat lengannya, jemarinya perlahan mengusap pelan ujung pelipis pemuda itu. Senyum tipis terukir dibibir pemuda itu.
Way hanya bisa memandang pemuda yang tengah tersenyum tersebut dengan lemah.
Tidak lama pintu ruang tersebut terbuka, masuklah seorang dokter bersama dengan perawat. Dokter tersebut memeriksa kondisi Way yang baru tersadar pasca operasi, serta menanyakan beberapa hal yang hanya bisa dijawab dengan anggukan serta gelengan dari Way.
Setelah melakukan pemeriksaan, dapat Pete lihat perawat tersebut menyuntikan sesuatu melalui infus Way.
"Kondisi pasien baik, respon fisiknya juga bagus. Kami akan terus memantau kondisi pasien. Untuk saat ini kami beri suntikan untuk mengurangi sakit pasca operasi, pasien perlu banyak istirahat".
Pete mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama. Lalu mengucapkan terimakasih sebelum dokter dan perawat tersebut pergi.
Pete menggenggam tangan kanan Way dengan lembut, Way hanya bisa membalas tatapan Pete dengan kedipan pelan. Mata Way memberat, efek dari obat yang disuntikan padanya membuatnya mengantuk.
'...Pete' gumam-an pelan dapat Pete dengar sebelum mata Way kembali tertutup, tertidur.
Pete menghela nafas pelan, perasaan lega memenuhinya. Pete kemudian membereskan berkas yang berhamburan di meja serta mematikan laptop yang masih menyala. Pete mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada Alan,
'Way sudah siuman'.
Sebelum akhirnya mendudukan diri di sofa di sebelah ranjang Way. Memandang wajah Way dari samping hingga tak lama mata Pete pun terpejam.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
What If...
RomanceBagaimana jika kisah PeteWay tidak berakhir seperti di series? Hanya karya yang tercipta dari kegalauan salah seorang penonton yang memiliki ekspetasi indah untuk kisah PeteWay. Yang tidak terima akhir kisah PeteWay yang tragis bahkan sebelum mereka...