16. Hutan

844 101 3
                                    

Ketika Pete mengatakan akan menjemput Way dipagi hari, ia tidak menyangka akan sepagi ini. Bagaimana tidak jam baru menunjukan pukul 6.00 ketika ponselnya berdering, Pete mengatakan ia sedang dalam perjalan ke apartemen Way. Seketika Way terbangun dan tergopoh bersiap-siap.

Way pun cukup heran kenapa Pete menjemputnya sepagi ini ditambah ketika Way turun dari apartemen ia melihat Pete mengendarai mobil jenis jeep yang terlihat mencolok dijalan raya.

Way pun cukup heran kenapa Pete menjemputnya sepagi ini ditambah ketika Way turun dari apartemen ia melihat Pete mengendarai mobil jenis jeep yang terlihat mencolok dijalan raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidurlah Pete, perjalanan cukup panjang" Pete menyadari Way yang masih sangat mengantuk di kursi penumpang.

"Cukup jauh? Memangnya kemana kita pergi?"

"Kau ingat pernah bertanya tentang hutan di postinganku? Aku akan mengajakmu ke sana, bukankah aku pernah berjanji mengajarimu memanah?"

"...Kita akan pergi ke hutan?" Way gugup sekaligus bersemangat, sudah lama ia tidak pergi ke alam terbuka.

"Tidurlah, akan ku bangunkan kau nanti" Way terkesima ketika Pete tiba-tiba mendekat hingga berada di depan wajahnya.

Pete memasangkan seatbelt dan menurunkan sandaran kursi Way.

"Tidurlah"

Sepanjang perjalanan Way tertidur nyenyak. Way terbangun ketika mereka memasuki jalan berkerikil dan tidak rata. Way memandang sekitar yang dikelilingi pepohonan rimbun. Akhirnya Way menyadari alasan Pete membawa mobil jeep ini.

 Akhirnya Way menyadari alasan Pete membawa mobil jeep ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur Way sedikit takut melihat hutan ini. Terkesan sangat suram dan menakutkan.

"Pete kau yakin disini tidak ada binatang buas?" Pete tertawa kecil menyadari Way yang menatap sekitar dengan takut.

"Percaya padaku Way. Tidak ada binatang buas disini" Way kembali menelisik sekitar, Pete yang melihat itu mengulurkan tangannya menggangam tangan Way.

"Percaya padaku, I will take care of you"

Tidak lama Pete menghentikan mobilnya di tanah lapang, ia turun dan mengambil peralatan di bagasi belakang.

Way menghirup udara disana, dapat ia rasakan sejuk, segar dan lembab bercampur menjadi satu. Entah mengapa Way merasa 'bebas' sekarang.

Pete mengeluarkan sebuah busur panah dari tas khusus dan merakit busur itu. Pete mendekati Way yang masih menikmati alam sekitarnya.

Way menoleh ketika menyadari Pete mendekatinya.

"Chest guard" Pete memasangkan sesuatu mengelilingi dada Way. Way dapat mencium aroma Pete dari jarak sedekat ini, apalagi Pete membuat gerakan seolah memeluknya.

"Arm guard" Pete menarik lengan kiri Way, memasangkan pelindung lengan itu disana.

Kemudian Pete menjelaskan pada Way bagian dan fungsi dari busur itu. Way mendengarkan dengan seksama, sesekali bertanya bila dirasa binggung.

"Aku akan mencontohkan jadi kau lihat baik-baik" Pete memasang alat pelindung di tubuhnya kemudian mengangkat busur dan anak panahnya.

Pete mengfokuskan pandangannya pada batang pohon yang akan menjadi papan sasarannya sebelum melepas anak panahnya.

Way berdecak kagum melihat anak panah yang dilepaskan Pete mengenai sasaran.

"Your turn"

Way berdiri diposisi Pete tadi, Pete mengajarinya bagaimana cara menggenggam busur dan anak panah itu dengan sabar.

"Lebarkan kakimu, dan fokuskan pikiranmu Way" Way mencoba melakukan semua instruksi yang Pete berikan.

Way mengfokuskan pengelihatannya. Sebelum melepas anak panahnya.

Anak panah itu melesat dan menancap di ujung batang pohon, cukup jauh dari anak panah yang di lepaskan Pete.

"Not Bad, kau harus memperbaiki posisimu"

Pete meminta Way mengangkat busurnya.

"Luruskan lengan" Pete berdiri dibelakang Way.

Way berusaha mengikuti perkataan Pete, namun fokus Way buyar saat ia merasakan tangan Pete di pinggangnya, membatu Way membenarkan posisinya.

"Tegapkan punggungmu Way"
Pete berbicara tepat di telinga Way, hembusan nafas Pete membuat Way merinding.

"Fokus Way"

Tangan kanan Pete berada di pinggang Way sementara tangan kirinya membantu Way meluruskan busurnya.

Syuttt~

Anak panah yang kedua menancap di dekat anak panah milik Pete sebelumnya.

"Good job" Pete memuji Way dengan menepuk kepala belakang Way. Way berdehem menghilangkan rasa gugupnya.

Ada perasaan bangga ketika anak panah Way mampu mengenai target. Pete sesekali memperbaiki posisi Way dan memujinya ketika Way berhasil memanah target.

Beberapa waktu berlalu Way mulai merasa lelah ia pun beristirahat dan bergantian Pete yang mengambil busurnya. Way hanya memandangi Pete yang sedang fokus membidik sasaran.

Hari semakin siang dan matahari pun semakin naik. Pete mulai membereskan peralatan memanah mereka.

"Kemana kita sekarang?" Way merasa Pete mengendari mobilnya semakin masuk kedalam hutan. Jujur Way sudah mulai lapar, ia hanya sarapan sepotong roti dan segelas susu sebelum Pete menjemputnya.

"My second favorite place"

To Be Continued...

What If...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang